Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Kepribadian Otoritarian dengan Perilaku Diskriminasi Heteroseksual Terhadap Homoseksual Shafira Primerianti; . Assrid; Putri Vanezia Ricardina Motta; R. R. Made Rini Cahyaning Kusumo
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 2, No 2 (2018): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.175 KB)

Abstract

Abstrak. Homoseksual merupakan suatu fenomena yang masih sulitditerima masyarakat Indonesia. Sikap negatif masyarakat terhadap kaumhomoseksual mengarahkan seseorang untuk melakukan diskriminasiterhadap homoseksual. Salah satu faktor pemicu yang diprediksi memilikiketerkaitan dengan terjadinya diskriminasi terhadap homoseksual ialahkepribadian otoritarian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuiapakah ada hubungan antara kepribadian otoritarian dengan perilakudiskriminasi heteroseksual terhadap homoseksual. Penelitian ini dilakukandi Kabupaten Badung yang mempunyai populasi berjumlah 615.146 orang.Sampel penelitian sebanyak 384 orang yang dipilih dengan teknik non –random sampling yaitu haphazard atau accidental sampling. Pengujianhipotesis penelitian menggunakan teknik korelasi Spearman. Hasil ujihipotesis menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara kepribadianotoritarian dengan perilaku diskriminasi hetereseksual terhadaphomoseksual dengan probabilitas signifikansi (p) sebesar 0.000 dankoefisien korelasi (r) sebesar 0.364. Faktor lain yang tidak diteliti olehpeneliti juga menjadi alasan rendahnya kekuatan hubungan antara keduavariabel. Melalui analisis beberapa kasus diskriminasi lainnya, penelitimelihat bahwa faktor yang dapat memicu terjadinya diskriminasi terhadaphomoseksual selain kepribadian otoritarian ialah karena posisi mereka dimasyarakat sebagai kelompok minoritas.Kata kunci: Homoseksual, Homonegativity, Diskriminasi, KepribadianOtoritarian.
Schadenfreude dan Critical Thinking dalam Diskusi di Media Sosial Putri Vanezia Ricardina Motta; Tio Rosalina; Nyoman Trisna Aryanata
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol 1, No 1 (2022): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.223 KB)

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor Schadenfreude dan Critical Thinking subjek. Secara lebih spesifik, Penelitian ini mengupas faktor-faktor schadenfreude seperti deservedness, dislike, inferiority, dan social sharing emotion yang mana berkaitan erat dengan malicious envy dan pola berpikir subjek. Peneliti menggunakan temuan van De Ven dan kolega, juga teori Critical Thinking oleh Ennis sebagai landasan teori dan paduan melakukan wawancara mendalam guna menggambarkan hal-hal di atas. Peneliti juga menggunakan alat Test of Everyday Reasoning untuk mengukur tingkat berpikir kritis subjek. Subjek penelitianini adalah emerging adults pengguna media sosial dan pelaku schadenfreude. Ditemukan bahwa keunikan anteseden tiap subjek ternyata bukanlah hal yang berdiri sendiri dengan kata lain perilaku schadenfreude subjek merupakan gabungan dari tiap antesedennya. Dalam kaitannya dengan berpikir kritis, ditemukan bahwa subjek menunjukkan adanya bias berpikir kritis yang mempengaruhi subjek untuk mengambil keputusan dalam berperilaku. Bias berpikir kritis ini salah satunya adalah egosentrisme. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam lagi tiap-tiap anteseden khususnya envy.AbstractThis study aimed to describe the factors of Schadenfreude and Critical Thinking of the subject. More specifically, this study examined Schadenfreude factors such as deservedness, dislike, inferiority, and social sharing emotions which are closely related to malicious envy and the subject's mindset. The researcher used the findings of van De Ven and colleagues, as well as the Critical Thinking theory by Ennis as a theoretical basis and a combination of conducting in-depth interviews to describe the things above. The researcher also used the Test of Everyday Reasoning to measure the critical thinking level of the subject. The subjects of this study were emerging adults who were social media users and schadenfreude doers. Found that the uniqueness of the antecedents of each subject was not a stand-alone thing, in other words, the schadenfreude behavior of the subject was a combination of each of its prior. Concerning critical thinking, it was found that the subjects showed a critical thinking bias that influenced them to make decisions in behavior. One of the biases in critical thinking is egocentrism. Future researchers are expecting to be able to do depth research into each antecedent, especially envy.
Hubungan Kepribadian Otoritarian dengan Perilaku Diskriminasi Heteroseksual Terhadap Homoseksual Shafira Primerianti; . Assrid; Putri Vanezia Ricardina Motta; R. R. Made Rini Cahyaning Kusumo
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol. 2 No. 2 (2018): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jpm.v2i2.920

