Penelitian ini meneliti hubungan antara kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, laporan audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan terhadap kemungkinan perusahaan dalam menerima laporan audit going concern. Sampel didapatkan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data dalam penelitian ini terdiri dari laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga periode yaitu 2009 sampai dengan 2011, dan memperoleh 57 perusahaan sampel. Regresi logistik digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang diprediksikan mempengaruhi kemungkinan perusahaan dalam menerima laporan audit going concern. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa laporan audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan laporan audit going concern yang berarti apabila pada tahun sebelumnya suatu perusahaan telah menerima laporan audit going concern, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk menerima laporan yang sama pada tahun selanjutnya (tahun berjalan). Sedangakan kualitas audit, kondisi keuangan dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan laporan audit going concern. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut, dapat diartikan bahwa KAP berukuran besar ataupun kecil sama-sama mengeluarkan laporan audit going concern pada perusahaan yang kelangsungan hidupnya bermasalah. Selain itu, dapat di intepretasikan juga bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan belum tentu mendapatkan laporan audit going concern, karena hal tersebut masih tergantung kepada pertimbangan profesional auditor yang mengaudit. Begitu juga dengan perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi belum tentu tidak mendapatkan laporan audit going concern, karena pertumbuhan penjualan yang tinggi tidak selalu diikuti dengan laba bersih perusahaan yang tinggi pula. Kata kunci: kualitas audit, kondisi keuangan, laporan audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, laporan audit going concern.