p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknodik
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FILM PENDIDIKAN: KARYA SENI, REPRESENTASI, DAN REALITAS SOSIAL DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA Oos M. Anwas
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.XVI No.2 Juni 2012
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1156.757 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.20

Abstract

Masa remaja adalah fase mencari dan membentuk jati diri. Mereka seringkali mendapatkan figur atau keteladanan dari sajian televisi dan film komersial, termasuk film asing. Pengalaman empirik bahwa film Aku Cinta Indonesia (ACI) di tahun 1980-an berhasil menjadi sebuah tontonan menarik dan teladan bagi remaja pada saat itu. Hal ini menjadi optimisme pengembangan film pendidikan dalam membangun karakter bangsa. Film pendidikan dapat dikembangkan melalui: 1) menyajikan karakter tokoh idola remaja masa kini, dan 2) menciptakan figur ideal panutan remaja. Konsep film sebagai karya seni yang komplek dan menjadi representasi dan gambaran realitas sosial. Oleh karena itu film pendidikan dituntut mampu menghadirkan kekayaan budaya, kekayaan alam, termasuk kearifan lokal sebagai representasi dan realitas sosial bangsa Indonesia. Sebagai karya seni, film pendidikan perlu mengolah psikologi dan emosi penonton. Untuk itu, film pendidikan perlu dibuat dramatisasi yang wajar, alur cerita menarik, memberikan kejutan-kejutan dan kepenasarana, penokohan dengan karakteristik yang tegas, bahasa yang mudah dicerna, serta ditunjang teknis produksi mulai: pengambilan gambar, editing, pemilihan shot, memberikan penekanan, dan aspekaspek teknis lainnya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Oos M. Anwas
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.XVI No.3 September 2012
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1376.222 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.33

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) intensitas pemanfaatan media massa, 2) kesesuaian substansi media massa dengan keperluan penyuluhan pertanian, dan 3) faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan media massa sebagai media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi terhadap penyuluh pertanian PNS di kabupaten Karawang dan Garut Jawa Barat. Dengan menggunakan analisis dekriptif diketahui bahwa pemanfaatan media massa: koran, buku, radio, dan internet dalam katagori sangat rendah. Pemanfaatan majalah dalam katagori sedang dan hanya intensitas pemanfaatan media televisi dalam katagori tinggi. Substansi informasi media massa secara umum kurang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian. Hanya substansi majalah yang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian. Hasil analisis regresi berganda dengan metode stepwise diketahui bahwa intensitas pemanfaatan media massa yang rendah dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan media komunikasi dan informasi dan dukungan keluarga yang relatif rendah, meskipun tingkat pendidikan formalnya tinggi. Oleh karena itu dalam era informasi, media massa sudah menjadi kebutuhan bagi profesi penyuluh pertanian sehingga perlu dilakukan upaya dimulai dengan menumbuhkan kesadaran, menyediakan kemudahan akses media massa, serta meningkatkan substansi media massa yang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian.
BUDAYA LITERASI MEDIA TELEVISI Oos M. Anwas
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.XVI No.4 Desember 2012
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1629.096 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.43

Abstract

Pesatnya kemajuan industri televisi menuntut masyarakat memiliki budaya literasi. Tulisan ini bertujuan mengkaji: 1) hakekat literasi media televisi, 2) rasionalisasi perlunya memiliki budaya literasi, dan 3) langkah-langkah membudayakan literasi media televisi. Literasi media televisi adalah kemampuan dalam berperilaku terhadap siaran televisi mulai dari memilih, menganalisis, menyikapi, dan merespon siaran televisi secara sehat dan benar. Budaya literasi bermanfaat untuk menangkal dampak negatif dan mengambil manfaat positif siaran televisi sebagai media pendidikan dan informasi. Budaya literasi media televisi diperlukan karena siaran televisi adalah bukan peristiwa sebenarnya, akan tetapi hasil produksi dan rekayasa industri media. Budaya literasi perlu diarahkan sebagai gerakan masyarakat secara nasional dengan mengoptimalkan semua potensi dan partisipasi masyarakat yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Adapun bentuknya dapat dilakukan melalui: membangun kesadaran terhadap siaran televisi, menanamkan pendidikan literasi di sekolah, menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan literasi, membangun keluarga peduli siaran televisi, pemberdayaan lembaga kemasyarakatan, membentuk komunitas literasi melalui jejaring sosial, menyelengarakan lomba kreativitas literasi media, dan memberikan reward kepada masyarakat yang dinilai berhasil dalam membudayakan literasi media televisi.
AUDIOBOOK: MEDIA PEMBELAJARAN MASYARAKAT MODERN Oos M. Anwas
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No.1 April 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.439 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v18i1.111

