This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknodik
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

STUDI EKSPLORATIF TENTANG PUSTEKKOM-KEMDIKBUD SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR BERBASIS TIK Waldopo waldopo
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.XVI No.4 Desember 2012
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1609.707 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.39

Abstract

Salah satu tugas pokok dan fungsi (tusi) Pustekkom-Kemdikbud sesuai amanah dari peraturan menteri pendidikan nasional (Permendiknas) nomor 23 Tahun 2005 tentang organisasi dan tata kerja Pusat-Pusat di lingkungan Depdiknas,Permendiknas nomor 38 Tahun 2008 tentang pengelolaan TIK di lingkungan Depdiknas dan Permendiknas nomor 10 tahun 2010, adalah sebagai lembaga yang memberikan layanan Pusat Sumber Belajar (PSB) berbasis TIK kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi apakah Pustekkom-Kemdikbud telah melaksanakan salah satu tusinya tersebut. Penelitian dilakukan selama bulan September dan Oktober 2012 di kantor Pustekkom-Kemdikbud Jl. RE Martadinata, Ciputat, Banten dengan melihat dokumentasi yang ada, mewawancarai petugas terkait dan mengobservasi infrastruktur maupun fasilitas yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pustekkom-Kemdikbud telah melaksanakan salah satu tusinya dengan baik yaitu sebagai lembaga yang memberikan layanan PSB berbasis TIK kepada masyarakat. Kesimpulan ini didasarkan pada tiga kriteria PSB berbasis TIK, yaitu memiliki konten yang berbasis TIK, memiliki infrastruktur, fasilitas dan alat untuk menyebarluaskan konten kepada masyarakat dan memiliki konsep tentang sistem pemanfaatannya. Disarankan agar Pustekkom-Kemdikbud tetap menjaga prestasinya dalam memberikan layanan PSB yang berbasis TIK, bahkan kalau perlu ditingkatkan dengan cara terus menerus melakukan pengkajian, pengembangan dan pembaharuan.
STUDI TENTANG KONTRIBUSI PUSTEKKOM TERHADAP PROGRAM "BERMUTU" Waldopo Waldopo
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.XVII No.1 Maret 2013
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.726 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.63

