Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS KERAPATAN STASIUN CURAH HUJAN KOTA BALIKPAPAN Ezra Hartarto Pongtuluran; Wahyu Yusuf Rio; Sarra Rahmadani
Educational Building Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan dan Sipil Vol 7, No 2 DES (2021): EDUCATIONAL BUILDING
Publisher : Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ebjptbs.v7i2 DES.31590

Abstract

Balikpapan merupakan salah satu kawasan yang memiliki permasalahan tersebut dan saat ini telah memiliki beberapa jaringan stasiun pengukuran curah hujan namun dalam pengambilan data hujan lebih sering menggunakan satu stasiun curah hujan saja yang berasal dari BMKG online dimana terletak pada lokasi Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan. Kesalahan pada pengamatan data hujan yang terjadi dalam suatu kawasan dapat menyebabkan data yang tidak tepat, sehingga mennyebabkan desain, penelitian dan pengembangan sumber daya air yang tidak efisien dan efektif. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola penempatan letak stasiun curah hujan, kerapatan antar jaringan stasiun curah hujan yang ada, dan penetapan jumlah stasiun curah hujan yang efektif dan efisien.Metode Poligon Thiseen dengan bantuan program ArcGis 2.0 digunakan dalam melakukan pemetaan kawasan kajian dan pola penempatan letak stasiun curah hujan eksisting. Dalam analisis untuk mendapatkan hasil kerapatan jaringan stasiun yang optimum digunakan metode Kagan-Rodda dengan jumlah kebutuhan stasiun curah hujan mengikuti standar World Meterological Organisation (WMO).Pola penempatan stasiun curah hujan yang berada pada Kota Balikpapan saat ini berjumlah 5 stasiun dengan stasiun Karang Joang memiliki luas daerah pengaruh yang paling besar yaitu 227,71 km2 namun kondisi kerapatan penempatan jaringan stasiun hujan saat ini masih belum memenuhi standar minimum WMO, sehingga perlu dilakukan reposisi berdasarkan metode Kagan-Rodda (modifikasi) dengan jarak antar stasiun hujan adalah 9,55 km. Kebutuhan penetapan jumlah stasiun hujan saat ini dianggap telah cukup mewakili seluruh kawasan dengan luas 461,63 km2 dimana kesalahan perataan < 5% didapatkan pada jumlah 2 stasiun dengan nilai kesalahan perataan 3,523%. Kata Kunci: Kagan-Rodda, Poligon Thiessen, Stasiun hujan ABSTRACT Balikpapan is one area that has these problems and currently has several networks of rainfall measurement stations, but collecting rain data more often uses only one rainfall station originating from BMKG online which is located at the Sepinggan location, South Balikpapan District. Errors in the observation of rain data that occur in an area can lead to inaccurate data, resulting in inefficient and effective design, research and development of water resources. The purpose of this study is to determine the pattern of placement of rainfall stations, the density between the existing network of rainfall stations, and the determination of the number of effective and efficient rainfall stations. The Thiseen Polygon method with the help of the ArcGis 2.0 program is used to map the study area and the placement pattern of the existing rainfall station. In the analysis to obtain the optimum station network density, the Kagan-Rodda method is used with the number of rainfall stations required following the World Meteorological Organization (WMO) standard. The pattern of placement of rainfall stations in Balikpapan City currently amounts to 5 stations with Karen Joang station having the largest area of influence, which is 227.71 km2, but the condition of the density of the placement of the rain station network currently does not meet the minimum WMO standards, so it needs to be done. Repositioning based on the Kagan-Rodda method (modification) with the distance between rain stations is 9.55 km.Keywords: Kagan-Rodda, Rain station, Thiessen Polygon 
Penerapan Critical Path Method di Perumahan Gunung Empat Balikpapan Wahyu Yusuf Rio; Eti Herawati
Jurnal Teknik Sipil MACCA Vol 7 No 3 (2022): Jurnal Teknik Sipil MACCA Oktober 2022
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.517 KB) | DOI: 10.33096/jtsm.v7i3.593

