AbstractThe aim of the research of the colossal Bandungrejo dance, which was held on the 9th World Dance Day in ISI Surakarta, is to describe the development of artistic creativity developed in the community. The method used in this research is a qualitative which involves the collection of data by using observation, interview, and documentation. The data processing is employed by triangulation techniques. This study uses a sociological approach that considers art as an expression of community groups. The research results show that the colossal Bandungrejo dance is a culmination of different artworks living in the community, and they are compiled into a form of masterpiece dance. The idea of this colossal folk dance is adopted from the legend of Ki Joko Bandung. The structure of dance presentation consisted of introduction, a middle part, climax and closing. It has wide range of motions which consists of symbolic motions, realistic movements (daily-life motions) and motions of some customized characters. The musical compositions accompanied in this colossal dance are popular folk songs, such as Ilir-ilir, Elo-elo narration, Gandrung Kemakmuran, Guyub Rukun Makaryo, and Langgam Rahina.Keywords: colossal dance, folk dance, and creativity AbstrakTujuan penelitian karya kolosal tari Bandungrejo dalam Hari Tari Dunia ke-9 di ISI Surakarta adalah untuk mendeskripsikan perkembangan kreativitas seni yang ada di masyarakat. Metode penelitian yang digunakan bersifat kualitatif, meliputi pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengolahan data dilakukan dengan teknik trianggulasi. Penelitian menggunakan pendekatan sosiologi seni yang beranggapan bahwa karya seni merupakan ekspresi kelompok masyarakat tertentu. Hasil penelitian menunjukkan karya kolosal tari Bandungrejo merupakan kulminasi dari beberapa karya yang ada menjadi sebuah karya yang besar. Ide garap tari kolosal kerakyatan diangkat dari legenda Ki Joko Bandung. Struktur sajian terdiri dari bagian awal, tengah, klimaks, dan penutup. Ragam gerak tari yang digunakan sangat bervariasi terdiri dari gerak simbolis, gerak realis (sehari-hari), dan beberapa gerak yang menyesuaikan dengan karakter tokoh yang ada. Komposisi musikal dan lagu kerakyatan, yakni Ilir-ilir, Elo-elo Gandrung Kemakmuran dan Guyub Rukun Makaryo hingga langgam Rahina menjadi musik pengiringnya.Kata kunci: karya kolosal, tari rakyat, dan kreativitas