Alvin Hendellyn
Departemen Neurologi, RSUD Wangaya, Denpasar, Bali, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LAPORAN KASUS: HEMATOMA EPIDURAL SPINAL SPONTAN Alvin Hendellyn; Desie Yuliani; Tjokorda Gede Bagus Mahadewa
Callosum Neurology Vol 3 No 1 (2020): Callosum Neurology Journal
Publisher : The Indonesia Neurological Association Branch of Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1874.57 KB) | DOI: 10.29342/cnj.v3i1.96

Abstract

Latar Belakang: Hematoma epidural spinal spontan atau Spontaneous Spinal Epidural Hematome (SSEH) adalah akumulasi darah di ruang epidural tulang belakang yang menekan medula spinalis dan menimbulkan defisit neurologis. SSEH dapat terjadi pada berbagai  segmen medula spinalis. Penyebab dan sumber perdarahan yang pasti hingga saat ini masih belum diketahui. Diagnosis SSEH dapat ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang MRI. Tatalaksana pilihan untuk kasus SSEH adalah laminektomi dekompresi dan evakuasi hematoma. Kasus: Pada kasus ini, pasien datang dengan keluhan paraparesis inferior tipe UMN dan gangguan sensibilitas yang akut tanpa riwayat trauma dan faktor risiko yang berhubungan dengan SSEH. Pasien menjalani laminektomi dan menunjukkan perbaikan klinis yang signifikan. Diskusi: Penyebab SSEH pada kasus ini adalah suatu kavernoma. Pasien pada kasus ini mengalami perbaikan klinis yang signifik setelah mendapatkan tindakan laminektomi. Kesimpulan: Hematoma epidural spinal spontan (SSEH) merupakan kasus yang jarang terjadi tetapi memiliki prognosis yang baik apabila diberikan tatalaksana yang tepat dan cepat. Tindakan laminektomi menjadi pilihan utama tatalaksana pada pasien. Prognosis pada kasus SSEH ini sangat ditentukan oleh status neurologis sebelum operasi dilakukan. Kata Kunci: Paraparesis Inferior, Hematoma Epidural Spinal Spontan, Laminektomi
PROFIL GANGGUAN KOGNITIF PADA PASIEN HEMODIALISIS DI RSUD WANGAYA Christine Alirudin; Alvin Hendellyn; I Ketut Sumada; Desie Yuliani; I Wayan Sunaka
Callosum Neurology Vol 3 No 2 (2020): Callosum Neurology Journal
Publisher : The Indonesia Neurological Association Branch of Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.78 KB) | DOI: 10.29342/cnj.v3i2.97

Abstract

Latar Belakang: Hemodialisis adalah suatu prosedur yang digunakan untuk membantu ginjal melakukan tugasnya mengeluarkan zat-zat dari dalam tubuh. Salah satu dampak dari menjalani terapi hemodialisis adalah penurunan perfusi serebral dan penurunan kecepatan aliran darah otak sehingga dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Gangguan kognitif dan demensia telah banyak dilaporkan terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik terutama yang menjalani terapi hemodialisis. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka profil  gangguan kognitif pada pasien hemodialisis di RSUD Wangaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode potong lintang dan dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2019. Populasi target dan sampel pada penelitian ini adalah semua pasien hemodialisis di RSUD Wangaya yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan kuesioner Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina). Data yang diperoleh ditabulasi dengan menggunakan program SPSS. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan prevalensi gangguan kognitif pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis sebesar 90% dengan domain kognitif yang paling sering terganggu adalah domain  delayed memory (27,5%). Sebanyak 66% yang mengalami gangguan kognitif adalah yang telah menjalani terapi hemodialisis selama lebih dari 2 tahun. Kata Kunci: Hemodialisis, MoCA-Ina, Gangguan Kognitif