Tulisan ini ditujukan untuk menganalisis kerja sama ekonomi Indonesia-Tiongkok melalui mekanisme ekspor-impor kelapa sawit dari tahun 2015-2019. Indonesia memang dikenal sebagai negara dengan pemasok komoditas kelapa sawit terbesar di dunia. Setidaknya terdapat 39,17 juta ton minyak kelapa sawit yang dihasilkan Indonesia sepanjang tahun 2019. Sementara Tiongkok menjadi pasar ekspor terbesar Indonesia dengan total 6 juta ton pada tahun 2019. Kebutuhan Tiongkok akan komoditi ini memanglah sangat besar karena jumlah penduduknya terbanyak di dunia. Penulis menggunakan teori dual ekonomi yang didasari dengan adanya anggapan tokoh liberalis tentang kompetisi pasar, pemanfaatan sumber daya alam, dan mekanisme harga sebagai instrumen dalam meningkatkan kerja sama dan pemenuhan kebutuhan nasional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan studi pustaka berupa jurnal, literatur, buku, dan website resmi terpercaya. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekspor-impor kelapa sawit yang dijalankan ternyata dapat meningkatkan pendapatan perkapita negara sekaligus penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia, meskipun sering terjadinya fluktuasi harga di beberapa periode. Berkat adanya kegiatan ekspor-impor yang dilakukan kedua negara, hal tersebut semakin mempererat hubungan untuk terus bekerja sama, khususnya pada komoditi kelapa sawit.