Abstract

diterima: 1 Februari 2013 , dikembalikan untuk revisi: 15 Februari 2013, disetujui: 19 Februari 2013.Abstrak: “Bermutu” atau Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kinerja guru yang koordinasinya di bawah Ditjen Dikdas. Sebagai lembaga yang memiliki tusi di bidang TIK untuk pendidikan, Pustekkom diminta ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program Bermutu bersama Ditjen Dikti dan Balitbang. Tahun 2013 merupakan tahun terakhir pelaksanaan program Bermutu yang resminya sudah dimulai tahun 2008. Sebelum dievaluasi secara menyeluruh, permasalahan yang perlu dijawab adalah kontribusi apa saja yang diberikan Pustekkom dalam mensukseskan program Bermutu. Data dikumpulkan dengan Wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga jenis kontribusi yang diberikan Pustekkom yaitu: Pertama, untuk meningkatkan kompetensi guru Pustekkom telah memberikan pelatihan kepada sejumlah guru dalam bidang pemanfaatan TIK untuk pendidikan. Kedua, untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan guru Pustekkom telah memberikan dukungan kepada 16 LPTK (perguruan tinggi) penyelenggara program S1-PGSD dalam pengembangan model penyelenggaraan program S1-PGSD sistem PJJ, melatih para dosen dalam pengembangan bahan ajar mandiri, mengembangkan bahan ajar mandiri untuk mahasiswa S1-PGSD dalam bentuk modul, video dan audio serta memfasilitasi berbagai pertemuan dengan 16 LPTK. Ketiga, yang berhubungan dengan infrastruktur, melalui Jardiknas Pustekkom telah memberikan layanan Bandwidth gratis untuk zona kantor, zona perguruan tinggi dan zona sekolah, serta layanan konten pembelajaran yang didistribusikan melalui TVE, Suara Edukasi dan Rumah Belajar. Selanjutnya disarankan agar Pustekkom bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melanjutkan pemberian pelatihan kepadapara guru hingga seluruh guru memiliki kompetensi di bidang pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, dukungan terhadap peningkatan kualifikasi pendidikan bagi guru diperluas dan layanan bandwidth gratis tepat waktu. Kata kunci: Bermutu, kompetensi guru, kualifikasi pendidikan, Pustekkom,TIK,Abstract: “Bermutu” or the Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading was a government effort to improve the quality of education by enhancement the qualifications, competence and performance of teachers. The Bermutu program wascoordinated by the Directorate General of Basic Education. As an institution with duties and responsibilities in ICT for education, Pustekkom was requested to participate in the success of the Bermutu program together with Directorate General of Higher-Education and Research and Development Office. This 2013 was the last phase of the implementation of the program that officially started in 2008. Untill the evaluation is thoroughly conducted, there was a question to be answered: what was the contribution of Pustekkom for the sucess of Bermutu program? Data were collected through documentation, observation and interview. The results of the study showed there were three types of contributions of Pustekkom. First, in order to improve teachers’ competence Pustekkom had conducted trainings for a number of teachers in the use of ICT for education. Second, to improve teachers’ education qualification Pustekkom had provided certain supports to 16 LPTKs (colleges) as the organizers of S1-PGSD program in term of developing a model of distance education system of S1-PGSD program, training the instructors (lecturers) in developing the learning materials for independent study, developing learning materials for students of S1 -PGSD in the form of modules, video and audio, facilitating the 16 LPTKs for meetings to discuss the distance education system. Third, related to the ICT infrastructure Pustekkom had used Jardiknas to provide free service bandwidth to the office zones, college zones and school zones. For learning materials services, Pustekkom had built education television named TV Edukasi, Radio Suara Edukasi, and “Rumah Belajar”, a web based learning portal. Further, it was recommended that Pustekkom build cooperations with other parties to continue providing trainings to teachers untill all teachers have the ability to use ICT for education support for increasing the educational qualifications of teachers to be expanded and free bandwidth services to school zones on time.Keywords : “Bermutu”, teacher competence, educational qualification, Pustekkom, ICT.
UJICOBA PENAYANGAN PROGRAM PENDIDIKAN BUDI PEKERTI MELALUI TELEVISI Waldopo Waldopo
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.146 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.98

Abstract

Abstrak:Penelitian yang berjudul Ujicoba Pendidikan Budi Pekerti Melalui Televisi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas pesan moral yang disampaikan oleh film serial pendidikan karakter Laskar Anak Bawang (LAB) khususnya pada episode “Pistol dan Bulan” dan “Sepeda Butut”. Film ini diproduksi oleh Pustekkom Depdiknas dan disiarkan oleh stasiun TVRI pada tanggal 5 dan 12 September 2000. Kedua jenis film tersebut berisikan pesan moral agar anak menjadi orang yang berakhlak mulia. Penentuan sampel dilaksanakan secara random (acak). Hasil randomisasi terpilih 10 lokasi yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Samarinda, Makassar, Mataram dan Kupang. Tiap kota yang terpilih; secara acak diambil 10 Sekolah Dasar (SD) yang mewakili SD di dalam kota dan yang di pinggiran kota; SD yang berstatus negeri dan SD yang berstatus swasta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum film dapat menyampaikan pesan moral secara efektif kepada siswa. Seluruh pesan moral yang ada di dalam episode Pistol dan Bulan dapat mempengaruhi siswa secara efektif. Sedangkan pesan moral yang terkandung dalam episode Sepeda Butut ada yang berpengaruh efektif tetapi ada juga yang tidak. Pesan moral yang berpengaruh efektif adalah:kesabaran, kerjasama kelompok, sportivitas dan solidaritas. Sedangkan yang tidak adalah pesan tentang perbedaan status sosial. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disampaikan saran (1) agar Pustekkom menggandeng semua pihak yang berkepentingan dengan masalah pendidikan budi pekerti untuk terus mengembangkan film-film serial televisi yang bermuatan pendidikan budi pekerti, (2) Berhubung pendidikan budi pekerti merupakan bagian yang terpisahkan dari pendidikan karakter, maka perlu dikembangkan film sejenis yang berisikan pesan tentang wawasan kebangsaan (3) film-film pendidikan budi pekerti yang telah diproduksi disamping disiarkan melalui stasiun televisi hendaknya juga di upload ke dunia maya seperti youtube dan Jardiknas/e-dukasi.net, dan (4) penelitian serupa hendaknya dilaksanakan lagi dengan sasaran para siswa yang tinggal di daerah pedesaan dan daerah terpencil.Kata Kunci: Pendidikan Budi Pekerti, Akhlak Mulia, Moral , Film serial Laskar Anak BawangAbstract:The study entitled Trial of Moral Education Through Television aimed to determine the effectiveness of the moral message conveyed by the movie series of “Laskar Anak Bawang” (LAB), particularly in the episode of “Pistol dan Bulan” and “Sepeda Butut”. The movie series was produced by the Center of information and communication technology for education Ministry of National Education and broadcast by TVRI station on 5 and 12 September 2000. Both episodes contained moral messages for a child to be a noble person in the future. The samples gained by random sampling technique. The random sampling technique resulted 10 location which were Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Samarinda, Makassar, Mataram and Kupang. In each city, ten primary schools represented urban and suburban schools, public and private schools were choosen. The result of the study showed that generally a film could convey moral messages effectively to students. All moral messages in the Pistol dan Bulan episode could influence students effectively. Some of those in Sepeda Butut episode could influence students effectively while the others could not. The moral messages that influenced effectively were: patience, teamwork, sportsmanship and solidarity. While the moral message that did not influence effectively was about the social status difference. Based on the results some suggestions are offered as follow: 1) Pustekkom should invite all parties that concern with the issue of character education to develop character building television series; 2) Pustekkom should develop a television series that conveys the concept of nationality; 3) All the character education films should also be uploaded to virtual world, e.g. via youtube and Jardiknas/e-dukasi.net; and 4) Such study should be held again with the target of students living in rural or remote area.Keywords: Character education, noble, moral, Laskar Anak Bawang TV series.
EVALUASI TERHADAP LAYANAN PPDB ONLINE DI KOTA PEKANBARU Waldopo Waldopo
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No.1 April 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.604 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v18i1.107

