Alriztya Arif Ramadhan
Peserta Didik Program Pendidikan Dokter Spesialis I Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RS Dr. Moewardi, Surakarta, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbedaan Kejadian Agitasi Pasien Pediatri Pasca Anestesi Umum dengan Sevofluran atau Isofluran Alriztya Arif Ramadhan; Ardana Tri Arianto; Sugeng Budi Santosa
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47, No 1 (2020): Bedah
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v47i1.337

Abstract

Latar belakang:Agitasi adalah masalah utama yang paling sering ditemukan di bagian anestesi pediatri. Agitasi pasca operasi sering terjadi pada anak yang menjalani anestesi dengan sevofluran. Tujuan : Menganalisis pengaruh pemberian sevofluran dan isofluran terhadap angka kejadian agitasi pasien pediatri yang menjalani anestesi umum. Metode :Penelitian double blind randomized control trial di kamar instalasi bedah sentral RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada 36 sampel yang telah memenuhi kriteria. Sampel dibagi menjadi kelompok mendapat anestesi umum dengan sevofluran (18 sampel) atau isofluran (18 sampel). Kejadian agitasi pasca operasi dinilai menggunakan skor Pediatric Anesthesia Emergence Delirium (PAED) pada menit ke 10, 20, dan 30. Analisis statistik menggunakan uji independent t. Hasil : Kedua kelompok memiliki karakteristik dasar homogen. Uji beda rerata skor PAED antara kedua kelompok menghasilkan nilai p = 0,505 (10 menit), p = 0,624 (20 menit), dan p = 0,240 (30 menit). Simpulan: Kejadian agitasi pasien pediatri pasca anestesi isofluran dan sevofluran tidak berbeda signifikan (p > 0,05). Background : Agitation is a main problem in pediatric anesthesia. Post surgery agitation in pediatric patients occurred more frequently after sevoflurane anesthesia. Purpose : To analyze the incidence of emergency agitation after sevoflurane and isoflurane general anesthesia in pediatric patients. Method : A double blind randomized control trial on 36 pediatric patients in the Central Surgery Unit of RSUD Dr. Moewardi Surakarta. samples were  divided into sevoflurane general anesthesia (18 patients) and isoflurane general anesthesia (18 patients). Post surgery agitation was recorded with Pediatric Anesthesia Emergence Delirium (PAED) score in 10, 20, and 30 minutes. Statistical analysis was performed using independent t test. Result : Both groups had comparable basic characteristics. The difference in mean PAED score between the two groups had the p value of 0,505 (10 minutes), 0,624 (20 minutes), and 0,240 (30 minutes) (p > 0,05). Conclusion : The incidence of post surgery emergence agitation in children after sevoflurane general anesthesia and isoflurane general anesthesia is not  significantly different.
Perbedaan Kejadian Agitasi Pasien Pediatri PascaAnestesi Umum dengan Sevofluran atau Isofluran Alriztya Arif Ramadhan; Ardana Tri Arianto; Sugeng Budi Santosa
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47 No 1 (2020): Bedah
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v47i1.5

