This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknodik
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Oos M. Anwas Oos M. Anwas
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.XVII No.1 Maret 2013
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.756 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.62

Abstract

diterima: 11 Januari 2013; dikembalikan untuk direvisi: 28 Januari 2013; disetujui: 25 Februari 2013.Abstrak: Perubahan Kurikulum 2013 dilakukan sebagai jawaban atas kebutuhan dan tuntutan zaman di abad 21. Kurikulum ini memiliki karakteristik tersendiri. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi tuntutan perubahan guru dalam inovasi pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum, dan mengidentifikasi berbagai peran TIK dalam mensukseskan implemetasi Kurikulum 2013. Hasil kajian diketahui bahwa kurikulum 2013 menuntut guru melakukan inovasi pembelajaran terutama dalam hal: pembelajaran tematik terintegrasi, pendekatan proses, menanamkan pendidikan karakter yang terintegrasi dalam setiap mata pelajaran, melatih atau membiasakan berpikir kritis, inovatif, pendekatan scientific, menghargai pendapat dan perbedaan, teloransi, membangun kemandirian, menanamkan kemampuan berkomunikasi, pemanfaatan media massa yang benar, evaluasi yang menyeimbangkan proses dan hasil, dan lainnya. Peran TIK dalam implementasi kurikulum 2013, antara lain: memberikan berbagai contoh nyata model dan inovasi pembelajaran sesuai Kurikulum 2013, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif terutama aspek sikap dan keterampilan, sebagai wahana diskusi dan sharing pengalaman antar guru dalam implementasi kurikulum 2013, sebagai wahana membangun kreativitas peserta didik, dan merupakan sumber belajar yang sesuai tuntutan kebutuhan peserta didik di abad 21.Kata Kunci: kurikulum 2013, teknologi informasi dan komunikasi, media pembelajaran, kompetensi peserta didik abad 21.Abstract: Curriculum 2013 is made as a response to the need and demand of the 21st century. This curriculum has its own characteristics. This paper aimed to identify the demands of change in teacher’s innovative teaching and learning that are appropriate to the curriculum and to identify the role of ICT in the success o Curriculum 2013 implementation. The results of the study noted that the curriculum 2013 required teachers to proceed innovate learning, especially in terms of integral thematic learning, process approach, infusing character education is in every subject, practice or habit of critical thinking, innovation, scientific approach, respecting opinion and difference, tolerance, building independency, instilling the ability to communicate, using the right mass media, evaluation that balancing the process and results, and more. The roles of ICT in curriculum 2013 implementation are: providing tangible examples of appropriate models and innovative learning, creating a conducive learning  environment, especially in aspects of attitudes and skills as a vehicle for discussion and sharing of experiences among teachers in curriculum 2013 implementation, and as a vehicle to build learners’ creativity and a learning resource that suitable for fulfilling the need of 21st century learners. Keywords: curriculum 2013, information and communication technology, media, competency of 21st century learners.
Pembudayaan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di Sekolah Oos M. Anwas Oos M. Anwas
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol.XV No.1 Juli 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.828 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.90