Abstract

Abstrak:Sejak diperkenalkan kepada masyarakat tahun 2012, permintaan layanan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online dari daerah terus bertambah. Oleh karena itu perlu dilakukan studi yang bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian pelaksanaan pelayanan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online dengan juklak dan juknisnya khususnya yang menyangkut pembiayaan, persyaratan minimal yang harus dipenuhi daerah, komitmen dari pihak yang menjalin kerjasama dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, serta kelancaran konektivitas layanan. Studi dilaksanakan di kota Pekanbaru pada tanggal 24 sampai dengan 28 Juni 2013. Pengumpulan data dilaksanakan dengan wawancara, pengamatan lapangan, dan memeriksa dokumentasi. Responden studi adalah penanggung jawab kegiatan, supervisor, operator, tenaga teknis dari Pustekkom Kemdikbud, dan orang tua siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Layanan PPDB Online diberikan secara gratis, (2) Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru telah memenuhi pesyaratan minimal untuk diberikan layanan PPDB Online secara gratis, (3) Pustekkom Kemdikbud dan Dinas Pendidikan Kota telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik sesuai dengan komitmen yang telah disepakati, dan (4) Konektivitas layanan belum lancar secara optimal (atau belum dapat sepenuhnya berjalan dengan lancar). Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah konektivitas layanan PPDB Online di masa yang akan datang, disarankan agar diadakan simulasi/ujicoba layanan PPDB Online terlebih dahulu.Kata Kunci: TIK, Infrastruktur TIK, Aplikasi berbasis WEB, dan PPDB Online. Abstract:Since its introduction to public in 2012, the service request for Online Admission Application System for New Students (PPDB Online) from districts has continued to increase. It is therefore necessary to conduct a study aims to evaluate the conformity of the implementation of PPDB Online based on its guidelines, particularly regarding the financing, minimum requirements needed to fulfill by District, the commitment from related parties that in carrying out their duties and responsibilities, and the smooth connectivity of the service. The study ws conducted in the city of Pekanbaru from June 24 to June 28, 2013. The data collection was obtained by interviews, field observations, and checking the documentation. The respondents were person in charge (PIC), supervisors, operators, technical personnels from Pustekkom Kemdikbud, and parents. Data was analyzed descriptively. The results of the study indicated that (1) PPDB Online service is provided for free, (2) Educational Division at Pekanbaru City has met the minimum requirements for a free-of-charge service of PPDB Online, (3) Pustekkom Kemdikbud and Educational Division at Pekanbaru City have carried out their duties and responsibilities properly in accordance with the approved commitments , and (4) the connectivity of the service has not yet optimally implemented (or has not yet run smoothly). Therefore, to overcome the connectivity issue in PPDB Online in the future, it is suggested to conduct a simulation / testing services beforehand.Keywords: ICT, ICT Infrastructure, Web-Based Application, Online Admission Application System for New Students
PENGARUH PEMANFAATAN TIK PEMBELAJARAN TERHADAP NILAI UJIAN AKHIR DI DAERAH PERBATASAN Waldopo Waldopo
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.528 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.118

