Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengembangan Tahap Awal Industri Hilir Karet di Kabupaten Kuantan Singingi Bahruddin Ibrahim; Almasdi Syahza; Djaimi Bakce; Irdoni Irdoni; Said Zul Amraini; Ida Zahrina; Ivan Fadhillah; Arya Wiranata; Syoffinal Syoffinal
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.629 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.845

Abstract

Kabupaten Kuantan Singingi merupakan daerah produsen komoditi karet alam terbesar di Provinsi Riau. Sejumlah besar gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) karet di beberapa desa dan didukung oleh pemerintah daerah sudah membentuk Asosiasi Petani Karet Kuantan Singingi (APKARKUSI), untuk melakukan pengendalian kualitas dan pelelangan bahan olah karet (bokar). Asosiasi ini juga berencana akan mengembangkan industri hilir berbahan baku utama bokar. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan persiapan awal terkait dengan rencana pengembangan produk hilir karet tersebut. Kegiatan tahap awal ini meliputi penentuan kualitas bokar dari petani yang berafiliasi dengan APKARKUSI, jenis produk hilir karet tahap awal dan perencanaan tata letak mesin dan sarana produksinya, dan spesifikasi yang diinginkan pasar dari produk sandal karet sebagai salah satu jenis produk hilir karet yang akan dikembangkan. Kualitas bokar yang dikelola oleh APKARKUSI relatif sangat baik (yaitu dengan kadar karet kering berkisar 60-65 %). Jenis produk hilir karet yang siap diproduksi adalah brown crepe rubber, dimana kinerja proses produksinya masih perlu dioptimalkan. Spesifikasi produk sandal karet yang akan diproduksi bersifat dinamis, yaitu dengan mempertimbangkan faktor model, kualitas, kenyamanan dan harga. Untuk proses produksinya, perlu merujuk kepada tata letak mesin dan sarana produksi yang dapat menhasilkan kinerja yang efektif dan efisien.