Dwi Suryadi Nugroho
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS EMPAT ATRIBUT GREEN CITY DI KECAMATAN BANDUNG WETAN KOTA BANDUNG Nugroho, Dwi Suryadi; Syaodih, Ernady
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 13, No 2 (2013): Pariwisata dan Fenomena Ruang
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.089 KB) | DOI: 10.29313/jpwk.v13i2.1392

Abstract

Di seluruh dunia, kota hijau atau green cities telah menjadi model pengembangan  perkotaan  yang  baru,  baik  di  benua  Amerika,  Asia,  Eropa, Australia, maupun Afrika. Fenomena yang sama juga dialami oleh Indonesia. Maka perlu diperhatikan bahwa dampak perubahan iklim  di Indonesia bukan hanya dihadapi melalui bidang kehutanan atau pengembangan lahan gambut, tetapi   sekarang   juga   melalui   pengembangan   kawasan   seperti   identitas perkotaan, dengan konsep Kota Hijau (Green City). Ini merupakan tantangan baru dan terbesar yang sedang dihadapi Indonesia, terlebih karena lebih dari 52% penduduk nasional mendiami kawasan perkotaan. Indonesia saat ini fokus pada penanganan daerah perkotaan yang sangat rentan mengalami dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, penyelenggaraan penataan ruang yang terintegrasi menjadi unsur penting didalam mewujudkan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan. Kota Bandung  telah berkembang menjadi Kota Metropolitan dengan jumlah   penduduk kurang lebih 2,4 Juta Jiwa. Permasalahan perkotaan yang dihadapi Kota Bandung saat ini adalah sebagai berikut : sampah, kemacetan, banjir, penataan mall, pedagang kaki lima dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dipilihnya Kecamatan Bandung Wetan didasarkan pada karena kecamatan ini mempunyai nilai yang strategis di Kota Bandung, dan memiliki beberapa fungsi diantaranya pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat, pusat Metode pendekatan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan untuk mengkaji sebaran atribut kota hijau seperti green open space, green transportation, green community, green waste dan seberapa penting kebutuhan atribut tersebut dengan hasil akhir prinsip-prinsip penataan kota hijau. Output dari studi ini adalah berupa Prinsip - Prinsip Peningkatan Atribut Green City dari setiap elemen atribut kota hijau (green open space, green transportation, green  community,  dan  green  waste)  dengan  menggabungkan pendapat masyarakat sebagai pendukung terciptanya kota hijau. Kata Kunci : Kota Hijau (Green City), prinsip, peningkatan
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS EMPAT ATRIBUT GREEN CITY DI KECAMATAN BANDUNG WETAN KOTA BANDUNG NUGROHO, DWI SURYADI; SYAODIH, ERNADY
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 13 No. 2 (2013)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.089 KB)

Abstract

Di seluruh dunia, kota hijau atau green cities telah menjadi model pengembangan perkotaan yang baru, baik di benua Amerika, Asia, Eropa, Australia, maupun Afrika. Fenomena yang sama juga dialami oleh Indonesia. Maka perlu diperhatikan bahwa dampak perubahan iklim di Indonesia bukan hanya dihadapi melalui bidang kehutanan atau pengembangan lahan gambut, tetapi sekarang juga melalui pengembangan kawasan seperti identitas perkotaan, dengan konsep Kota Hijau (Green City). Ini merupakan tantangan baru dan terbesar yang sedang dihadapi Indonesia, terlebih karena lebih dari 52% penduduk nasional mendiami kawasan perkotaan. Indonesia saat ini fokus pada penanganan daerah perkotaan yang sangat rentan mengalami dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, penyelenggaraan penataan ruang yang terintegrasi menjadi unsur penting didalam mewujudkan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan. Kota Bandung telah berkembang menjadi Kota Metropolitan dengan jumlah penduduk kurang lebih 2,4 Juta Jiwa. Permasalahan perkotaan yang dihadapi Kota Bandung saat ini adalah sebagai berikut : sampah, kemacetan, banjir, penataan mall, pedagang kaki lima dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dipilihnya Kecamatan Bandung Wetan didasarkan pada karena kecamatan ini mempunyai nilai yang strategis di Kota Bandung, dan memiliki beberapa fungsi diantaranya pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat, pusat Metode pendekatan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan untuk mengkaji sebaran atribut kota hijau seperti green open space, green transportation, green community, green waste dan seberapa penting kebutuhan atribut tersebut dengan hasil akhir prinsip-prinsip penataan kota hijau. Output dari studi ini adalah berupa Prinsip - Prinsip Peningkatan Atribut Green City dari setiap elemen atribut kota hijau (green open space, green transportation, green community, dan green waste) dengan menggabungkanpendapat masyarakat sebagai pendukung terciptanya kota hijau.
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS EMPAT ATRIBUT GREEN CITY DI KECAMATAN BANDUNG WETAN KOTA BANDUNG DWI SURYADI NUGROHO; ERNADY SYAODIH
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 13 No. 2 (2013)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jpwk.v13i2.271

Abstract

Di seluruh dunia, kota hijau atau green cities telah menjadi model pengembangan perkotaan yang baru, baik di benua Amerika, Asia, Eropa, Australia, maupun Afrika. Fenomena yang sama juga dialami oleh Indonesia. Maka perlu diperhatikan bahwa dampak perubahan iklim di Indonesia bukan hanya dihadapi melalui bidang kehutanan atau pengembangan lahan gambut, tetapi sekarang juga melalui pengembangan kawasan seperti identitas perkotaan, dengan konsep Kota Hijau (Green City). Ini merupakan tantangan baru dan terbesar yang sedang dihadapi Indonesia, terlebih karena lebih dari 52% penduduk nasional mendiami kawasan perkotaan. Indonesia saat ini fokus pada penanganan daerah perkotaan yang sangat rentan mengalami dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, penyelenggaraan penataan ruang yang terintegrasi menjadi unsur penting didalam mewujudkan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan. Kota Bandung telah berkembang menjadi Kota Metropolitan dengan jumlah penduduk kurang lebih 2,4 Juta Jiwa. Permasalahan perkotaan yang dihadapi Kota Bandung saat ini adalah sebagai berikut : sampah, kemacetan, banjir, penataan mall, pedagang kaki lima dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dipilihnya Kecamatan Bandung Wetan didasarkan pada karena kecamatan ini mempunyai nilai yang strategis di Kota Bandung, dan memiliki beberapa fungsi diantaranya pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat, pusat Metode pendekatan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan untuk mengkaji sebaran atribut kota hijau seperti green open space, green transportation, green community, green waste dan seberapa penting kebutuhan atribut tersebut dengan hasil akhir prinsip-prinsip penataan kota hijau. Output dari studi ini adalah berupa Prinsip - Prinsip Peningkatan Atribut Green City dari setiap elemen atribut kota hijau (green open space, green transportation, green community, dan green waste) dengan menggabungkanpendapat masyarakat sebagai pendukung terciptanya kota hijau.