Abstract

Abstrak:Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa respon masyarakat di daerah perbatasan terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran cukup positif. Pertanyaan berikutnya adalah adakah pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut terhadap peningkatan nilai ujian akhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran terhadap peningkatan nilai ujian akhir siswa SDN 05 dan SMPN 04 Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Utara. Kedua sekolah tersebut berada di daerah perbatasan RI-Malaysia. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat data sekunder yaitu berupa nilai ujian akhir antara sebelum sekolah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dibandingkan dengan nilai ujian akhir setelah sekolah memanfaatkannya untuk kegiatan pembelajaran. Data dianalisis dengan membandingkan perbedaan rerata dari kedua periode tersebut kemudian dilakukan uji-t dengan taraf signifikansi 0,05. Untuk keperluan analisis data digunakan software aplikasi SPSS 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran (baik di SD maupun di SMP) memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan nilai ujian akhir. Pada SD ditemukan nilai signifikansi 0.032 dan pada SMP ditemukan nilai signifikansi 0.001. Artinya baik di SD maupun di SMP pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran memberikan pengaruh yang positif dalam meningkatkan nilai ujian akhir siswa. Oleh karenanya disarankan agar bantuan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran berikut pelatihan pemanfaatannya diperluas ke sekolah-sekolah lain yang ada di daerah perbatasan.Kata Kunci: Nilai ujian akhir, Daerah perbatasan, dan TIK untuk pembelajaran. Abstract:The result from the previous studies showed that community responses from border area to utilize information and communication technologies (ICT) for learning were positive. The next question to answer would be: was there any influence on the utilization of information and communication technology (ICT) to increase the value of the final exam. This study aims to determine the effect of the utilization of information and communication technology for learning activities to increase scores in student’s final exam in SDN 05 and SMP 04 in Central Sebatik, Nunukan, North Kalimantan. Both schools are located in the border area between Indonesia and Malaysia. Data collection was done by examining the secondary data in the form of test scores before and after the utilization of ICT for learning activities to increase scores in student’s final exam. Data were analyzed by comparing the mean-difference from the two time intervals and then performed by t-test with a significance on 0.05 level. For this purposes, data was analysed by SPSS 17 software applications. Results showed that the utilization of ICT in learning activities (both in primary and secondary schools) have a positive influence on the improvement of final exam scores. In elementary school level, the value was 0.032 while in secondary school level (SMP), the value was 0.001. This means that both primary and secondary school’s utilization of ICT for learning has given positive impact in improving student’s final exam scores. Therefore, it is suggested to ministry of education and culture that the utilization of ICT for learning and training shall be extended to other schools in the border area.Key words: Final examination scores, Borders area, and ICT for learning
DAMPAK PELATIHAN PEMANFAATAN TIK (PeTIK) UNTUK PEMBELAJARAN BAGI GURU DI SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (Studi guru-guru sekolah Indonesia di Bangkok-Thailand) Waldopo Waldopo
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.19 No. 1 April 2015
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.875 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v19i1.143

