Latar belakang: Prevalensi karies di Indonesia berdasarkan Riskesdas pada tahun 2007 dan 2013 meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat karies di Indonesia masih tinggi. Demikian juga kota Makassar memiliki prevalensi karies cukup tinggi sebesar 50%. Fluor berkontribusi mencegah karies dengan meningkatkan resistensi enamel terhadap lingkungan asam. Dewasa ini, masyarakat beralih untuk mengkonsumsi air minum kemasan karena alasan kebersihan, praktis, dan mudah diperoleh. Penelitian sebelumnya menunjukkan air minum kemasan tidak mengandung fluor. Tujuan: Untuk mengevaluasi gambaran status karies anak usia 12-15 tahun yang mengonsumsi air minum kemasan di SMP Nusantara. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional dengarancangan penelitian cross sectional study. Penelitian dilaksanakan bulan Mei 2016 yang melibatkan 44 siswa yang mengkonsumsi air minum kemasan hingga dilakukan penelitian. Status karies diperiksa menggunakan indeks DMF-T dan setiap siswa juga mengisi kuisioner terkait asupan makanan dan kebersihan mulutnya. Selain itu, dilakukan pemeriksaan kadar fluor dalam air minum kemasan. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil: Nilai rerata DMF-T subjek penelitian 2,06 (kategori rendah), dengan rerata DMF-T yang mengkonsumsi air minum kemasan rendah sebesar 1,95. Rerata kadar fluor dalam air minum kemasan berada di kategori 0,7-1,2 mg/L. Kesimpulan: Adanya kandungan fluor dalam air minum kemasan diperkirakan berkontribusi terhadap nilai DMF-T yang rendah dalam penelitian ini.