Pertumbuhan penduduk yang pesat selalu diimbangi dengan tuntutan akan kebutuhan primer dan sekunder, sehingga konsumsi manusia akan sesuatu semakin kompleks mengingat kebutuhan manusia akan listrik semakin bertambah. PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai satu-satunya perusahaan penyedia energi listrik di indonesia dituntut untuk dapat menyediakan energi listrik yang murah dan handal.Kebutuhan energi listrik di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat ditandai dengan pertumbuhan industri yang terus meningkat, Permintaan konsumsi energi tersebut perlu disertai dengan pembangunan pusat-pusat listrik yang nantinya akan dikelola oleh swasta maupun pemerintah, proyek percepatan 10.000 MW dan proyek 35.000 MW yang diadakan oleh pemerintah merupakan salah satu program usaha memenuhi kebutuhan energi tersebut, Salah satu proyek percepatan 10.000 MW adalah pembangunan PLTU Tanjung Awar-Awar yang terletak di Jl. Tanjung Awar-Awar Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban.PLTU Tanjung Awar-Awar dengan beban maksimal 2 x 350 MW pada bulan Februari 2014 memasuki fase Commercial on Date (COD) maka PLTU Tanjung Awar-awar perlu mengoperasikan unit dengan kehandalan dan kinerja yang memenuhi kontrak kinerja perusahaan. Saat ini PLTU Tanjung Awar-Awar memiliki 6 pulverizer system, dan masing masing pulverizer memiliki tanggungan beban 70 MW. Masing-masing pulverizer system terdiri dari beberapa peralatan utama diantaranya coal bunker, coal feeder dan coal mill.Permasalahan yang terjadi adalah seringnya terjadi plugging batubara. Plugging ini sering sekali terjadi pada outlet coal bunker, outlet coal feeder. Intensitas terjadinya plugging ini ± 4 kali setiap shift atau ± 4 kali dalam setiap 8 jam. Plugging batubara ini apabila tidak segera teratasi dalam 600 detik dapat menyebabkan coal mill trip dan unit derating. Saat ini pada masing-masing coal bunker terdapat dredging yang digunakan untuk mengatasi plugging batubara tersebut, tetapi adanya dredging ini kurang efektif.Berdasarkan hasil analisa, penyebab terjadinya plugging batubara adalah sistem dredging kurang optimal, dan kualitas batubara itu sendiri. Saat ini untuk mengatasi plugging batubara telah dilakukan berbagai cara diantaranya penambahan helper untuk memukul outlet coal bunker, modifikasi dredging, modifikasi inlet coal feeder dan pembuatan tombak plugging. Perbaikan untuk mengatasi plugging batubara tersebut juga dinilai kurang efektif karena plugging batubara tetap masih terjadi dan memunculkan permasalahan baru, yaitu menambah beban kerja operator, membahayakan keselamatan kerja operator dan pengeluaran biaya rutin untuk pembayaran helper plugging.Permasalahan inilah yang melandasi dilakukannya Modifikasi outlet coal bunker dan outlet coal feeder untuk mengatasi plugging batubara dan mencapai daya mampu terbaik PLTU Tanjung Awar-awar.Kata kunci : Coal Bunker, modifikasi, coal feeder