Abstract

Abstrak:Kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran merupakan sebuah tuntutan Undang-Undang. Oleh karena itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dengan memberikan pelatihan agar para guru dapat meningkatkan kompetensinya di bidang tersebut. Pelatihan yang selama ini dilaksanakan lebih banyak memperhatikan guru-guru yang bertugas mengajar di dalam negeri, sementara karena berbagai hal para guru yang bertugas mengajar di luar negeri kurang memperoleh perhatian. Berdasarkan pertimbangan tersebut, Pustekkom Kemdikbud mencoba memulai memberikan pelatihan bagi guru-guru yang mengajar sekolah di Indonesia di luar negeri, dalam hal ini di Bangkok Thailand. Permasalahannya apakah para guru yang mengajar di sekolah di Indonesia di luar negeri ini merasa memperoleh manfaat dari kegiatan pelatihan yang diberikan Pustekkom tersebut. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi tentang dampak dari pelatihan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran bagi guru-guru sekolah Indonesia di kota Bangkok-Thailand. Pengumpulan data dilakukan melalui angket dan diskusi terfokus. Analisis data dilaksanakan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh guru yang dilatih menyatakan memperoleh manfaat dari hasil pelatihan yang mereka ikuti. Manfaat yang mereka rasakan antara lain mereka menjadi lebih yakin akan potensi yang dimiliki TIK, sehingga mereka termotivasi untuk memanfaatkan TIK di dalam kegiatan pembelajaran yang mereka laksanakan. Bahkan seseuai dengan keterampilan yang telah mereka miliki, mereka bersedia untuk membuat sendiri bahan pembelajaran yang mereka ajarkan dalam bentuk media yang berbasis TIK. Berdasarkan temuan ini disarankan agar pelatihan ini diteruskan sampai seluruh guru yang mengajar sekolah-sekolah Indonesia di luar negeri memiliki kompetensi di bidang pemanfaatan TIK untuk pembelajaran.Kata Kunci: Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK), TIK untuk pembelajaran, Pelatihan PeTIK, Guru di sekolah Indonesia di luar negeri.Abstract: The ability of teachers in utilizing information and communication technology (ICT) for learning is by constitution, an obligation to fulfil. Therefore, the Indonesian government has made tremendous effort to provide training for teachers to improve their competence in utilizing ICT for learning. So far, the ongoing training only focuses more on teachers teaching in Indonesia while unfortunately, teachers teaching abroad have not had the equal focus and attention as teachers teaching in Indonesia. Responding to this condition, Pustekkom Kemdikbud had tried to start providing training for teachers teaching in Indonesian schools abroad, which in this case is in Bangkok Thailand. What seems to be the problem is that whether teachers who taught Indonesian school in Bangkok Thailand were to benefit from the training provided by Pustekkom. This study aims to obtain information about the impact of teacher training for Indonesian school teacher teaching abroad (in Bangkok, Thailand) on utilizing ICT for learning. Data collected through questionnaires and focus group discussions. Data analysis was carried out descriptively. The results showed that all trained teachers confirm to benefit from training that they underwent. Among the benefits are becoming confident in utilizing the potential of ICT in a way that they have felt increased motivation to utilize ICT in their learning activities. Furthermore, along with their improved motivation and skills, they feel confident to make their own teaching and learning materials in the form of ICT-based media. Based on these findings, it is recommended that this training should be sustained to all Indonesian school teachers teaching abroad until they can all improve their competence in utilizing ICT for learning.Keywords: Information and Communication Technology (ICT), ICT for learning, Teachers Training on ICT for Education, Teachers of Indonesian School in Abroad.
STUDI TENTANG KEMUNGKINAN PEMANFAATAN PENDIDIKAN JARAK JAUH UNTUK PENGEMBANGAN SDM KEPALA SEKOLAH MADRASAH waldopo waldopo
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. 12 No. 1, Juni 2008
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.33 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v12i1.418

Abstract

Departemen Agama melalui MESA (Madrasah Education Sub Sector Assesment) melakukan studi menyeluruh tentang pengelolaan Madrasah sekaligus melihat kesiapan Madrasah jika pengelolaannya diserahkan ke daerah dengan mengkaji berbagai dokumen, mewawancarai para guru dan Kepala Madrasah, pakar, pejabat, praktisi lapangan, melakukan diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion) dengan para pejabat Propinsi dan Kabupaten/Kota Departemen Agama dan yang membidangi anggaran dan perencanaan di 6 lokasi sampel (Jambi, Sumatera Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, dan Sulawesi Tenggara) guna melihat kondisi realitas Madrasah. Selain itu, dilakukan juga observasi dan wawancara dengan para pengelola MDC (Madrasah Development Center) dan CLRC (Community Learning Resources Center) dan pengelola Madrasah Model. Tulisan ini difokuskan pada pengembangan SDM Kepala Madrasah sesuai dengan fungsinya yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran/pendidikan di Madrasah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 37.288 Kepala Madrasah, lebih dari separuhnya (19.210) berstatus masih non pegawai negeri. Dari segi pendidikan, sebagian besar dari mereka belum berkualifikasi pendidikan S1. Selain itu, para pejabat Depag di daerah cenderung merasa “belum siap” jika Madrasah didesentralisaikan sebagaimana halnya dengan sekolah umum.
STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) Waldopo Waldopo
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. 13 No. 1, Juni 2009
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.22 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v13i1.441

