Yuliarni Yuliarni
Universitas Muhammadiyah Palembang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANAN PRAJURIT PEREMPUAN (KORPS PRAJURIT ESTRI) TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI DAN MILITER DI YOGYAKARTA 1750-1810 Yuliarni Yuliarni; Apriana Apriana; Heryati Heryati; Suwonti Atun Badriah
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana latar belakang terbentuknya prajurit perempuan (Korps Prajurit Estri) terhadap perkembangan ekonomi dan militer di Yogyakarta tahun 1750-1810 dan (2) bagaimana peranan prajurit perempuan (Korps Prajurit Estri) terhadap perkembangan ekonomi dan militer di Yogyakarta tahun 1750-1810. Metode penelitian yang digunakan adalah historis dan jenis penelitian kajian pustaka. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan sehingga teknik analisis data terdiri dari kritik sumber dan interpretasi atau penafsiran dengan analisis kritis.  Kesimpulan yang didapatkan yaitu: Terbentuknya Korps Prajurit Estri tahun 1750-1810 selain sebagai prajurit militer juga bertujuan untuk menjaga keamanan keraton dan menjadi pengawal pribadi Sultan Hamengkubuwana II. Peran prajurit perempuan terhadap perkembangan ekonomi yaitu ikut dalam kegiatan masyarakat seperti memberikan bantuan berupa bibit tanaman, dan pupuk. Hal ini berdampak semakin meningkatnya ekonomi rakyat. Sementara peran prajurit perempuan di bidang militer ialah mereka mempunyai kemampuan dalam menyusun strategi perang. Dengan adanya peran prajurit perempuan di bidang militer, Keraton Yogyakarta lebih terjaga keamanannya. Keraton Yogyakarta juga merasa lebih nyaman dengan adanya prajurit perempuan, timbul rasa kepercayaan Sultan terhadap prajurit perempuan, sehingga kaum perempuan menjadi sosok yang lebih tinggi dan tangguh di lingkungan keraton Yogyakarta.
Degradation of Kuntau Martial Art In The Village of Dawas Musi Regency Banyuasin Siti Hesti Puspa Vera; Apriana Apriana; Yuliarni Yuliarni
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v12i2.19283

Abstract

Kuntau is one of the martial arts that is known by the people of South Sumatra, but as time went on, kuntau began to be pushed aside and replaced by modern martial arts. This study aims to determine the history of the formation of the Kuntau martial art in Dawas Village, Musi Banyuasin Regency, its growth and development and to determine the factors causing the degradation of the Kuntau martial art in Dawas Village, Musi Banyuasin Regency. In this study using historical methods and data collection techniques carried out through observation, interviews and documentation. After the data is collected, it is continued with data analysis and drawing conclusions. The history of the formation of the Kuntau martial art in Dawas Village in 1943 was brought by an ancestor named Puyang Pasirah. In the 1950s the Kuntau art began to experience rapid development and had a lot of interest for the community in this field, because this martial art was very much needed at that time. But over time, the Kuntau martial art began to experience degradation around the 1980sKeywords: Degradation, Kuntau Martial Art, Dawas Village.Kuntau merupakan salah satu seni beladiri yang dikenal oleh masyarakat di Sumatera Selatan, namun seiring berkembangnya zaman kuntau mulai tersisih dan digantikan oleh beladiri modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah terbentuknya seni beladiri Kuntau di Desa Dawas Kabupaten Musi Banyuasin, pertumbuhan dan perkembangannya dan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya degradasi seni beladiri Kuntau yang ada di Desa Dawas Kabupaten Musi Banyuasin tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan metode historis dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul dilanjutkan dengan analisis data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah terbentuknya seni beladiri Kuntau yang ada di Desa Dawas pada tahun 1943 yang dibawa oleh nenek moyang yang bernama Puyang Pasirah. Pada tahun 1950-an kesenian Kuntau mulai mengalami berkembangan pesat dan mempunyai banyak minat bagi masyarakat di bidang tersebut, karena kesenian beladiri tersebut sangat dibutuhkan pada saat itu. Namun seiring berjalannya waktu, seni beladiri Kuntau mulai mengalami degradasi sekitar pada tahun 1980-an.Kata Kunci: Degradasi, Seni Beladiri Kuntau, Desa Dawas.
KILAS BALIK SEJARAH, PENDIDIKAN ISLAM DALAM LINGKARAN ISU INTOLERANSI YULIARNI YULIARNI
Raudhah - Proud To Be Professional مجلد 7 عدد 2 (2022): Raudhah Proud To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah-DESEMBER 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Raudhatul Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48094/raudhah.v7i2.202

Abstract

The spirit of tolerance in Indonesia has decreased, marked by certain events, one of which is a conflict with a religious background. Islamic education is considered to be a vehicle for responding to this problem. However, the implementation of Islamic Education has not gone well. The purpose of this article is to describe how historical re-memory about Islamic Education in Indonesia can provide input to the current implementation of Islamic Education, to address intolerance. This research is qualitative research through document study. The results of this study found that Islamic Education in the past had been prepared by taking into account the plural reality in Indonesia.