Abstract

Pendahuluan: Agitasi adalah masalah utama yang paling sering ditemukan di bagian anestesi pediatri. Agitasi pasca-operasi sering terjadi pada anak yang menjalani anestesi dengan sevofluran. Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian sevofluran dan isofluran terhadap angka kejadian agitasi pasien pediatri yang menjalani anestesi umum. Metode: Penelitian double blind randomized control trial di kamar instalasi bedah sentral RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada 36 sampel yang telah memenuhi kriteria. Sampel dibagi menjadi kelompok mendapat anestesi umum dengan sevofluran (18 sampel) dan isofluran (18 sampel). Kejadian agitasi pasca-operasi dinilai menggunakan skor Pediatric Anesthesia Emergence Delirium (PAED) pada menit ke-10, 20, dan 30. Analisis statistik menggunakan uji independent t. Hasil: Kedua kelompok memiliki karakteristik dasar homogen. Uji beda rerata skor PAED antara kedua kelompok menghasilkan nilai p = 0,505 (10 menit), p = 0,624 (20 menit), dan p = 0,240 (30 menit). Simpulan: Kejadian agitasi pasien pediatri pasca-anestesi isofluran dan sevofluran tidak berbeda signifikan (p >0,05). Background: Agitation is a main problem in pediatric anesthesia. Post surgery agitation in pediatric patients occurred more frequently after sevoflurane anesthesia. Purpose: To analyze the incidence of emergency agitation after sevoflurane and isoflurane general anesthesia in pediatric patients. Method: A double blind randomized control trial on 36 pediatric patients in the Central Surgery Unit of RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Samples were divided into sevoflurane general anesthesia (18 patients) and isoflurane general anesthesia (18 patients). Post surgery agitation was recorded with Pediatric Anesthesia Emergence Delirium (PAED) score in 10, 20, and 30 minutes. Statistical analysis was performed using independent t test. Result: Both groups had comparable basic characteristics. The difference in mean PAED score between the two groups had the p value of 0.505 (10 minutes), 0.624 (20 minutes), and 0.240 (30 minutes) (p >0,05). Conclusion: The incidence of post surgery emergence agitation in children after sevoflurane general anesthesia and isoflurane general anesthesia is not significantly different
Perbedaan Kejadian Agitasi Pasien Pediatri PascaAnestesi Umum dengan Sevofluran atau Isofluran Alriztya Arif Ramadhan; Ardana Tri Arianto; Sugeng Budi Santosa
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47 No 1 (2020): Bedah
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v47i1.5

Abstract

Pendahuluan: Agitasi adalah masalah utama yang paling sering ditemukan di bagian anestesi pediatri. Agitasi pasca-operasi sering terjadi pada anak yang menjalani anestesi dengan sevofluran. Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian sevofluran dan isofluran terhadap angka kejadian agitasi pasien pediatri yang menjalani anestesi umum. Metode: Penelitian double blind randomized control trial di kamar instalasi bedah sentral RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada 36 sampel yang telah memenuhi kriteria. Sampel dibagi menjadi kelompok mendapat anestesi umum dengan sevofluran (18 sampel) dan isofluran (18 sampel). Kejadian agitasi pasca-operasi dinilai menggunakan skor Pediatric Anesthesia Emergence Delirium (PAED) pada menit ke-10, 20, dan 30. Analisis statistik menggunakan uji independent t. Hasil: Kedua kelompok memiliki karakteristik dasar homogen. Uji beda rerata skor PAED antara kedua kelompok menghasilkan nilai p = 0,505 (10 menit), p = 0,624 (20 menit), dan p = 0,240 (30 menit). Simpulan: Kejadian agitasi pasien pediatri pasca-anestesi isofluran dan sevofluran tidak berbeda signifikan (p >0,05). Background: Agitation is a main problem in pediatric anesthesia. Post surgery agitation in pediatric patients occurred more frequently after sevoflurane anesthesia. Purpose: To analyze the incidence of emergency agitation after sevoflurane and isoflurane general anesthesia in pediatric patients. Method: A double blind randomized control trial on 36 pediatric patients in the Central Surgery Unit of RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Samples were divided into sevoflurane general anesthesia (18 patients) and isoflurane general anesthesia (18 patients). Post surgery agitation was recorded with Pediatric Anesthesia Emergence Delirium (PAED) score in 10, 20, and 30 minutes. Statistical analysis was performed using independent t test. Result: Both groups had comparable basic characteristics. The difference in mean PAED score between the two groups had the p value of 0.505 (10 minutes), 0.624 (20 minutes), and 0.240 (30 minutes) (p >0,05). Conclusion: The incidence of post surgery emergence agitation in children after sevoflurane general anesthesia and isoflurane general anesthesia is not significantly different