Anggit Rizkianto
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEPEMIMPINAN KARISMATIK H.O.S. TJOKROAMINOTO DI SAREKAT ISLAM Anggit Rizkianto
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.212 KB) | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v2i1.71

Abstract

Perkembangan dan kemajuan Sarekat Islam tidak dapat dilepaskan dari kepemimpinan Tjokroaminoto sebagai pimpinan organisasinya. Sudah cukup banyak peneliti yang mengungkapkan bahwa keberhasilan kepemimpinan Tjokroaminoto dipengaruhi karisma yang dimiliki sang tokoh, tetapi belum ada studi yang menelaah kepemimpinan karismatiknya lebih jauh. Studi ini hendak mengeksplorasi lebih dalam mengenai kepemimpinan Tjokroaminoto melalui perspektif kepemimpinan karismatik. Untuk pengumpulan data, studi ini menggunakan metode dokumentasi dengan menggunakan literatur-literatur sejarah yang berbicara tentang kepemimpinan Tjokroaminoto di Sarekat Islam. Kemudian metode triangulasi sumber data digunakan untuk menguji kredibilitas data. Hasil studi menunjukkan bahwa karakteristik kepemimpinan karismatik Tjokroaminoto adalah tidak bergantung pada otoritas dan membawa perubahan. Kemudian sumber karisma pada kepemimpinannya terbagi dalam dua bentuk. Pertama, yang bersumber pada hal-hal yang bersifat given/karunia, yang meliputi faktor keturunan, kelahiran, dan aspek-aspek fisik. Kedua, yang bersumber dari hasil konstruksi personal, yang meliputi kompetensinya dalam hal manajerial, orasi, dan tulis-menulis serta ilmu pengetahuannya dalam berbagai bidang. Dalam implementasinya, kepemimpinan Tjokroaminoto yang karismatik lebih mengoptimalkan kompetensinya (yang merupakan hasil konstruksi personal). Dengan kompetensinya, Tjokroaminoto mempersuasif dan mengedukasi pengikutpengikutnya, dengan menciptakan kesan, mengungkapkan cita-cita, memunculkan harapan, mendorong/memotivasi, dan menjadi teladan. Upaya itu berhasil menyelamatkan SI dari berbagai situasi krisis.
Kajian Filosofis: Pancasila dan Altruisme Anggit Rizkianto
Jurnal Kewarganegaraan Vol 8 No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v8i1.5970

Abstract

Abstrak Perilaku prososial (prosocial behavior) masyarakat Indonesia, khususnya perilaku altruisme, seringkali tidak terhubung dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga Pancasila semakin tidak membumi di lapangan sosial. Tulisan ini berusaha menunjukkan bahwa Pancasila sebagai falsafah kenegaraan dan altruisme sebagai dasar tindakan moral pada dasarnya memiliki kedekatan gagasan dan dapat saling menopang. Studi ini merupakan studi teks, dengan menempatkan teks-teks relevan sebagai dokumen historis, lalu mendeskripsikannya kembali dan merekonstuksinya untuk menjawab masalah. Hasil studi menunjukkan bahwa Pancasila lahir dari pandangan bahwa Indonesia sebagai suatu negara memiliki identitas kebangsaan yang kuat, yang sangat mengedepankan nilai gotong royong dan kebaikan bersama. Sementara itu, altruisme adalah sikap dan tindakan suka rela menolong orang lain. Seorang altruis selalu memiliki kesadaran moral mementingkan manusia lain dan kebaikan bersama, alih-alih diri sendiri. Sebagai falsafah bangsa, Pancasila dapat menjadi fondasi yang kokoh dalam pengembangan kesadaran moral dan tindakan altruistik. Pancasila dapat semakin memperkokoh moral altruis tersebut dan membuatnya dapat semakin berkesinambungan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kata Kunci: Pancasila, Filsafat Pancasila, Altruisme Abstract The prosocial behaviour of Indonesian people, especially altruistic behavior, often unrelated to the values of Pancasila. So, this means that Pancasila can not be realized in the social reality. The purpose of this article is to show that Pancasila as a state philosophy and altruism as a basis for moral action have similar ideas and can support each other. This study is a text study, with relevant texts as historical documents, then re-describing and reconstructing them to answer the problem. The result of the study show that Pancasila was born from the thought that Indonesia as a country has a strong national identity, which prioritizes the values of mutual cooperation and the mutual benefits. Meanwhile, altruism is the attitude and behavior of voluntarily helping others. An altruist always has a moral awareness of prioritizing other humans and mutual benefits, rather than themself. As a national philosophy, Pancasila can be a solid foundation for developing moral awareness and altruistic behavior. Pancasila can also reinforce altruist moral and make it more sustainable in the life of Indonesian society. Keywords: Pancasila, Pancasila Philosophy, Altruism