Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANCANGAN ULANG, PEMASANGAN DAN KOMISIONING SISTEM INFUSER REAKTOR TRIGA 2000 Efrizon Umar; Adis Barjarzali; Tata Kusrna'idi; Ruslan A G; Dadang Suryana; Santoso D
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 3, No 1 (2002): Februari 2002
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2002.3.1.1677

Abstract

PERANCANGAN ULANG, PEMASANGAN DAN KOMISIONING SISTEM INFUSER REAKTOR TRIGA 2000. Dalam kegiatan peningkatan daya reaktor TRIGA Mark II, untuk mengurangi konsentrasi nitrogen-16 di permukaan air tangki reaktor telah dilakukan perancangan ulang dan pemasangan sistem difuser yang baru. Uji coba penggunaan sistem difuser ini juga sudah dilakukan dan sistem difuser dapat beroperasi dengan baik. Data percobaan menunjukkan bahwa debit aliran sistem difuser pada pipa utamanya adalah 60 GPM dan harga ini setara dengan kecepatan dispersi nosel sebesar 2.56 rn/s. Pengoperasian sistem difuser pada saat daya reaktor 2000 kW menghasilkan laju dosis di permukaan air tangki antara 30 - 50 mrad/jam, sedangkan laju dosis di permukaan air tangki bila sistem difuser dimatikan adalah antara 110 - 200 mrad/jam. Besarnya laju dosis di permukaan air tangki reaktor TRIGA 2000 pada daya 2000 kW mendekati laju dosis di permukaan air tangki reaktor TRIGA Mark II (sebelum dilakukan peningkatan daya) pada daya 600 kW.
STUDI PARAMETER PENUKAR PANAS UNTUK REAKTOR CANDU 6 YANG DISEMPURNAKAN Efrizon Umar
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 1, No 1 (2000): Februari 2000
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2000.1.1.1663

Abstract

STUDI PARAMETER PENUKAR PANAS UNTUK REAKTOR CANDU 6 YANG DISEMPURNAKAN. Sistem moderator pasif untuk reaktor CANDU 6 yang disempurnakan membutuhkan penukar panas dengan ukuran kecil dan mempunyai koefisien tahanan yang kecil pula pada sisi cangkangnya. Untuk itu telah dilakukan studi untuk menentukan ukuran penukar panas yang dibutuhkan dan menghitung koefisien tahanan pada sisi cangkangnya. Berdasarkan hasil analisis menggunakan program komputer CATHENA. dapat disimpulkan bahwa penukar panas sistem moderator ini dapat digunakan pada kondisi operasi normal khususnya untuk kasus-kasus penukar panas dengan jumlah pipa 3600 sampai 8100 dan diameter pipa 15,9 mm. Studi ini menunjukkan bahwa penukar panas yang diusulkan telah memberikan hasil yang memuaskan.
PENGARUH GEOMETRI UJUNG ELEKTRODE TERHADAP HASIL PELASAN TIG TUTUP KELONGSONG BATANG ELEMEN BAKAR NUKLIR BAHAN ZIRKALOY-4 Saeful Hidayat; Efrizon Umar; Tony Kuswoyo
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 4, No 2 (2003): Agustus Edisi Khusus 2 2003
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2003.4.2.1703

Abstract

PENGARUH GEOMETRI UJUNG ELEKTRODE TERHADAP HASIL PELASAN TIG TUTUP KELONGSONG BATANG ELEMEN BAKAR NUKLIR BAHAN ZIRKALOY-4. Telah dilakukan percobaan pengaruh penggunaan geometri ujung electrode berbentuk runcing, lancip dan pipih terhadap hasil pelasan TIG (Tungsten Inert Gas) tutup kelongsong Batang Elemen Bakar Nuklir (EBN) dari bahan Zirkaloy-4. Kondisi pelasan dengan pola arus dan waktu pelasan yang sama untuk masing-masing bentuk elektrode yang digunakan, menghasilkan lebar las dan lebar HAZ (heat affected zone) yang relatif sama, tetapi menghasilkan kedalaman las yang berbeda. Elektrode berujung pipih menghasilkan kedalaman las sekitar 40 % lebih dalam dibandingkan dengan electrode berujung runcing dan lancip. Untuk kondisi pelasan mencapai kedalaman las lebih dari 100% tebal kelongsong, penggunaan elektrode berujung pipih menghasilkan lebar las sekitar 32% lebih sempit dibandingkan dengan lebar las yang dihasilkan elektrode berujung runcing dan sekitar 38% lebih sempit dibandingkan dengan lebar las yang dihasilkan elektrode berujung lancip, sementara menghasilkan lebar HAZ lebih sempit sekitar 18% dibandingkan dengan electrode berujung runcing dan 23% lebih sempit dibandingkan dengan lebar HAZ yang dihasilkan elektrode berujung lancip. Struktur mikro yang terbentuk pada daerah logam las untuk ketiga bentuk elektrode yang digunakan mempunyai struktur yang sama, yaitu struktur widmanstaten danparallel pacage. Penggunaan e lektrode berujung pipih pada pelasan yang mencapai kedalaman lebih dan 100% tebal kelongsong, rnenghasilkan ukuran butir 20% lebih kecil bila dibandingkan dengan penggunaan elektrode berujung runcing dan lancip.