This Author published in this journals
All Journal Jurnal Jaffray
WIM Poli
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Provokasi Sekitar Teologi Pembangunan Yang Kontekstual Poli, WIM
Jurnal Jaffray Vol 13, No 2 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 2 Oktober 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Contextual Theology of Development speaks about possible efforts to overcome the unability of oneself and others to achieve a more meaningful life in one’s own surrounding, based on one’s faith. Whatever effort of development is undertaken, it is eschatological in nature. Wherever they are, Christians are called by Head of the Church to be partners of development within a civilized society, which is becoming more and more pluralistic in the era of globalization. Within such kind of society, the proper relationship with other partners of development  is “I-Thou” instead of “I-It.” Teologi Pembangunan yang kontekstual berbicara tentang kemungkinan usaha membebaskan diri sendiri dan orang lain untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih bermakna, berdasarkan iman. Apa pun usaha pembangunan yang dilakukan, cirinya adalah eskatologis. Dimana pun orang Kristen berada, ia dipanggil ole Kepala Gereja untuk menjadi mitra pembangunan di dalam masyarakat yang beradab, yang kian menjadi majemuk di era globalisasi. Di dalam masyarakat sedemikian ini, hubungan antar mitra pembangunan yang tepat adalah “I-Thou” ketimbang “I-It.” 
Perdebatan Ilmiah dan Non-ilmiah Tentang Mitos “Monyet Ke-Seratus” Poli, WIM
Jurnal Jaffray Vol 6, No 2 (2008): Jurnal Jaffray Volume 6, No. 2, Oktober 2008
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v6i2.101

Abstract

Tulisan ini membahas fenomena Monyet Ke-Seratus sebagai hasil penelitian di Jepang, sekalipun penelitian ini tidak menyatakan tentang Monyet Ke-Seratus namun perdebatan yang berkembang dan beberapa tanggapan yang terus bergulir terhadap penelitian monyet akhirnya istilah ini muncul.Melalui penelusuran fakta yang ada dan desas-sesus yang berkembang akhirnya penulis mengetahui bahwa kebenaran yang sesungguhnya dapat dibuktikan dengan benar, sekalipun fakta dikemas dengan publikasi supernatural dan adanya kecenderungan untuk mempertahankan pola pikir lama di dalamnya.Menurut teori Kuhn,generasi tua sukar berubah ke paradigma baru, karena pola pikir dan perilakunya yang sudah berakar dalam paradigma lama. Sebaliknya, generasi muda lebih cepat beralih ke paradigma baru, karena pola pikir dan perilakunya belumberakar dalam pada paradigma lama. Perubahan ke perilaku baru ini terjadi secara wajar, bukan karena adanya kekuatan supernatural seperti yang dibayangkan Watson dan Keyes.
Mengapa-Apa-Bagaimana Pemimpin-Pelayan Poli, WIM
Jurnal Jaffray Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Jaffray Volume 4, No. 1, Juni 2006
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v4i1.132

Abstract

Dengan judul “Pemimpin-Pelayan” Panitia Wisuda mengalokasikan waktu selama sekitar 30 menit untuk orasi ilmiah ini. Dalam waktu yang singkat tersebut akan disampaikan jawaban terhadap tiga pertanyaan, yaitu:· Mengapa membicarakan “pemimpin-pelayan” di era globalisasi ini?· Apa yang dimaksudkan dengan “pemimpin-pelayan?”· Bagaimana kita semua, khususnya para wisudawan, diharapkan akan tampil sebagai “pemimpin-pelayan” di lingkungan kerja kita masing-masing?
Hubungan Antar Manusia dan Penanganan Konflik Poli, WIM
Jurnal Jaffray Vol 1, No 1 (2003): Jurnal Jaffray Volume 1, No. 1, Juni 2003
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v1i1.163

Abstract

Konflik sudah ada sejak dahulu kala, sebagaimana antara iaindisaksikan oleh Alkitab, Perjanjian Lama.Pada saat yang sama, kemiskinan dan penanggulangan kemiskinankini juga ditampilkan sebagai gejala global. Kedua topik ini, konflikdan kemiskinan, rnenampilkan diri sebagai dua sisi dari satu mata uang.Pertanvaan yang mengemuka ialah: pola hubungan antar manusiayang bagaimanakah yang dapat diandalkan untuk menanggulangikonflik, khususnva konflik antar anggota dan kelompok yang berbeda agama di Indonesia sekarang ini.
Perdebatan Ilmiah dan Non-ilmiah Tentang Mitos “Monyet Ke-Seratus” Poli, WIM
Jurnal Jaffray Vol 6, No 2 (2008): Jurnal Jaffray Volume 6, No. 2, Oktober 2008
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v6i2.101

