Digitalisasi mengubah pola komunikasi perilaku individu atau kelompok/organisasi dalam semua aspek, tidak terkecuali di bidang hubungan masyarakat. Perkembangan internet telah memicu perubahan pada strategi humas pemerintah dari konvensional ke arah digital, salah satunya melalui pemanfaatan buzzer. Buzzer menjadi salah satu fenomena yang muncul dan sekarang ini penggunaannya di organisasi pemerintah cenderung meningkat. Prinsipnya mirip dengan konsep electronik word of mouth. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode literature review. Penulis melakukan pencarian literatur melalui google scholar dengan menggunakan kata kunci buzzer, buzzer di organisasi pemerintah, corporate branding, dan digital public relations. Literatur yang digunakan adalah hasil publikasi dalam 20 tahun terakhir ini. Peneliti melakukan analisis dengan membagi pembahasan menjadi beberapa subtopic yaitu teori dan konsep buzzer, praktek dan mekanisme kerja buzzer, digital public relations, konsep branding buzzer, fenomena buzzer di Indonesia, dan pemanfaatan buzzer pada organisasi pemerintah. Hasilnya menunjukkan bahwa pada awalnya, buzzer digunakan sebagai strategi promosi, namun sekarang secara luas digunakan sebagai strategi untuk memenangkan kandidat politik tertentu. Humas pemerintah menggunakan buzzer supaya programnya mendapat perhatian dari publik dengan membuatnya menjadi trending topic di media sosial. Humas pemerintah juga menggunakan buzzer internal dari pegawainya sendiri, meskipun efek viralnya tidak signifikan. Buzzer yang digunakan untuk membangun citra dan reputasi organisasi inilah yang dinamakan dengan konsep branding buzzer. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru untuk memperkaya konsep pemanfaatan buzzer dalam suatu organisasi.