Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

USE OF ENGLISH IN A FRIDAY SERMON (KHUTBAH) AS A MEDIUM OF DAKWAH FOR MUSLIM EXPARTS Juliastuti Juliastuti
Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi Vol 8 No 2 (2012)
Publisher : Komunitas Dosen Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.145 KB)

Abstract

Penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar khutbah Jumat diawali banyaknya ekspatriat (orang asing) beragama Islam. Sebagian besar dari ekspatriat ini umumnya berbahasa Inggris dan belum memahami bahasa setempat. Berangkat dari hal itu, mulai menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar khutbah semenjak tahun 1999 penggunaan bahasa sangat penting dalam bedakwah. Shalat Jumat sebagai medium dakwah utama tentunya harus menggunakan bahasa yang ttepat sasaran dan dimengerti sehingga diharapkan dakwah yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh jamaah.
Gambaran Praktek Madeung Paska Persalinan Dikaitkan Dengan Evidance Based Midwifery Di Wilayah Kerja Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya Romi Elfida; Rina Julianti; Juliastuti Juliastuti
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 11 (2025): November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Praktik perawatan pasca persalinan di Indonesia sering kali dipengaruhi oleh budaya lokal, yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan praktik madeung pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas Uteun Pulo dan menganalisis kaitannya dengan Evidence-Based Midwifery (EBM).  Tujuan Penelitian: Tujuan umum untuk mengetahui gambaran praktek madeung paska persalinan dikaitkan dengan evidance based midwifery diwilayah kerja Puskesmas Uteun Pulo. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan dari ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Uteun Pulo untuk menganalisis kebiasaan pasca persalinan, termasuk kebiasaan minum, pantangan makanan, aktivitas, penggunaan stagen, ritual sale, mandi, dan praktik bakar batu. Hasil: dari 52 orang responden 53,8% responden mengonsumsi kurang dari 8 gelas air per hari. Pantangan Makan: 50,00% responden menghindari makanan pedas, tanpa adanya pantangan makanan lainnya. Pembatasan Mobilisasi: 44,23% responden berbaring lebih dari 20 jam per hari. Praktik Ritual Sale: 75% responden melakukan ritual sale. Kebiasaan Mandi: 65,38% responden mandi satu kali di pagi hari. Penggunaan Stagen atau Gurita: 42,31% responden menggunakan gurita lebih dari 12 jam per hari. Bakar Batu: 13,46% responden menggunakan batu panas lebih dari 2 kali per hari. Kesimpulan; Praktik-praktik ini menunjukkan pengaruh budaya yang kuat, tetapi berdampak negatif terhadap kesehatan, seperti dehidrasi, kekurangan gizi, dan komplikasi pasca persalinan. Saran: Diperlukan edukasi yang lebih baik mengenai pentingnya hidrasi, nutrisi seimbang, dan mobilisasi pasca persalinan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Tenaga kesehatan harus berperan aktif dalam memberikan informasi berbasis bukti kepada ibu nifas dan mengurangi ketergantungan pada praktik tradisional yang tidak didukung oleh bukti ilmiah.