Abstract

Pada prinsipnya kegiatan pembelajaran dapat berlangsung di mana saja dan kapan saja dengan peserta didik yang beraneka ragam. Namun orang lebih banyak mengenal kegiatan pembelajaran yang berlangsung di bangku-bangku sekolah yang peserta didiknya siswa ataupun di bangkubangku kuliah yang peserta didiknya mahasiswa. Padahal masih banyak jenis kegiatan pembelajaran di luar itu. Salah satunya adalah kegiatan pembelajaran pada Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Diklat pada umunnya diikuti oleh orang dewasa tentu memerlukan strategi tersendiri. Dalam kegiatan  pembelajaran di sekolah ataupun di bangku kuliah, hubungan antara guru/dosen dengan peserta didiknya pada umumnya masih dianggap “central”. Guru/dosen cenderung masih “ditakuti” oleh siswa/mahasiswa. Para siswa/mahasiswa pada umunya cenderung tidak berani berbeda pendapat dengan guru/dosennya walaupun kadangkala ilmu guru/dosen nya sudah ketinggalan jaman. Di sisi lain, guru/dosen cenderung dihinggapi sikap “arogansi” intelektual, di mana ia merasa lebih tahu, lebih pintar dan tidak mau dikritisi oleh siswa/mahasiswanya. Berbeda dengan kegiatan pembelajaran pada Diklat, hubungan antara instruktur dengan peserta diklat merupakan hubungan yang sejajar dan hubungan yang lebih bersifat kemitraan. Pada Diklat lebih banyak dibutuhkan strtategi pembelajaran untuk orang dewasa (andragogi). Agar kegiatan Diklat dapat berhasil dengan baik, dibutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda dengan strategi pembelajaran untuk anak sekolah ataupun untuk mahasiswa. Salah satu strategi yang harus diperhatikan adalah membuat peserta Diklat ikut terlibat aktif di dalamnya (involve) secara penuh. Instruktur bukan hanya dituntut untuk pandai menyampaikan materi Diklat dengan baik, tetapi juga dituntut untuk pandai membuat peserta Diklat terlibat aktif (involve) di dalamnya, sehingga peserta Diklat menjadi enjoy dan terinspirasi untuk menemukan sesuatu yang baru. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Diklat yaitu: memberi kesempatan kepada peserta Diklat untuk aktif, menciptakan kondisi sehingga tumbuh sikap saling menghormati (antara instruktur dengan instruktur; antara peserta dengan peserta; dan antara peserta dengan instruktur), menghargai perbedaan pendapat, pihak instruktur dan pengelola memfasilitasi terjadinya penemuan, menghindari hal-hal yang bersifat ancaman, dan adanya keterbukaan.
PENGEMBANGAN KUALITAS SDM (GURU) DI MADRASAH Waldopo Waldopo
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. 10 No. 18, Juni 2006
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.696 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.551

