Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SULAWESI TENGAH Srilailun K. Naota; Nur Afni; Sriwahyudin Moonti
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.234 KB) | DOI: 10.56338/jks.v2i1.797

Abstract

Penggunaan komputer saat bekerja sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas. Di samping member kemudahan bagi proses produksi, tentunya akan meningkatkan efek samping yang tidak dapat dielakkan yaitu bertambahnya ragam bahaya pada pengguna teknologi itu sendiri. Penggunaan computer dalam waktu yang lama dapat menyebabkan astenopia atau kelelahan mata. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktoryang berhubungan dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi  Provinsi Sulawesi Tengah. Jumlah sampel 40 orang dengan menggunakan total populasi,  dan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan usia dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer dengan nilai p=0,029<0,05. Tidak ada hubungan intensitas pencahayaan monitor dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer dengan nilai p=0,090>0,05. Ada hubungan jarak monitor dengan gejala kelelahan mata dengan nilai p 0,050=0,05. Tidak ada hubungan lamanya paparan dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer dengan nilai p=0,062>0,05. Ada hubunganlama masa kerja dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi  Provinsi Sulawesi Tengah dengan nilai p=0,002<0,05. Kesimpulan ada hubungan usia dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer karena faktor usia responden, tidak ada hubungan intesitas cahaya dengan gejala kelelahan mata karena pencahayaan memenuhi syarat, ada hubugan jarak monitor dengan gejala kelelahan mata karena intesitas pencahayaan monitor terlalu terang, tidak ada hubungan lamanya paparan dengan gejala kelelahan mata karena lama paparannya baik, dan ada hubungan lama masa kerja dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer karea disebabkan faktor lain.   Kata kunci            : Faktor Lain, Kelelahan Mata, Operator Komputer
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU ANAK BALITA DI PUSTU KALUKUBULA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BIROMARU KABUPATEN SIGI neusry Januar Patala; Sudirman Sudirman; Sriwahyudin Moonti
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.226 KB) | DOI: 10.56338/jks.v2i1.980

Abstract

ABSTRAKPosyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau resiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat. Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh, dan untuk masyarakat yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study dengan maksud untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) dengan kader posyandu balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan keaktifan kader yang dibuktikan dengan uji statistik dengan nilai p-Value 0,445 > 0,05. Sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengisian KMS dengan keaktifan kader yang dibuktikan dengan uji statistik dengan nilai  p-Value 0,000 < 0,05.  Penelitian ini menyarankan agar Dinas Kesehatan rutin melaksanakan pelatihan kader untuk mengasa dan menambah wawasan kader-kader dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai kader. Kata Kunci : Pengetahuan, Pengisian KMS, Keaktifan Kader Posyandu Balita
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DISMK MUHAMMADIYAH 1 PALU Siti Pertiwi Aswin Saputri; Nur Afni; Sriwahyudin Moonti
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.989 KB) | DOI: 10.56338/jks.v2i1.986

Abstract

ABSTRAKPengetahuan pada hakikatnya merupakan apa yang diketahui tentang suatu objek tertentu dan setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri–ciri spesifik mengenai apa (ontology), bagaimana (epistemology) dan untuk apa (aksiology) pengetahuan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Dari adanya pengetahuan yang didapat oleh individu juga bisa berpengaruh dengan kebiasaan dalam melakukan tindakan. Kebiasaan terbentuk karena adanya pengetahuan, pengetahuan yang rendah bisa menyebabkan munculnya kebiasaan-kebiasaan buruk dalam melalukan Vulva Hygiene sehingga bisa menimbulkan keputihan atau pun infeksi lain pada organ genetalia. Begitu juga sebaliknya pengetahuan yang tinggi akan berpengaruh dengan kebiasaan yang baik dalam melakukan Vulva Hygiene. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan pengetahuan dan kebiasaan vulva hygiene dengan kejadian keputihan. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Proportional Random Sampling yang berjumlah 58 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan kejadian keputihan (ρ= 0.125>0.05), ada hubungan kebiasaan vulva hygiene dengan kejadian keputihan dengan nilai (ρ= 0.000<0.05). Peneliti menyarankan kepada institusi agar perlu memberikan informasi berupa sosialisasi dan dorongan kepada anak didiknya dan diperlukan penambahan pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah.Kata Kunci         : Pengetahuan, Vulva Hygiene, Kejadian Keputihan