Abstract

Tulisan ini membahas fenomena Monyet Ke-Seratus sebagai hasil penelitian di Jepang, sekalipun penelitian ini tidak menyatakan tentang Monyet Ke-Seratus namun perdebatan yang berkembang dan beberapa tanggapan yang terus bergulir terhadap penelitian monyet akhirnya istilah ini muncul.Melalui penelusuran fakta yang ada dan desas-sesus yang berkembang akhirnya penulis mengetahui bahwa kebenaran yang sesungguhnya dapat dibuktikan dengan benar, sekalipun fakta dikemas dengan publikasi supernatural dan adanya kecenderungan untuk mempertahankan pola pikir lama di dalamnya.Menurut teori Kuhn,generasi tua sukar berubah ke paradigma baru, karena pola pikir dan perilakunya yang sudah berakar dalam paradigma lama. Sebaliknya, generasi muda lebih cepat beralih ke paradigma baru, karena pola pikir dan perilakunya belumberakar dalam pada paradigma lama. Perubahan ke perilaku baru ini terjadi secara wajar, bukan karena adanya kekuatan supernatural seperti yang dibayangkan Watson dan Keyes.
Provokasi Sekitar Teologi Pembangunan Yang Kontekstual Poli, WIM
Jurnal Jaffray Vol 13, No 2 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13, No. 2 Oktober 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v13i2.178

Abstract

Contextual Theology of Development speaks about possible efforts to overcome the unability of oneself and others to achieve a more meaningful life in one’s own surrounding, based on one’s faith. Whatever effort of development is undertaken, it is eschatological in nature. Wherever they are, Christians are called by Head of the Church to be partners of development within a civilized society, which is becoming more and more pluralistic in the era of globalization. Within such kind of society, the proper relationship with other partners of development  is “I-Thou” instead of “I-It.” Teologi Pembangunan yang kontekstual berbicara tentang kemungkinan usaha membebaskan diri sendiri dan orang lain untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih bermakna, berdasarkan iman. Apa pun usaha pembangunan yang dilakukan, cirinya adalah eskatologis. Dimana pun orang Kristen berada, ia dipanggil ole Kepala Gereja untuk menjadi mitra pembangunan di dalam masyarakat yang beradab, yang kian menjadi majemuk di era globalisasi. Di dalam masyarakat sedemikian ini, hubungan antar mitra pembangunan yang tepat adalah “I-Thou” ketimbang “I-It.” 
Mengapa-Apa-Bagaimana Pemimpin-Pelayan WIM Poli
Jurnal Jaffray Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Jaffray Volume 4, No. 1, Juni 2006
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v4i1.132

Abstract

Dengan judul “Pemimpin-Pelayan” Panitia Wisuda mengalokasikan waktu selama sekitar 30 menit untuk orasi ilmiah ini. Dalam waktu yang singkat tersebut akan disampaikan jawaban terhadap tiga pertanyaan, yaitu:· Mengapa membicarakan “pemimpin-pelayan” di era globalisasi ini?· Apa yang dimaksudkan dengan “pemimpin-pelayan?”· Bagaimana kita semua, khususnya para wisudawan, diharapkan akan tampil sebagai “pemimpin-pelayan” di lingkungan kerja kita masing-masing?
Hubungan Antar Manusia dan Penanganan Konflik WIM Poli
Jurnal Jaffray Vol 1, No 1 (2003): Jurnal Jaffray Volume 1, No. 1, Juni 2003
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v1i1.163

Abstract

Konflik sudah ada sejak dahulu kala, sebagaimana antara iaindisaksikan oleh Alkitab, Perjanjian Lama.Pada saat yang sama, kemiskinan dan penanggulangan kemiskinankini juga ditampilkan sebagai gejala global. Kedua topik ini, konflikdan kemiskinan, rnenampilkan diri sebagai dua sisi dari satu mata uang.Pertanvaan yang mengemuka ialah: pola hubungan antar manusiayang bagaimanakah yang dapat diandalkan untuk menanggulangikonflik, khususnva konflik antar anggota dan kelompok yang berbeda agama di Indonesia sekarang ini.