Jane Sekarsari Tamtana
Universitas Trisakti

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PERCEPATAN DURASI PEKERJAAN BASEMENT SEMI TOP DOWN DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF Lucy Setiawan; Jane Sekarsari Tamtana
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 1, Februari 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i1.6974

Abstract

Contractor gets a penalty for a delayed project. A stipulation of penalty is stated on Perpres No. 16 Tahun 2018. Indonesia One project was selected for research because the project was applying semi Top Down Method for its basement and the project was facing a delay on South Tower Basement that could cause a penalty. The applied method to speed up the implementation is time cost trade off; strategy:to increase the number of workers and to prolong the working time. The purpose of the research is to analyze the acceleration, and to compare which can result in minimum cost. The research shows that the excavation work at C Zone can be accelerated from normal duration 44 days to 37 days by increasing the number of workers; this results in lower crash cost in the amount of Rp 11.927.090 compare to prolong working time in the amount of Rp 45.796.186. The column reinforcement work at C Zone can be accelerated from normal duration 54 days to 37 days by increasing the number of workers; this results in lower crash cost in the amount of Rp 15.271.375 compare to prolong working time in the amount of Rp 65.019.330. AbstrakKeterlambatan durasi akan menyebabkan kontraktor dikenakan denda keterlambatan. Perihal tentang denda keterlambatan tertulis dalam Perpres No.16 Tahun 2018. Proyek Indonesia 1 dipilih sebagai objek penelitian karena menggunakan metode semi Top Down pada pelaksanaan basement dan proyek tersebut mengalami keterlambatan durasi pada pekerjaan basement Tower Selatan. Metode percepatan yang digunakan untuk mempercepat durasi proyek adalah metode time cost trade off. Strategi yang digunakan ialah dengan menambah jumlah pekerja dan menambah jumlah jam kerja. Tujuan penelitian adalah menganalisis percepatan dan mendapatkan strategi dengan biaya percepatan yang lebih murah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerjaan galian Zona C dapat dipercepat sebanyak tujuh hari dengan penambahan jumlah tenaga kerja; menghasilkan biaya percepatan yang lebih murah dengan nilai Rp 11.927.090 dibandingkan dengan menambah jumlah jam kerja dengan biaya percepatan sebesar Rp 45.796.186. Pekerjaan penulangan kolom Zona C dapat dipercepat dari durasi normal 54 hari menjadi 47 hari dengan penambahan jumlah tenaga kerja; menghasilkan biaya percepatan yang lebih murah dengan nilai Rp 15.271.375 dibandingkan dengan menambah jumlah jam kerja dengan biaya percepatan debesar Rp 65.019.330.
Penerapan Value Engineering Dalam Pemilihan Jenis Beksiting Kolom Beton Pada Konstruksi Gedung Bertingkat Steven Steven; Jane Sekarsari Tamtana
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 2, Mei 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i2.6984

Abstract

ABSTRACTValue engineering is a sistematic and structured approach to increase the value of a project, product, and process. Value engineering helps in achieving an optimum balance between function, performance, quality, safety, and cost, so that the maximum value for a project can be achieved. In its application, value engineering can be used to analyze a project as a whole or to analyze specific works in a project, one of them is the formwork installation. Formwork is a temporary structure used to support and protect fresh concrete until it could support itself. Based on the function of the formwork itself, formwork becomes an inseparable part of a building’s structural component making process such as beam, colum, slab, etc. In this study, an analysis to determine the best type of formwork for the construction of a building’s columns using value engineering analysis was done. Based on the results of this study, it can be concluded that aluminium formwork is the best alternative for column formwork and quality is the most influential criteria on the installation of column formwork. ABSTRAKValue engineering adalah sebuah pendekatan yang sistematis dan terstruktur untuk meningkatkan nilai suatu proyek, produk, dan proses. Value engineering membantu dalam mencapai keseimbangan yang optimum antara fungsi, performa, kualitas, keamanan, dan biaya, sehingga dapat dicapai nilai yang maksimum untuk suatu proyek. Dalam penerapannya, value engineering dapat digunakan untuk menganalisis suatu proyek secara keseluruhan maupun menganalisis pekerjaan-pekerjaan dalam suatu proyek secara spesifik, salah satunya adalah pekerjaan pemasangan bekisting. Bekisting adalah suatu struktur sementara dengan tujuan untuk mendukung dan melindungi beton segar sampai beton tersebut dapat mendukung diri sendiri. Berdasarkan fungsi dari bekisting itu sendiri, maka bekisting menjadi suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembuatan komponen struktur suatu gedung bertingkat seperti balok, kolom, pelat, dan struktur-struktur lainnya. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis untuk menentukan jenis bekisting terbaik untuk digunakan dalam konstruksi kolom gedung bertingkat dengan menggunakan analisis value engineering. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa bekisting aluminium merupakan alternatif terbaik untuk bekisting kolom dan kriteria mutu/hasil cetakan beton merupakan kriteria yang paling berpengaruh terhadap pekerjaan pemasangan bekisting kolom.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT Yodie Hernandi; Jane Sekarsari Tamtana
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 2, Mei 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i2.6985

