Di Indonesia tanaman bandotan (Ageratum conyzoides Linn.) lebih dikenal sebagai tumbuhan liar (gulma) dikebun dan ladang. Tanaman ini dipercaya oleh masyarakat suku Dayak sebagai penyembuh luka dengan cara dikunyah atau dihancurkan dan kemudian ditempelkan pada luka. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas dari ekstrak metanol daun bandotan dalam menyembuhkan luka bakar. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih sebanyak 6 ekor, betina, berumur 2-3 bulan, dan bobot badan 100-200 g. Penelitian ini menggunakan 4 kelompok perlakuan. Luka bakar derajat II B dibuat dengan menggunakan plat logam berdiameter 1 cm yang dipanaskan dalam oven pada suhu 100oC selama 5 menit dan ditempelkan pada punggung tikus selama 5 detik. Perawatan dilakukan 2 kali sehari selama 21 hari yaitu K1 (gel), K2 (gel dan ekstrak 5%), K3 (gel dan ekstrak 15%), dan K4 (gel Bioplacenton). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen penurunan luas luka bakar kelompok K1 yaitu sebesar 57,74%, K2 sebesar 64,98%, K3 sebesar 61,47% dan K4 sebesar 49,83%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kelompok K2 menunjukkan penyembuhan luka bakar yang lebih cepat daripada kelompok perlakuan lain.