Abstract

Abstrak: Kehidupan masyarakat modern cenderung instan dan praktis, serta familier dengan produk teknologi informasi dan komunikasi. Namun tuntutan pekerjaan dan budaya bertutur ini menjadikan malas untuk membaca apalagi buku teks. Padahal membaca buku sangat perlu dalam mengikuti perkembangan iptek yang begitu cepat. Tulisan ini bertujuan melakukan kajian terhadap audiobook sebagai media pembelajaran alternatif bagi masyarakat modern. Kajian difokuskan pada 1) konsep dan karakteristik audiobook, 2) produksi audiobook, dan 3) manfaat audiobook. Hasil kajian diketahui bahwa audiobook merupakan rekaman audio yang ada dalam buku baik berupa teks, gambar, dan ilustrasi lainnya. Produksi audiobook dapat dilakukan melalui: analisis kebutuhan, membuat rancangan, rekaman dan editing, review revisi, ujicoba, dan pemanfaatan. Produksi juga dapat mengotimalkan musik dan sound effect. Manfaat audiobook dapat memahami isi buku tanpa harus membaca, bahkan bisa sambil melakukan aktivitas seharihari. Audiobook juga sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang senang bertutur dan kurang suka membaca, membantu bagi kaum tunanetra, dapat menyelamatkan buku-buku kuno, sebagai contoh penghayatan buku karya sastra, serta membantu belajar bahasa asing/ daerah. Oleh karena itu pemerintah dan swasta serta penulis dan penerbit buku perlu membuat konten audiobook baik dari buku teks maupun dari buku fiksi. Begitu pula perlunya regulasi yang jelas terutama hak cipta penulis dan penerbit buku.Kata kunci: audiobook, buku teks, buku fiksi, media audio pembelajaran  Abstract: Modern society has a tendency to be instant and practical, as well as to be familiar with information and communication technology products. However, the demands of work and storytelling culture has created a hindrance towards the reading culture, especially the less-stimulated tendency to read textbook whereas reading is necessary as a way to keep up with the rapid development of science and technology. This paper aims to conduct a review of the audiobook as a instructional media for modern society. The study focused on: 1) the concept and characteristics of the audiobook, 2) audiobook production, and 3) the benefits of\ audiobooks. The results of the study show that the audiobook is an audio recording in the consists of text, images, and other illustrations. Audiobook Production can be done through 6 stages: needs analysis, desigining, recording and editing, reviewing/revising, implementing trial, and the utilization. Through production, the music and sound effects can be optimized. One of its primary benefits of audiobooks is that it can enable people to understand the contents of the book while performing daily activities without having to read them. Audiobooks are also the perfect fit for the storytelling culture of Indonesian people who prefer to enjoy speaking more but reading less. This way, the audiobooks can also help the blind and visually impaired to obtain knowledge from books especially ancient books as the way to express literary appreciation as well as to learn a foreign/local language. Therefore, the government and private sector as well as authors and book publishers need to make good contents of audiobook developed from the textbook or from a book of fiction. Similarly, clear regulations, particularly copyrights of authors and book publishers is also needed.Keywords: audiobook, textbook, fiction book, instructional audio mediaAbstrak:  Kehidupan masyarakat modern cenderung instan dan praktis, serta familier dengan produkteknologi informasi dan komunikasi. Namun tuntutan pekerjaan dan budaya bertutur ini menjadikan malasuntuk membaca apalagi buku teks. Padahal membaca buku sangat perlu dalam mengikuti perkembanganiptek yang begitu cepat. Tulisan ini bertujuan melakukan kajian terhadap audiobook sebagai mediapembelajaran alternatif bagi masyarakat modern. Kajian difokuskan pada 1) konsep dan karakteristikaudiobook, 2) produksi audiobook, dan 3) manfaat audiobook. Hasil kajian diketahui bahwa audiobookmerupakan rekaman audio yang ada dalam buku baik berupa teks, gambar, dan ilustrasi lainnya. Produksiaudiobook dapat dilakukan melalui: analisis