Abstract

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka keberadaan Madrasah diakui sama dengan sekolah-sekolah yang selama ini dikelola Depdiknas yaitu sebagai salah satu subsistem pendidikan nasional. Dengan demikian, MI sama dengan SD, MTs.dengan SMP dan MA dengan SMA. Sehubungan dengan hal tersebut Madrasahpun juga harus didesentralisasikan sebagaimana SD, SMP maupun SMA yang selama ini dikelola secara terpusat oleh Depdiknas. Untuk mengantisipasi masalah ini, Departemen Agama melalui MESA (Madrasah Education Sub Sector Assesment) melakukan studi menyeluruh tentang pengelolaan Madrasah untuk melihat kesiapan Madrasah jika pengelolaannya diserahkan ke daerah. Studi dilakukan dengan melihat dokumentasi, mewawancarai pakar, pejabat, praktisi lapangan dan lain-lain. Sebagai sampel dikunjungi 6 lokasi guna melihat kondisi riil Madrasah, mewawancarai para guru dan kepala Madrasah, serta melakukan diskusi terfokus (Focus Group Discussion) dengan pejabat daerah seperti para Ka Kanwil Depag dan Kepala Kantor Departemen Agama, para pejabat Propinsi dan Kabupaten/Kota yang membidangi masalah anggaran dan perencanaan. Selain itu dilakukan observasi dan wawancara dengan para pengelola MDC (Madrasah Development Center) CLRC (Common Learning Resources Center) dan pengelola Madrasah Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, para pejabat di daerah cenderung merasa “belum siap” jika Madrasah didesentralisaikan dan kedua, kondisi SDM (lhususnya Guru) yang ada di Madrasah belum seperti yang diharapkan.
SUMBANGAN TIK DAN PELATIHAN PEMANFAATANNYA TERHADAP PENINGKATAN NILAI UN PROPINSI MALUKU CONTRIBUTION OF ICT AND ITS UTILIZATION TRAINING TO INCREASE THE NATIONAL EXAMINATION VALUES IN MALUKU PROVINCE Waldopo waldopo
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol,17 No. 3, September 2013
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.403 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v17i3.560

Abstract

Sebagai negara kepulauan yang tempat tinggal penduduknya tersebar di banyak pulau, keberadaan TIK untuk pendidikan mutlak diperlukan. Untuk kepentingan tersebut Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) diberi amanah untuk mengelola dan mengkoordinasikan pemanfaatan TIK untuk pendidikan. Sejak tahun 2008 Pustekkom telah memberikan fasilitas TIK untuk pembelajaran yang berupa bandwidth gratis melalui Jejaring Pendidikan Nasional (jardiknas) kepada lebih dari 16.000 sekolah SD, SMP, SMA dan SMK di Indonesia, dan secara bertahap memberikan pelatihan bagi para guru di sekolah tersebut dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran. Masalahnya “apakah fasilitas TIK dan pelatihan guru tersebut memberikan kontribusi terhadap peningkatan nilai UN SMP dan SMA khususnya di Propinsi Maluku. Untuk menjawab pertanyaan ini, dilakukan penelitian dengan cara membandingkan nilai UN pada pereode sebelum diberikan fasilitas TIK yaitu tahun 2005-2007 dengan pereode setelah diberikan fasilitas TIK, yakni tahun 2008-2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Perbedaan rerata dari hasil UN antara sebelum dengan sesudah diberikan fasilitas TIK diuji melalui Uji-t dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai UN yang signifikan untuk seluruh mata pelajaran yang di UN-kan. Peningkatan nilai UN diduga karena pengaruh TIK dan pelatihan guru dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Dari hasil penelitian ini disarankan agar pemerintah secara terus menerus meningkatkan pemberian layanan TIK ke sekolah-sekolah lainnya di Indonesia, sekaligus memberikan pelatihan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran kepada guru-gurunya. As an archipelagic country, where people live in many islands, the presence of ICT for education is absolutely necessary. For this purposes, The state of Republic Indonesia through the Ministry of Education and Culture was given the mandate to The Center of ICT for Education (Pustekkom) to manage and coordinate the using of ICT for education. Due to, since 2008 Pustekkom has provided ICT facilities (in the form of free bandwidth) via the National Education Network (Jardiknas) program to more than 16,000 schools: Secondary School (SC), Senior High School (SHC) and Vocational School (VC) especially in Maluku Province , and gradually trained teachers in schools in the using of ICT for learning. The problem is “whether ICT facilities and teacher training contributed to an increase in the National Examination value of SC and SHC”. To answer this question, the research done by comparing the value on before being awarded the ICT facilities in the years of 2005-2007 period with after being given of the ICT facilities, the years of 2008-2011 period. Sampling was done using proportional stratified random sampling technique. The difference of between average the period tested by t-test using the significance level of 0.05. The results showed that there were significant increasing the value of the National Examination for all subjects tested. Increasing the value of National Examination allegedly under the influence of ICT facilities and teacher training in the using ICT forlearning. From the results of this study suggested that the government is continuously improving ICT services to all schoolin Indonesia and providing training to teachers on ICT for education/learning.