Abstract

Abstrak: Upaya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di sekolah tidak cukup hanya menyediakan infrastruktur dan konten saja, akan tetapi perlu disiapkan sumber daya manusia pengguna melalui upaya pembudayaan. Pembudayan TIK di sekolah berarti proses mengubah perilaku semua insan di sekolah dan pihak terkait lainnya untuk memanfaatkan TIK menjadi suatu kebiasaan. Budaya TIK di sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk gagasan, aktivitas, dan artefak. Kebiasaan pemanfaatan TIK ini dilakukan baik untuk keperluan pembelajaran, administrasi, komunikasi, dan kegiatan lainnya dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Walaupun TIK hasil suatu inovasi, namun dalam pembudayaan perlu menggunakan pendekatan top down dan bottom up, sehingga saling melengkapi dan melahirkan joint planning yang dapat mengakomodir kebutuhan, permasalahan, dan potensi sekolah. Pembudayaan TIK dilakukan secara holistik. Adapun strateginya dilakukan secara terprogram, dimulai dari yang sederhana dan mudah, sosialisasi dan bimbingan pemanfaatan secara variatif dan kontinyu, memberikan recognation/apresiasi, serta melibatkan sasaran mulai dalam setiap tahapan. Proses komunikasinyadilakukan mulai dari tahapan awal, tahap pembinaan, tahap pelembagaan, dan tahap reward.Kata kunci: pembudayaan, teknologi informasi dan komunikasi, pemanfaatan TIKAbstract: Utilization of information and communication technology (ICT) in school needs more efforts than just by providing infrastructure and content. Other effort is preparing human resources (users) by cultivation. Cultivation of ICT in schools means changing the attitude of people and other parties at school in ICT utilization to become habit. ICT culture in schools presents in the form of ideas, activities, and artifacts. The ICT utilization habit is conducted for learning, administration, communication as well as for other purposes that support the improvement of education quality in school. Even though ICT is the result of innovation, its cultivation in schools needs to use both top-down and bottom-up approaches, so that the two approaches can be complementary and bring about a joint planning that is able to accommodate needs, problems, and potentials of school. ICT cultivation is conducted holistically, performed programmatically, starting from the simple and easy, socialization and guidance of utilization diversely and constantly, recognition/appreciation, and involving targetsin each phase. The communication process is conducted in the early phase, development phase, institutional phase and rewarding phase.Keywords: Cultivation, information and communication technology, utilization of ICT
STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN Oos M. Anwas Oos M. Anwas
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.493 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.101

Abstract

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis media pembelajaran apa saja yang berpengaruh nyata terhadap peningkatan kompetensi penyuluh pertanian, serta merumuskan strategi pemanfaatan media pembelajaran dalam meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian. Penelitian dilakukan dengan metode survai terhadap penyuluh pertanian PNS padi di kabupaten Karawang dan penyuluh sayuran di kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Hasil analisis regresi diketahui bahwa media pembelajaran yang berpengaruh nyata terhadap peningkatan kompetensi penyuluh adalah intensitas pemanfaatan majalah (media massa); intensitas pelatihan dan intensitas pertemuan antar penyuluh (media terprogram), serta intensitas pendalaman inovasi mandiri (media lingkungan). Strategi pengembangan kompetensi penyuluh pertanian berbasis pemanfaatan media dirumuskan melalui pemanfaatan media massa, media terprogram, dan media lingkungan secara terpadu dan saling melengkapi. Media massa yang digunakan adalah majalah yang secara berkelanjutan substansinya sesuai dengan penyuluhan dan melalui saluran khusus Siaran Televisi Pembangunan Pedesaan yang mengudara selama 24 jam. Pemanfaatan media terprogram ditempuh melalui peningkatan: kualitas pendidikan formal, intensitas dan kualitas pertemuan, serta peningkatan intensitas pelatihan. Pemanfaatan media lingkungan dilakukan dengan menggerakan penyuluh untuk kembali bertempat tinggal di desa binaannya sehingga dapat belajar dengan alam, memahami kebutuhan dan potensi lingkungan, serta menselaraskan inovasi atau hasil-hasil penelitian dengan kebutuhan masyarakat di sekitar tempat tugasnya.Kata Kunci: Media pembelajaran, media massa, media terprogram, media lingkungan, kompetensi penyuluhAbstract:This study aimed at analyzing what kind of instructional media had actual influence on the competency of agricultural extension agent and formulating the strategy of media instructional utilization for developing competency of agricultural extension agent. The study used survey method toward paddy extension agents in Karawang and vegetable extension agents in Garut, West Java province. The result of regression analysis showed that the instructional media which had actual influence on the development of extension agent’s competency was the intensity of magazine utilization (mass media); the intensity of training and the intensity of meeting among extention agents (programmed media), as well as the intensity of independent innovation (environmental media). Strategy for developing competency of agricultural extension agent based on media utilization was formulated through integrated and complementary utilization of mass media, programmed media, and environmental media. The mass media used were magazine with suitable contents and the 24 hour-aired Rural Development Television Broadcasting. The utilization of programmed media was done by increasing: the quality of formal education, intensity and quality of meeting, and intensity of training. The utilization of environmental media was done by  obilization of extension agents to inhabit within their cultivating villages so that they could learn from nature, comprehend the need and the environmental potential, and harmonize the innovation and the results of research with the need of community.Keyword: instructional media, mass media, programmed media, environmental media, competency of agricultural extension agent.