Muhammad Ali Mursid Alfathoni
Prodi Televisi dan Film Fakultas Seni dan Desain Universitas Potensi Utama

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

MISE EN SCENE DALAM FILM LAMARAN SUTRADARA MONTY TIWA Muhammad Ali Mursid Alfathoni
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 1, No 2 (2016): PROPORSI Mei 2016
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.1.2.2016.165-178

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi aspek mise en scene dalam film Lamaran. Film Lamaran di produksi tahun 2015 oleh Rapi Films dengan durasi 1 jam 35 menit 56 detik yang di sutradarai oleh Monty Tiwa. Di tengah popularitasnya sebagai seorang pengacara dalam menyelesaikan kasus seorang koruptor membuat Tiar mendapat ancaman pembunuhan dari seorang bos mafia. Akan tetapi, ancaman tersebut tidak membuat semangat Tiar mundur dari profesinya. Untuk menjaga keselamatan Tiar, dua orang agen mendatangkan seorang pemuda tampan yang menjadi mata-mata sekaligus pacar palsu Tiar. Keluarga Tiar protes terhadap Tiar ketika mereka mengetahui kalau Tiar berpacara dengan orang yang bukan keturunan Batak. Dalam film Lamaran terdapat unsur pembentukan film salah satunya unsur sinematik. Di dalam unsur sinematik terdapat aspek mise en scene yang saling berkesinambungan dalam film Lamaran. aspek mise en scene tersebut meliputi aspek setting (latar), aspek kostum dan tata rias, aspek pencahayaan (lighting), dan aspek pergerakan pemain. Untuk mendeskripsikan aspek mise en scene dalam film Lamaran peneliti menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif dan semiotika.
Identitas Budaya Batak Toba Dalam Struktur Mise En Scene Pada Film Lamaran Muhammad Ali Mursid Alfathoni; Dani Manesah
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 5, No 2 (2020): PROPORSI Mei 2020
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.5.2.2020.123-137

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bentuk identitas budaya Batak Toba yang terdapat dalam sturuktur mise en scene pada film Lamaran. Struktur mise en scene merupakan merupakan segala sesuatu yang terlihat di depan kamera yang siap diambil gambarnya. Melalui struktur mise en scene tersebut akan didapat bentuk wujud dari identitas budaya Batak Toba yang ada pada film Lamaran. Film Lamaran merupakan sebuah film dengan genre drama komedi. Film Lamaran disutradarai oleh Monty Tiwa yang diproduksi pada tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan secara kualitatif dengan teknik mendeskripsikan objek penelitian dan semua data yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas budaya Batak Toba terdapat pada tiga unsur yang ada dalam struktur mise en scene. Unsur tersebut adalah setting dengan latar motif ukiran gorga, kostum dan tata rias tokoh yang mengenakan kain ulos dengan tata rias yang natural, dan pemain dan pergerakan yang mencerminkan sistem kekerabatan masyarakat Batak Toba.
ANALISIS KONFLIK TOKOH UTAMA PADA FILM HARANI ADAT DALAM MEMBANGUN SUSPENSE Muhammad Ali Mursid Alfathoni
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 5, No 1 (2019): PROPORSI November 2019
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.5.1.2019.01-12

Abstract

Penelitian ini tentang analisis konflik yang dialami oleh tokoh utama sehingga mampu membangun suspense pada film “Harani Adat”. Film “Harani Adat” merupakan film yang diproduksi secara side stream oleh RMP Production. Film “Harani Adat” disutradarai oleh Sulaiman S. Skenario film “Harani Adat” ditulis oleh Bullah Lubis. Film “Harani Adat” menceritakan tentang norma adat yang berlaku dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Angkola-Mandailing. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Melalui analisis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini akan ditemukan bentuk konflik yang menjadi penghambat tokoh utama dalam mewujudkan misinya. Konflik yang dialami oleh tokoh utama terdiri dari konflik internal (batin), eksternal, dan situasional. Konflik yang dialami tokoh utama pada film “Harani Adat” mampu memicu suspense dalam alur cerita.  Suspense pada film “Harani Adat” terjadi dibeberapa scene sehingga mampu membuat film tersebut menarik untuk ditonton. Alur konflik yang terdapat pada film “Harani Adat” saling berkaitan dan disesuaikan dengan struktur dramatik. Adanya alur cerita dan dikontrol dengan struktur dramatik membuat penonton akan menduga ending cerita melalui suspense yang muncul.
EKRANISASI UNSUR NARATIF DALAM FILM CAHAYA CINTA PESANTREN SUTRADARA RAYMOND HANDAYA Muhammad Ali Mursid Alfathoni
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 2, No 2 (2017): PROPORSI Mei 2017
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.2.2.2017.153-165