Abstract

Penjadwalan waktu adalah masalah penting yang mempengaruhi apakah proyek konstruksi tersebut berhasil atau tidak. Menerapkan manajemen proyek dan pelaksanaan proyek yang efektif akan menurunkan atau dapat mengurangi kemungkinan proyek mengalami penundaan. Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan metode Critical Path Method (CPM) untuk menemukan durasi ideal dan aktivitas jalur kritis. Teknik penjadwalan yang disebut CPM, digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan pekerjaan yang termasuk dalam jalur kritis adalah A-E-F-G-J-K-L-T-U-Y-Z-AB-AD-AM dan durasi optimal proyek pembangunan perumahan Gunung Empat Balikpapan dapat selesai dalam 336 hari dengan metode CPM.
PERENCANAAN DESAIN PINTU AIR OTOMATIS UPAYA MITIGASI BANJIR PADA DRAINASE KELURAHAN DAMAI BARU KOTA BALIKPAPAN Ezra Hartato Pongtoluran; Fatmawati Fatmawati; Wahyu Yusuf Rio
TAPAK [Teknologi Aplikasi Konstruksi] : Jurnal Program Studi Teknik Sipil Vol 13, No 1 (2023): November 2023
Publisher : Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/tp.v13i1.2960

Abstract

Kelurahan Damai Baru Kota Balikpapan merupakan kawasan yang sedang berkembang dengan pesat namun di tengah perkembangan ini, masih sering mengalami masalah banjir. Fenomena kejadian banjir saat ini tidak hanya terjadi pada saat musim hujan namun pada saat terjadi hujan dengan durasi 3 jam sudah dapat mengakibatkan genangan. Air hujan yang tidak terserap akan melimpas dan menggenangi bagian dataran permukiman yang relatif rendah, terlebih bila bertepatan dengan pengaruh pasang surut air laut yang malah menambah beban volume air dalam kawasan. Oleh sebab itu akan dilakukan perencanaan desain pintu air otomatis sebagai upaya mitigasi banjir pada saluran drainase. Dalam upaya meminimalisir volume aliran yang terdapat pada kawasan, bentuk analisis yang dilakukan dengan membuat pemetaan lokasi dan tata guna lahan, lalu pengukuran dimensi untuk mengetahui kapasitas saluran dalam menerima tampungan aliran limpasan dari kawasan. Apabila dimensi saat ini belum mampu menampung debit rencana maka dilakukan perubahan dimensi saluran. Berdasarkan data dimensi saluran tersebut, maka dapat dilakukan desain pintu air pada drainase untuk mencegah aliran masuk kedalam kawasan. Hasil penelitian menunjukkan saluran saat ini memiliki kapasitas yang kurang terhadap debit rencana yang akan masuk dalam saluran, besar komulatif debit rencana yang terjadi pada masing-masing saluran yaitu saluran kanan sebesar 8,211 m3/detik dan saluran kiri sebesar 8,507 m3/detik. Kemudian dilakukan penyesuaian dimensi terhadap debit banjir rencana dan didapatkan besar kapasitas tampungan saluran drainase pada rencana pembuatan pintu air yaitu saluran kanan memiliki kapasitas 8,346 m3/s dan saluran kiri memiliki kapasitas 8,634 m3/s. Desain kebutuhan pintu air disesuaikan pada dimensi saluran drainase yang dapat menampung debit rencana yaitu saluran kanan memiliki tinggi sebesar 1,35 m dan lebar sebesar 1,10 m dengan dimensi pintu klep tinggi 1,05 m dan lebar 0,94 m, sedangkan untuk saluran kiri memiliki tinggi sebesar 1,40 m dan lebar sebesar 1,10 m dengan dimensi pintu klep tinggi 1,10 m dan lebar 0,94 m