kebutuhan, membuat rancangan, rekaman dan editing, reviewrevisi, ujicoba, dan pemanfaatan. Produksi juga dapat mengotimalkan musik dan sound effect. Manfaataudiobook dapat memahami isi buku tanpa harus membaca, bahkan bisa sambil melakukan aktivitas seharihari. Audiobook juga sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang senang bertutur dan kurang sukamembaca, membantu bagi kaum tunanetra, dapat menyelamatkan buku-buku kuno, sebagai contohpenghayatan buku karya sastra, serta membantu belajar bahasa asing/ daerah. Oleh karena itu pemerintahdan swasta serta penulis dan penerbit buku perlu membuat konten audiobook baik dari buku teks maupundari buku fiksi. Begitu pula perlunya regulasi yang jelas terutama hak cipta penulis dan penerbit buku. Kata kunci: audiobook, buku teks, buku fiksi, media audio pembelajaran Abstract: Modern society has a tendency to be instant and practical, as well as to be familiar with informationand communication technology products. However, the demands of work and storytelling culture has createda hindrance towards the reading culture, especially the less-stimulated tendency to read textbook whereasreading is necessary as a way to keep up with the rapid development of science and technology. This paperaims to conduct a review of the audiobook as a instructional media for modern society. The study focusedon: 1) the concept and characteristics of the audiobook, 2) audiobook production, and 3) the benefits ofaudiobooks. The results of the study show that the audiobook is an audio recording in the consists of text,images, and other illustrations. Audiobook Production can be done through 6 stages: needs analysis,desigining, recording and editing, reviewing/revising, implementing trial, and the utilization. Throughproduction, the music and sound effects can be optimized. One of its primary benefits of audiobooks is thatit can enable people to understand the contents of the book while performing daily activities without havingto read them. Audiobooks are also the perfect fit for the storytelling culture of Indonesian people who preferto enjoy speaking more but reading less. This way, the audiobooks can also help the blind and visuallyimpaired to obtain knowledge from books especially ancient books as the way to express literary appreciationas well as to learn a foreign/local language. Therefore, the government and private sector as well asauthors and book publishers need to make good contents of audiobook developed from the textbook orfrom a book of fiction. Similarly, clear regulations, particularly copyrights of authors and book publishers isalso needed. Keywords: audiobook, textbook, fiction book, instructional audio media
STUDI PENYELENGGARAAN JARINGAN SEKOLAH Nurdin Ibrahim; Purwanto Purwanto; Oos M. Anwas
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. 8 No. 14, Juni 2004
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.852 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v8i14.477

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penyelengaraan jaringan sekolah, terutama dalam tahapan penyediaan, pelayanan, dan pembinaan jaringan. Metode pengumpulan data menggunakan Focus Group Discussion (FGD) terhadap pakar dan praktisi yang telah menyelenggarakan jaringan sekolah. Hasil analisis data diketahui bahwa faktor pendukung aspek penyediaan jaringan adalah SDM yang terstruktur dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab yang jelas; dan adanya berbagai alternatif aplikasi web server open source. Faktor penghambatnya adalah: kurang dukungan pengambil kebijakan seperti pimpinan, kurang kerjasama pihak terkait, penyedia jasa internet dan lain-lain. Dalam aspek pelayanan faktor pendukung adalah content, kemudahan akses, registrasi, discount pulsa internet, jaminan keamanan, tidak adanya tagihan, dan lain-lain. Situs yang berbasis teks, user friendly, fasilitas link, FAQ, download, helpdesk, space, dan promosi langsung kepada user untuk menjaga loyalitasnya. Faktor penghambat adalah belum tersedianya fasilitas search engine content yang memadai dan menyulitkan provider untuk promosi; kurangnya insentif bagi user, kesinambungan pelayanan, e-mail gratis, dan target yang akan dicapai.