Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

A KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020: KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020 Iin Hermayani; Lolita Sary; Christin Angelina
Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH) Vol. 2 No. 3 (2021): Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH)
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.438 KB)

Abstract

Stunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. prevalensi stunting nasional mencapai 37,2%, dengan angka tersebut Indonesia, Kekurangan gizi pada masa golden period (0–2 tahun), akan menyebabkan sel otak anak tidak tumbuh sempurna. Tujuan penelitian ini adalah diketahui Analisis stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, menggunakan pendekatan studi kasus. subjek penelitian adalah ibu yang memiliki aanak stunting usia 12-24 bulan sebanyak 5 informan dan 1 petugas kesehatan Puskesmas Gedong Tataan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth interview), Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam dokumen pribadi, dokumen resmi. Hasil di dapatkan sebagian besar informan memiliki penyakit infeksi pada saat hamil, responden memiliki penyakit infeksi setelah melahirkan dan anak saat bayi balita, Didapatkan reponden sebagian besar tidak pemberian ASI eksklusif dan PMT tidak sesuai anjuran, Didapatkan gambaran sebagian besar responden memiliki ketersediaan makanan dikeluarga yang baik di rumah hanya saja memiliki permasalaahn pada sistem pengolahan makanan sehari-hari, seluruh responden memiliki lingkungan rumah tangga dan keluarga yang baik seperti air yang bersih, tidak bau dan cukup untuk kebutuhan sehari-hari, responden sebagian besar tidak memiliki pengetahuan stunting kecukupan gizi pada saat hamil, setelah melahirkan, sebagian besar responden memiliki aspek sosial dan budaya lingkungan keluarga.
FAKTOR PEMICU PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA WARGABINAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II BANDAR LAMPUNG TAHUN 2024 Samino Samino; Christin Angelina; Dwi Ayu Lestari; Dyah Ayu Siti Utari Pramasasti; Nadya Salsabilla
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i2.27393

Abstract

Penelitian ini menarik kesimpulan dari data yang diperoleh bahwa mayoritas responden berusia 20 tahun dengan sebanyak 5 (13.5%) orang, pekerjaan terakhir yang paling umum adalah sebagai LC/pemandu lagu dengan 12 (32.4%) responden, dan pendidikan tertinggi adalah jenjang SMP/Sederajat yang diikuti oleh 18 (48.6%) responden. Mayoritas responden adalah berstatus janda atau belum menikah, mencapai 15 (40.5%) orang, dan memiliki pendapatan bulanan di atas atau sama dengan 500.000 rupiah, yaitu sebanyak 21 (56.8%) orang. Sebanyak 26 (70.3%) responden mendapatkan narkoba dari teman. Penggunaan narkoba paling umum terjadi dalam kapasitas yang jarang, yaitu 1-3 bulan, dengan 21 (56.8%) responden. Mayoritas keluarga responden merasa kurang mendapatkan kasih sayang, sedangkan mayoritas individu merasa lebih mudah memasuki sebuah komunitas atau kelompok baru setelah menggunakan NAPZA. Selain itu, terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai sebesar 0.000.