Afifah Aprilianda
Politeknik Negeri Batam

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemetaan Batimetri untuk Pertimbangan Alur Pelayaran Kapal Nelayan di Pantai Sembulang, Kecamatan Galang Farouki Dinda Rassarandi; Siti Noor Chayati; Luthfiya Ratna Sari; M Zainuddin Lubis; Oktavianto Gustin; Dwiki Novri Ditya; Afifah Aprilianda; Adelia Eky Wardani
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 3, No 1 (2020): June
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.54654

Abstract

Sembulang is located in a strategic maritime location and supports the majority of the local population to work as fishermen. In addition, Sembulang is also directly adjacent to the waters of Mubut Island which is one of the favorite tourist attractions in Batam and also to the waters leading to Bintan and Tanjungpinang, making it a popular port for people in that location. However, until now there has not been an official sea map or cruise line map for traditional fishing boats / local transportation to support economic and tourism activities there. The flow of a cruise is very closely related to the depth of a waters. Water depth data can be used by fishermen and boat captains as a reference when they are sailing across Sembulang Beach. The purpose of this study was to analyze the bathymetry conditions in Sembulang Beach, Galang, which were used as a reference for safe and efficient ship grooves considerations. Bathymetry mapping is done by using multibeam echosounder to create a seafloor topographic map at the research location which is then analyzed based on the depth and width of the cruise line which is ideal for the specifications of traditional fishing vessels. Based on the analysis that has been done, it can be concluded that only ships with size <5 GT with the form of "V" Pump Boat, "V", "V" High Bow, "V" Katir, "V" Without Katir, "U" Katir and 5 GTs with safe "U" and "V" shapes to be anchored at Sembulang pier. In other words, traditional fishing boats with a size of GT 10 GT are not recommended to dock at the pier.
Survei Penentuan dan Pengontrolan Batas Zona Penyusun Main Dam pada Proyek Bendungan Ladongi Provinsi Sulawesi Tenggara Afifah Aprilianda; Muhammad Zainuddin Lubis; Agung Permana; Sidik Dwi Pamungkas; Muhammad Adam
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 3, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.58743

Abstract

Ada banyak manfaat yang dapat dinikmati masyarakat sekitar pembangunan bendungan seperti persedian air, pembangkit listrik, irigasi dan tempat rekreasi. Karena mempunyai banyak manfaat dalam hal ini pemerintah melakukan program Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Salah satu bendungan yang dibangun yaitu Bendungan Ladongi yang terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara. Bendungan Ladongi dengan tipe urugan batu inti tegak (bendungan yang terdiri dari batuan dengan dengan gradasi yang berbeda-beda dalam urutan perlapisannya) mempunyai salah satu bagian yaitu tubuh bendungan utama (main dam) yang berfungsi sebagai penyangga penahan air dari arah hulu ke hilir sungai. Dalam hal ini diperlukan peran survey sebagai penentuan dan pengontrolan batas zona penyusun main dam agar dapat menahan rembesan air serta pembangunannya sesuai dengan desain perencanaannya. Dengan mengunakan metode stake out, pengukuran situasi, galian dan timbunan, hasil yang diperoleh pada penelitian ini berupa Peta Topografi Main Dam, Cross Section Main Dam dan visualisasi tiga dimensinya dari Opnam 5 sampai dengan Opnam 9. Elevasi pada Opnam 5 adalah +60.00m sampai dengan +65.29m dengan volume timbunan sebesar 11,965 m3. Pada Opnam 6 memiliki elevasi dari +60.07m sampai +68.22m dengan volume sebesar 29,701 m3. Elevasi Opnam 7 berkisar pada +65.01m sampai +70.80m dengan 43,057 m3. Opnam 8 memiliki elevasi dari +72.31m sampai +80.25m dengan volume timbunan 79,107 m3. Dan elevasi pada Opnam berkisar dari +63.18m sampai +86.10m dengan volume timbunan sebesar 99,378 m3.