F.X. Supartono
Universitas Tarumanagara

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR DISTRIBUSI BEBAN HIDUP MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA PADA JEMBATAN SKEW Kenny Colin Tengsejing; F.X. Supartono
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 4, November 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i4.6309

Abstract

Skew adalah keadaan di mana abutmen jembatan terpasang tidak tepat tegak lurus terhadap arah lalu lintas sehingga gelagar disusun tidak dalam satu baris yang rata, melainkan ujung arah memanjang setiap gelagar disusun dengan jarak tertentu dari ujung gelagar lainnya dalam arah memanjang dan menyebabkan semua gelagar terpasang dengan bentuk susunan jajar genjang dan bukan susunan persegi. Keadaan demikian dapat terjadi karena faktor geografi di mana jembatan tersebut akan dibangun. Sifat dari jembatan yang tersusun dengan skew akan memiliki ditribusi beban hidup kendaraan yang berbeda bila dibandingkan dengan jembatan tanpa skew, dan AASHTO LRFD 2014 telah memberikan fungsi terhadap nilai koreksi faktor distribusi beban hidup tersebut. Akan tetapi, nilai faktor distribusi beban hidup yang dihasilkan oleh persamaan dari AASHTO LRFD 2014 belum bisa menghasilkan nilai dari faktor distribusi beban hidup yang cukup akurat, sehingga digunakan metode elemen hingga untuk memperoleh nilai dari faktor distribusi beban hidup sesungguhnya untuk jembatan dengan spesifikasi ini dengan beban lajur untuk dibandingkan dengan nilai dari faktor distribusi beban hidup AASHTO LRFD 2014. Didapat dari hasil analisa metode elemen hingga untuk jembatan dengan I-girder, bahwa faktor distribusi beban hidup untuk momen dan geser dari AASHTO LRFD 2014 lebih kecil dari metode elemen hingga untuk gelagar eksterior dan momen dan geser dari AASHTO LRFD 2014 lebih besar dari gelagar interior.
PEMODELAN ZONA ANGKUR GANDA DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN STRUT AND TIE MODEL Silvia Stefany; F.X. Supartono
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 1, Februari 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i1.3424

Abstract

Teknologi prategang sekarang ini sudah banyak diterapkan pada ruang lingkup teknik sipil seperti jembatan, struktur gedung, dan lain sebagainya. Faktor kunci utama dalam pembangunan struktur beton prategang terletak pada zona angkur nya. Zona angkur merupakan zona pada beton yang terjadi distribusi tegangan dari kabel prategang ke beton dimana pada zona ini gaya terpusat akibat prategang ditransfer melalui angkur ke beton lalu menyebar untuk mencapai lebih banyak distribusi tegangan linier diatas penampang dari balok pada suatu jarak dari angkur.Tegangan yang terjadi pada zona angkur dianalisis dengan menggunakan pendekatan metode elemen hingga dimana bagian-bagian struktur zona angkur dibagi menjadi elemen-elemen yang lebih kecil, sehingga didapatkan analisis yang lebih akurat. Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa zona angkur pada daerah tekan menimbulkan tegangan tarik pada arah lateral sehingga tegangan tarik yang terjadi perlu diatasi dengan bursting steel. Bursting steel ini kemudian didesain dengan menggunakan pendekatan metode strut and tie. Strut and tie model adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mendesain discontinuity regions (D-regions) pada struktur beton bertulang atau prategang.Dengan metode ini aliran tegangan yang terjadi dapat digambarkan seperti rangka batang dengan mengansumsikan retakan sebagai tekan dan tulangan sebagai tarik. Pada daerah tepi balok juga terdapat tegangan tarik spalling yang perlu diatasi dengan tulangan spalling.
ANALISIS DEFORMASI DAN TEGANGAN PADA BASCULE BRIDGE AKIBAT PENGARUH SUDUT ANGKAT JEMBATAN Dahniel Dahniel; F.X. Supartono
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 4, November 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i4.8369