Abstract

ABSTRACTConstruction competition in Indonesia at globalization era is very tight because the presence of foreign contractors in the domestic market. Along with the development of technology in construction sector, request for a skilled, trained, and proven worker with high productivity is very needed. Various obstacles may occur in the field that will affect the quality factors, costs, and time that has been planned. The purpose of study is to determine the factors that affect worker productivity. The research method used in this study is a survey method and processed by validity, reliability and descriptive statistical methods. After analyzing the data, concluded that there are 10 factors which affect the productivity of workers in the implementation of multi-storey building construction, work drawings changes, limited work area, weather changes, lack of space to rest, material availability, working at height, construction implementation methods , damaged equipment, misunderstandings between workers, and inspection delays. However, the factor that most influences worker productivity is material availability which can make work delayed.ABSTRAKPersaingan kontraktor di Indonesia pada era globalisasi sangat ketat karena hadirnya kontraktor asing ke pasar konstruksi domestik. Seiring berkembangnya teknologi konstruksi pada saat ini, kebutuhan terhadap tenaga kerja yang terampil, terlatih, dan terbukti memiliki produktivitas tinggi sangat dibutuhkan. Berbagai kendala mungkin terjadi di lapangan yang akan mempengaruhi faktor mutu, biaya, dan waktu yang telah direncanakan. Sehingga, seorang manajemen proyek harus dapat menemukan faktor-faktor yang menyebabkan masalah tersebut dan memikirkan solusi untuk masalah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pekerja pada konstruksi gedung bertingkat. Metode penelitian yang akan digunakan dalam studi ini adalah metode survei dan diolah dengan uji validitas, uji realibilitas dan metode statistik deskriptif. Setelah dilakukan analisis data, dapat disimpulkan terdapat 10 faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pekerja pada pelaksanaan konstruksi gedung bertingkat yaitu faktor perubahan gambar kerja, keterbatasan area kerja, terdapatnya perubahan cuaca, kurangnya tempat untuk beristirahat kurangnya ketersediaan material, bekerja di ketinggian, metode pelaksanaan konstruksi, peralatan yang rusak, terjadi kesalahpahaman antar pekerja, serta keterlambatan inspeksi. Namun, faktor yang paling mempengaruhi produktivitas pekerja adalah faktor kurangnya ketersediaan material yang dapat membuat pekerjaan menjadi tertunda.
ANALISIS BIAYA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT DENGAN KONSEP KONSTRUKSI HIJAU Clara Alverina; Jane Sekarsari Tamtana
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 2, Mei 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i2.7051

Abstract

ABSTRACTGreen construction is a concept of sustainable development, which has three main pillars that must be balanced in its implementation namely, economic development, social development, and environmental preservation. The planning and implementation stages the construction process pays attention to the environment, is efficient in the use of natural resources and is environmentally friendly. This research is focused on the calculation of green construction cost analysis. The method used in this study is discussion and analysis with the RAB calculation. Cost calculation on structural works and 6 green construction factors such as land use, energy conservation, water conservation, material use, air quality, and environmental management. The difference in costs that occurred was quite large, namely Rp23.051.538.224. The work of the structure of the concept of green construction can save costs as much as Rp24,027,984,635 compared to conventional concepts. Whereas to apply the 6 other green construction concept factors, an additional fee of Rp.976.446.412 is required. The concept of green construction has a good impact on the environment and based on analysis can save construction costs.ABSTRAKKonstruksi hijau merupakan sebuah konsep pembangunan berkelanjutan, yang memiliki tiga pilar utama yang harus seimbang dalam pelaksanaannya yaitu, pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan pelestarian lingkungan hidup. Tahap perencanaan dan pelaksanaan proses konstruksinya memperhatikan lingkungan, efisien dalam penggunaan sumber daya alam dan ramah lingkungan. Penelitian ini difokuskan kepada perhitungan analisis biaya konstruksi hijau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskusi dan analisis dengan perhitungan RAB. Perhitungan biaya pada pekerjaan struktur dan 6 faktor konstruksi hijau seperti tepat guna lahan, konservasi energi, konservasi air, penggunaan material, kualitas udara, dan manajemen lingkungan. Selisih biaya yang terjadi cukup besar yaitu Rp23.051.538.224. Pekerjaan struktur konsep konstruksi hijau dapat menghemat biaya sebesar Rp24.027.984.635 dibandingkan dengan konsep konvensional. Sedangkan untuk menerapkan 6 faktor konsep konstruksi hijau lainnya maka dibutuhkan biaya tambahan sebesar Rp 976.446.412. Konsep konstruksi hijau memiliki dampak yang baik bagi lingkungan dan berdasarkan analisis dapat menghemat biaya pelaksanaan konstruksi.