Gatut Wahyu Anggoro Susanto
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GALUR HARAPAN KEDELAI HITAM BERDAYA HASIL TINGGI DAN BERKARAKTER EKSOTIK M. Muchlish Adie; Gatut Wahyu Anggoro Susanto; Arifin Arifin
Buletin Palawija No 13 (2007): Buletin Palawija No 13, 2007
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n13.2007.p1-7

Abstract

Meningkatnya permintaan kedelai hitam oleh industri, menimbulkan kembali minat petani untuk menanam kedelai hitam. Pemerintah baru berhasil melepas dua varietas kedelai hitam berdaya hasil tinggi (selain tiga varietas unggul lama, Otau, No 27 dan Merapi) yakni Cikuray (dilepas tahun 1992) dan Mallika (dilepas 2007). Ciri utama varietas tersebut adalah ukuran bijinya berkriteria sedang yaitu sekitar 10 g/100 biji. Perbaikan potensi hasil kedelai hitam serta ukuran biji dan karakter lainnya, diupayakan melalui pembentukan populasi dengan menggunakan kedelai hitam introduksi berukuran biji besar disilangkan dengan varietas kedelai berdaya hasil tinggi. Seleksi dan uji daya hasil mendapatkan tiga galur kedelai hitam prospektif yakni 9837/K-D-8-185, W/9837-D-6-220; dan 9837/W-D-5-211. Pengujian di 18 sentra produksi membuktikan bahwa galur 9837/K-D-8-185, W/9837-D-6-220; dan 9837/W-D-5-211 berdaya hasil 18% lebih tinggi dibandingkan varietas kedelai hitam Cikuray (2,03 t/ha). Tiga galur kedelai hitam tersebut memiliki karakter unik. Galur 9837/K-D-8-185 memiliki ukuran biji 14,84 g/100 biji, dan akan menjadi kedelai hitam pertama berukuran biji besar sekaligus memiliki kandungan protein tinggi (45,36 %). Galur 9837/W-D-5-211 akan menjadi varietas kedelai hitam dengan kandungan protein tertinggi (45,58 %) dari seluruh varietas kedelai yang ada di Indonesia. Sedangkan keunikan galur W/9837-D-6-220 adalah berkotiledon hijau (green kernel), dan akan menjadi varietas kedelai pertama di Indonesia yang memiliki warna kotiledon hijau. Tiga galur tersebut sudah diusulkan untuk dilepas sebagai varietas unggul.
IDENTIFIKASI FENOTIPIK GALUR-GALUR KEDELAI TERHADAP KETAHANAN SERANGAN HAMA ULAT GRAYAK (SPODOPTERA LITURA F.) Gatut Wahyu Anggoro Susanto; Moh. Muchlish Adie
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika Vol. 15 No. 2 (2015): SEPTEMBER, JURNAL HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.221 KB) | DOI: 10.23960/j.hptt.215180-187

Abstract

Phenotypic identification of soybean lines against armyworm pest resistance (Spodoptera litura F). This research consisted of two parts which aimed to find out the intensity of damage to the leaves and the influence of soybean on the biological aspect of armyworms. The materials tested were Shr/W-C-60, Aochi/Wil-60, 9837/K-D-8-185, 9837/K-D-3-185-95, W/9837-D- 6-220, 9837/K-D-3-185-82, 9837/W-D-5-211, GI, G100H breeding lines and Wilis varieties. The research was conducted at a Balitkabi screenhouse in February 2011, using randomized block design and each treatment was replicated three times. The planting media were plastic pots (diameter 18 cm) filled with earth, two seeds per pot were planted and intensively raised. When the plants were 27 days old after planting, at each replication consisting of 10 materials, they were covered with gauze cages (2 x 2 x 2 m). Then the plants in each pot was infested with 10 instar I armyworm larvae. The other part of research was carried out in Balitkabi Breeding Improvement Laboratory. For testing purposes, there was a need for a third nodal leaf of soybean aged 27 days after planting in each tested material. The research used a completely randomized design each treatment was replicated three times. One nodal leaf in each material was placed in a petri dish 15 cm in diameter, which was coated with moist filter paper, and this was later called treatment. Each treatment was infested with one instar I armyworm larva. The result of research indicated that an assessment of soybean resistance to armyworms could be made from the density of the trichome and/or the length of the trichome on the leaves. The G100H breeding line was found to be resilient with its characteristics of having dense trichome (25/4 mm2) and long trichome (1.1 mm).
GALUR HARAPAN KEDELAI HITAM BERDAYA HASIL TINGGI DAN BERKARAKTER EKSOTIK M. Muchlish Adie; Gatut Wahyu Anggoro Susanto; Arifin Arifin
Buletin Palawija No 13 (2007): Buletin Palawija No 13, 2007
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.371 KB) | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n13.2007.p1-7

Abstract

Meningkatnya permintaan kedelai hitam oleh industri, menimbulkan kembali minat petani untuk menanam kedelai hitam. Pemerintah baru berhasil melepas dua varietas kedelai hitam berdaya hasil tinggi (selain tiga varietas unggul lama, Otau, No 27 dan Merapi) yakni Cikuray (dilepas tahun 1992) dan Mallika (dilepas 2007). Ciri utama varietas tersebut adalah ukuran bijinya berkriteria sedang yaitu sekitar 10 g/100 biji. Perbaikan potensi hasil kedelai hitam serta ukuran biji dan karakter lainnya, diupayakan melalui pembentukan populasi dengan menggunakan kedelai hitam introduksi berukuran biji besar disilangkan dengan varietas kedelai berdaya hasil tinggi. Seleksi dan uji daya hasil mendapatkan tiga galur kedelai hitam prospektif yakni 9837/K-D-8-185, W/9837-D-6-220; dan 9837/W-D-5-211. Pengujian di 18 sentra produksi membuktikan bahwa galur 9837/K-D-8-185, W/9837-D-6-220; dan 9837/W-D-5-211 berdaya hasil 18% lebih tinggi dibandingkan varietas kedelai hitam Cikuray (2,03 t/ha). Tiga galur kedelai hitam tersebut memiliki karakter unik. Galur 9837/K-D-8-185 memiliki ukuran biji 14,84 g/100 biji, dan akan menjadi kedelai hitam pertama berukuran biji besar sekaligus memiliki kandungan protein tinggi (45,36 %). Galur 9837/W-D-5-211 akan menjadi varietas kedelai hitam dengan kandungan protein tertinggi (45,58 %) dari seluruh varietas kedelai yang ada di Indonesia. Sedangkan keunikan galur W/9837-D-6-220 adalah berkotiledon hijau (green kernel), dan akan menjadi varietas kedelai pertama di Indonesia yang memiliki warna kotiledon hijau. Tiga galur tersebut sudah diusulkan untuk dilepas sebagai varietas unggul.