Abstract

Bumi sedang menghadapi masalah pemanasan global yang besar sehingga membuat es di kutub mencair dan menambah tinggi muka air, juga mengurangi luas daratan. Dalam mengatasi masalah tersebut dibutuhkan suatu akses yang menghubungkan transportasi darat dan juga transportasi laut, jembatan bergerak merupakan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Jembatan bergerak memiliki banyak jenis, salah satunya adalah jembatan bascule, jembatan bascule adalah jembatan bergerak yang bergerak arah vertikal dan horizontal untuk memberikan akses kendaraan laut dan darat. Jembatan bascule ini menggunakan rangka batang yang biasanya digunakan untuk jalur kereta api, tetapi jembatan kali ini untuk jalur kendaraan beroda. Model Jembatan bascule dibuat dengan menggunakan program Midas Civil menggunakan wizard rangka batang yang bergerak vertikal dengan sudut 0º, 30º, 45º, 60º. Hasil dari analisis menggunakan program Midas Civil menunjukkan bahwa untuk jalur kendaraan beroda, jembatan bascule tipe rangka batang bisa digunakan dengan ketentuan seperti dalam penelitian ini dengan menahan tegangan dan defleksi akibat beban mati dan beban hidup.  Kata kunci: Jembatan Bascule, Rangka Batang, Tegangan, Defleksi, Midas Civil.   The earth is facing a big problem of global warming that makes the polar ice melt and increase the water level, also reduce the land area. In overcoming this problem, we need an access that connects land transportation and also sea transportation, moving bridges are a solution to overcome these problems. Moving bridges have many types, one of which is the bascule bridge, the bascule bridge is a moving bridge that moves vertically and horizontallyto provide access to sea and land vehicles. This bascule bridge uses truss which is usually used for railroad lines, but this time the bridge is for wheeled vehicles. The bascule bridge model was created using the Midas Civil program using steel wand truss that moves vertically with angles of 0º, 30º, 45º, 60º. The results of the analysis using the Midas Civil program show that for wheeled vehicle lines, the truss type bascule bridge can be used with the provisions as in this study by holding stress and deflection due to dead load and live load. Keywords: Bascule Brdege, Truss, Stress, Deflection, Midas Civil.  
KEKUATAN GESER SHEAR KEY PADA JEMBATAN SEGMENTAL BOX GIRDER BENTANG PANJANG Claudia Chandra; F.X. Supartono
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 1, Februari 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i1.3420

Abstract

Shear key adalah komponen dari struktur jembatan segmental box girder  yang berperan menyalurkan gaya geser dari satu segmen ke segmen lainnya. Ada beberapa jenis shear key yang dapat digunakan untuk sambungan antara segmen box girder yaitu flat key, single shear key dan multiple shear key. Sambungan ini bisa berupa sambungan basah (wet joint) atau sambungan kering (dry joint). Sambungan basah berupa zat perekat yang berfungsi untuk merekatkan antara segmen. Beberapa jenis perekat yang biasa digunakan di sambungan ini yaitu non-shrink grout, epoxy, magnesium ammonium nitrate mortar dan beton polimer. Apabila menggunakan perekat maka perekat yang dioleskan pada sambungan masih dalam kondisi plastik dan hanya berfungsi sebagai pelumas yang mengurangi koefisien gesekan antara segmen.   Pada jurnal ini jenis shear key yang akan dibahas adalah single shear key dan multiple shear key pada web box girder. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kapasitas geser nominal antara single shear key dan multiple shear key serta pengaruh ukuran dan sudut shear key terhadap kapasitas geser. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kapasitas geser pada web box girder setelah penggunaan shear key. Multiple shear key memiliki kapasitas geser nominal yang lebih besar daripada single shear key dan penggunaan epoxy menyebabkan penurunan kapasitas geser nominal pada web box girder. Kapasitas geser nominal dari shear key juga dipengaruhi oleh besarnya sudut dan tinggi shear key.
ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN GANTUNG SELF-ANCHORED Ivan Sebastian; F.X. Supartono
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 1, Februari 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i1.3422

Abstract

Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api, ataupun jalan raya. Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan,karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut. Jembatan memiliki banyak jenis berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi, dan tipe struktur. Salah satu jenis jembatan adalah suspension bridge, dimana gelagar jembatan digantung menggunakan hanger yang akan menyalurkan gaya melalui kabel utama yang kemudian disalurkan ke tanah lewat pondasi. Suspension bridge memiliki variasi dimana angkur jembatan tersebut diletakkan pada gelagar jembatan, jenis jembatan ini dinamakan self-anchored suspension bridge. Self-anchored suspension bridge adalah jembatan gantung yang pengangkurannya pada jembatannya sendiri. Tipe pengangkuran ini tidak bergantung pada kondisi tanah yang ada. Kabel utama akan diangkur di deck jembatan sehingga deck jembatan menerima gaya tekanan horizontal dari kabel utama. Gaya tekan horizontal ini menyebabkan resiko terjadinya tekuk global pada deck jembatan. Selain itu deck jembatan tetap harus menahan gaya vertikal dari kendaraan-kendaraan di atas. Program MIDAS CIVIL 2019 memiliki fitur untuk memodelkan serta menghitung gaya-gaya jembatan gantung secara detil. Maka dalam jurnal ini peneliti dengan program MIDAS CIVIL 2019 menganalisis gaya-gaya yang terjadi akibat kombinasi pembebanan ASD beban mati dan beban lalu lintas pada self-anchored suspension bridge dan membandingkan gaya-gaya tersebut  pada suspension bridge dengan angkur luar.