Penelitian ini bertujuan unntuk menggambarkan kemampuan komunikasi matematika siswa berdasarkan gaya berpikir yang dimiliki. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan di SMAN 9 Luwu. Subjek penelitian yaitu 1 siswa yang memiiki gaya berpikir acak abstrak dan 1 siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak. Instrumen dalam penelitian in yaitu peneliti sebagai instrumen utama, serta ter gaya berpikir, tes kemampuan komunikasi dan pedoman wawancara sebagai instrumen pendukung. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode. Data yang diperoleh dianalisis mengacu pada teknik analisis data model Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini yaitu: 1) subjek acak abstrak dalam memahami wacana mampu menyampaikan informasi yang diketahui dan ditanyakan pada masalah secara lisan, namun tidak menuliskan informasi yang ditanyakan, dan tidak mampu menyampaikan kesimpulan hasil penyelesaian. Kemampuan tata bahasa, subjek menggunakan simbol dan istilah matematika yang kurang sesuai. Kemampuan strategis, subjek mampu menyampaikan metode penyelesaian dengan menuliskan langkah-langkah penyelesaian secara runtut tapi tidak selesai. Sehingga tidak memenuhi indikator kemampuan komunikasi matematika, dan 2) subjek sekuensial abstrak dalam memahami wacana mampu menyampaikan informasi yang diketahui dan ditanyakan pada masalah secara lisan dan tertulis dan mampu menyampaikan kesimpulan hasil penyelesaian secara lisan dan tertulis. Kemampuan tata bahasa, subjek menggunakan simbol dan istilah matematika yang sesuai. Kemampuan strategis, subjek mampu menyampaikan metode penyelesaian dengan menuliskan langkah-langkah penyelesaian secara runtut dan benar. Sehingga memenuhi semua indikator kemampuan komunikasi matematika