Abstract

Penelitian ini tentang proses ekranisasi unsur naratif dalam film Cahaya Cinta Pesantren sutradara Raymond Handaya. Film Cahaya Cinta Pesantren diproduksi oleh Fullframe Pictures yang dirilis pada tahun 2017 yang disutradarai oleh Raymond Handaya dan memiliki durasi sekitar 2 jam 28 menit 37. Film Cahaya Cinta Pesantren diangkat dari sebuah novel dengan judul Cahaya Cinta Pesantren karya seorang penulis yang bernama Ira Madan. Dalam film Cahaya Cinta Pesantren terdapat proses penciutan, penambahan dan perubahan bervariasi. Untuk mengungkap hal tersebut, peneliti menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif dan teori ekranisasi Bluestone. Proses ekranisasi yang terjadi dalam film Cahaya Cinta Pesantren meliputi ekranisasi pada alur cerita, tokoh dan penokohan. Proses ekranisasi yang dilakukan terhadap film Cahaya Cinta Pesantren bertujuan untuk mengurangi durasi dalam pembuatan film dan bertujuan untuk menambah efek dramatis dalam penyampaian alur cerita di dalam film Cahaya Cinta Pesantren. Film Cahaya Cinta Pesantren juga sangat mencerminkan arti sebuah perjuangan dan persahabatan serta belajar untuk mengikhlaskan sesuatu dan mencoba untuk bisa menerima keadaan. Film Cahaya Cinta Pesantren mencerminkan arti sebuah pengorbanan kedua orang tua agar anaknya bisa menjadi yang terbaik.
KONSEP ADAPTASI BUDAYA PARTUTURON TERHADAP FILM HARANI ADAT Muhammad Ali Mursid Alfathoni
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 4, No 1 (2018): PROPORSI November 2018
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.4.1.2018.01-12

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses adaptasi realitas budaya Partuturon  yang terdapat dalam film Harani Adat. Film Harani Adat merupakan sebuah film indie yang disutradarai oleh Sulaiman S dan di produksi pada tahun 2016 oleh RMP. Production. Proses adaptasi budaya Partuturon terhadap film Harani Adat Sutradara Sulaiman S diawali dengan bentuk interaksi antar sesama yang menggunakan bentuk-bentuk budaya Partuturon. Pada saat proses adapatasi dalam film Harani Adat juga terjadi aspek penambahan maupun perubahan dari segi alur cerita. Proses tersebut bertujuan untuk menambah efek dramatik serta menggiring konflik agar mencapai klimaks. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsi setiap proses adaptasi budaya Partuturon yang terjadi di dalam film Harani Adat. Selain itu, peneliti juga menggunakan teori Linda Hutcheon agar proses deskripsi bentuk-bentuk adaptasi budaya Partuturon dapat diuraikan dengan sebaik mungkin.dalam realitas budaya Partuturon terkandung makna yang bisa menjadi pedoman setiap individu dalam bermasyarakat. Pedoman tersebut menjadi paduan agar tidak salah langkah pada saat berinteraksi sosial dan mengambil tindakan.
ANALISIS MAKNA UNSUR NARATIF PADA VIDEO KLIP BTS “ON” Lasma Uli Situmorang; Muhammad Ali Mursid Alfathoni
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 6, No 1 (2020): PROPORSI November 2020
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.6.1.2020.01-10

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terdapat dalam unsur naratif pada video klip BTS “On”. Boyband di Korea Selatan pada masa kini mengharuskan setiap agency yang menaunginya untuk berpikir kreatif agar mampu mempopulerkan trainee yang debut menjadi idola penikmat K-pop. Kepopuleran BTS tidak terlepas dari konsep video clips yang sarat akan makna. Adanya persaingan ketat antar Makna tersebut tercermin dalam elemen struktur unsur naratif yang disusun layaknya cerita dengan maksud tersembunyi dibaliknya seperti yang terdapat dalam video klip lagu “On”. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan secara deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan metode tersebut akan dilakukan proses mendeskripsikan makna yang ada dibalik unsur naratif pada video klip lagu “On”. Dalam penelitian ini juga menggunakan teori naratif David Bordwell dan Himawan Pratista yang mencangkup alur/plot, karakter, konflik, dan setting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam video klip lagu “On” terdapat makna yang tersembunyi dibalik unsur naratif yang meliputi urutan waktu plot pola linear, konflik, karakter penokohan, dan sebagainya. Video klip lagu “On” yang diproduksi dengan konsep cinematic video tentu elemen naratif tersebut saling berkaitan dalam ruang dan waktu tertentu.
Penulisan Naskah Dalam Pembuatan Film Pendek Fiksi “Haroroan” Muhammad Ali Mursid Alfathoni; Rani Hermita; Bima Syahputra; Josua Roy
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 7, No 1 (2021): PROPORSI November 2021
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.7.1.2021.52-64

Abstract

Penelitian ini tentang penulisan naskah dalam pembuatan film pendek. Film pendek tersebut berjudul “Haroroan”. Dalam penulisan naskah film pendek fiksi ini menggunakan software final draft versi 11. Ide cerita dalam penulisan naskah film pendek ini diambil dari kehidupan remaja yang terlena dengan pengaruh budaya urban sehingga identitas budaya sendiri dilupakan. Ide cerita tersebut lalu dikembangkan menjadi sebuah tema. Tema yang diusung adalah tema kebudayaan. Setelah ide diubah menjadi sebuah tema, penulis naskah mulai membuat premis, sinopsis agar dapat dikembangkan menjadi sebuah naskah film pendek fiksi yang utuh. Dalam penulisan naskah film fiksi pendek “Haroroan” ini menggunakan struktur tiga babak Aristoteles sekaligus menjadi teori patokan dalam mengembangkan struktur pembabakan pada naskah “Haroroan”. Hasil penelitian menghasilkan sebuah naskah film fiksi pendek yang siap diproduksi menjadi sebuah film. Struktur pembabakan pada naskah diawali dengan pengenalan karakter, babak kedua konflik cerita mulai dimunculkan secara perlahan sehingga sampai klimaks, dan babak ketiga proses penyelesaian dari konflik yang terdapat pada alur cerita naskah film fiksi pendek “Haroroan”.