Pertumbuhan Ekonomi merupakan salah satu indikator terpenting dalam meningkatkan perekonomian daerah sehingga tercapainya kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Upaya dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efisien. Namun, Khususnya di Kabupaten Wonosobo selama tahun 2001-2018 yang memiliki kemampuan keuangan daerah yang sebagian besar dalam kategori sangat kurang, kemandirian keuangan daerah yang masih bergantung sama fungsi pemerintah pusat daripada pemerintah daerah, dan pembiayaan daerah dalam komposisinya belanja tidak langsung (belanja rutin) memiliki prosentase penggunaannya paling besar daripada belanja langsung (belanja pembangunan) dalam pengelolaan keuangan daerahnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh derajat desentralisasi fiskal, derajat otonomi fiskal, dan total belanja daerah terhadap pertumbuhan ekonomi dalam pencapaian tingkat kemakmuran dan kemandirian daerah. Penelitian ini menggunakan teknik estimasi Error Correction Model (ECM) Engle dan Granger untuk mengetahui pengaruh jangka pendek dan jangka panjang pada periode 2001- 2018 di Kabupaten Wonosobo. Hasil Penelitian menyatakan variabel derajat desentralisasi fiskal dan derajat otonomi fiskal tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang, variabel total belanja daerah mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan secara simultan variabel derajat desentralisasi fiskal, derajat otonomi fiskal dan total belanja daerah secara bersama dalam jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wonosobo periode 2001-2018.