Abstract

Abstrak. Homoseksual merupakan suatu fenomena yang masih sulitditerima masyarakat Indonesia. Sikap negatif masyarakat terhadap kaumhomoseksual mengarahkan seseorang untuk melakukan diskriminasiterhadap homoseksual. Salah satu faktor pemicu yang diprediksi memilikiketerkaitan dengan terjadinya diskriminasi terhadap homoseksual ialahkepribadian otoritarian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuiapakah ada hubungan antara kepribadian otoritarian dengan perilakudiskriminasi heteroseksual terhadap homoseksual. Penelitian ini dilakukandi Kabupaten Badung yang mempunyai populasi berjumlah 615.146 orang.Sampel penelitian sebanyak 384 orang yang dipilih dengan teknik non –random sampling yaitu haphazard atau accidental sampling. Pengujianhipotesis penelitian menggunakan teknik korelasi Spearman. Hasil ujihipotesis menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara kepribadianotoritarian dengan perilaku diskriminasi hetereseksual terhadaphomoseksual dengan probabilitas signifikansi (p) sebesar 0.000 dankoefisien korelasi (r) sebesar 0.364. Faktor lain yang tidak diteliti olehpeneliti juga menjadi alasan rendahnya kekuatan hubungan antara keduavariabel. Melalui analisis beberapa kasus diskriminasi lainnya, penelitimelihat bahwa faktor yang dapat memicu terjadinya diskriminasi terhadaphomoseksual selain kepribadian otoritarian ialah karena posisi mereka dimasyarakat sebagai kelompok minoritas.Kata kunci: Homoseksual, Homonegativity, Diskriminasi, KepribadianOtoritarian.
Schadenfreude dan Critical Thinking dalam Diskusi di Media Sosial Putri Vanezia Ricardina Motta; Tio Rosalina; Nyoman Trisna Aryanata
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 1 No. 1 (2022): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v1i1.1920

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor Schadenfreude dan Critical Thinking subjek. Secara lebih spesifik, Penelitian ini mengupas faktor-faktor schadenfreude seperti deservedness, dislike, inferiority, dan social sharing emotion yang mana berkaitan erat dengan malicious envy dan pola berpikir subjek. Peneliti menggunakan temuan van De Ven dan kolega, juga teori Critical Thinking oleh Ennis sebagai landasan teori dan paduan melakukan wawancara mendalam guna menggambarkan hal-hal di atas. Peneliti juga menggunakan alat Test of Everyday Reasoning untuk mengukur tingkat berpikir kritis subjek. Subjek penelitianini adalah emerging adults pengguna media sosial dan pelaku schadenfreude. Ditemukan bahwa keunikan anteseden tiap subjek ternyata bukanlah hal yang berdiri sendiri dengan kata lain perilaku schadenfreude subjek merupakan gabungan dari tiap antesedennya. Dalam kaitannya dengan berpikir kritis, ditemukan bahwa subjek menunjukkan adanya bias berpikir kritis yang mempengaruhi subjek untuk mengambil keputusan dalam berperilaku. Bias berpikir kritis ini salah satunya adalah egosentrisme. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam lagi tiap-tiap anteseden khususnya envy.AbstractThis study aimed to describe the factors of Schadenfreude and Critical Thinking of the subject. More specifically, this study examined Schadenfreude factors such as deservedness, dislike, inferiority, and social sharing emotions which are closely related to malicious envy and the subject's mindset. The researcher used the findings of van De Ven and colleagues, as well as the Critical Thinking theory by Ennis as a theoretical basis and a combination of conducting in-depth interviews to describe the things above. The researcher also used the Test of Everyday Reasoning to measure the critical thinking level of the subject. The subjects of this study were emerging adults who were social media users and schadenfreude doers. Found that the uniqueness of the antecedents of each subject was not a stand-alone thing, in other words, the schadenfreude behavior of the subject was a combination of each of its prior. Concerning critical thinking, it was found that the subjects showed a critical thinking bias that influenced them to make decisions in behavior. One of the biases in critical thinking is egocentrism. Future researchers are expecting to be able to do depth research into each antecedent, especially envy.