Zuraida Sagala
Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Jl. Sunter Permai Raya, Sunter Podomoro

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FORMULASI DAN UJI ANTIBAKTERI SEDIAAN OBAT KUMUR DARI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SUJI (Dracaena angustifolia (Medik) Roxb) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans Zuraida Sagala
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.672 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v3i1.1925

Abstract

Karies gigi merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya suatu interaksi antara bakteri plak dan gigi, mikroorganisme yang terlibat dalam pembentukan karies gigi adalah bakteri Streptococcus mutans berperan dalam permulaan terjadinya karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ekstrak etanol 70% daun Suji (Dracaena angustifolia (Medik) Roxb) dan sediaan ekstrak obat kumurnya memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Strptococcus mutans. Penguujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi pada kertas cakram dengan media tumbuh bakteri berupa agar darah. Digunakan ekstrak dengan konsentrasi 12,5%; 25%; 50%; dan 60%.  Uji antibakteri ekstrak daun Suji terhadap bakteri Streptococcus mutans didapatkan bahwa ekstrak dengan konsentrasi terkecil yang digunakan (12,5%) telah menunjukan adanya aktivitas antibakteri Streptococcus mutans dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 7,56 mm. Zona hambat terhadap bakteri Streptococcus mutans meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi dari ekstrak etanol daun Suji. Hal ini dikarenakan oleh adanya kandungan eksipien yang memiliki aktivitas antibakteri, seperti gliserin, menthol dan natrium benzoat. Sediaan kemudiaan dievaluasi selama 1 bulan untuk menguuji kelayakan sediaaan tersebut dan parameter yang dievaluasi meliputi: organoleptis, homogenitas dan pengukuran pH. Evaluasi dilakukan setiap minggunya selama 1 bulan periode penyimpanan. Hasil evaluasi menyatakan bahwa sediaan obat kumur memenuhi syarat.Kata kunci: Obat kumur, Antibakteri, Daun Suji, Streptococcus mutans
FORMULATION, STABILTY TEST AND ENZYME ACTIVITY TEST TYROSINASE OF CREAM PEPARATIONS FROM HERENDONG FRUIT EXTRACT(Melastoma affine D. Don) Zuraida Sagala; Kurnia Telaumbanua
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/inspj.v5i2.4451

Abstract

One way to prevent or inhibit melanin formation is by inhibiting tyrosinase activity (Lloyd,2011). Tyrosinase enzyme is an enzyme that plays a role in the formation of skin pigments or known as melanogenesis. In the process of melanogenesis, the enzyme tyrosinase acts as a catalyst in two different reactions, namely the hydroxylation process of tyrosine to dihydroxy-phenylalanine (L-DOPA) and oxidation of L-DOPA to quinone DOPA. Tyrosinase in skin tissue is activated by solar UV radiation so that it accelerates the process of melanin production (Fais et al.  2009).  This  study  was  conducted  to  determine  the  stability,  effectiveness  of  cream preparations from ethanol extracts of Harendong fruit (Melastoma affine D. Don) as tyrosinase enzyme inhibitors so it can be used as a cosmetic ingredient for whitening or skin lightening. Results Cream with variants of Harendong (Melastoma affine D. Don) ethanol extract was physically stable and formulated with organoleptic test, homogeneity, viscosity, mechanical test, pH, cycling test, and irritation test. Type M / A cream preparations from ethanol extract of Harendong fruit (Melastoma affine D. Don) have a strong / moderate tyrosinase enzyme inhibitor activity with IC50 values of F1 (1%) of 526,192 ppm, F2 (1.5%) ) amounted to 317,534 ppm and F3  (2%)  amounted  to  128,523  ppm.  Keywords: Foemulation,  stability test, activity test, tyrosinase enzyme, herenong fruit (Melastoma affine G.Don)
PENGARUH PEMBERIAN KMNO4 DAN ASAM ASKORBAT SERTA SUHU PENYIMPANAN DALAM MEMPERTAHANKAN WARNA HIJAU KELOPAK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Zuraida Sagala
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.595 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v1i1.230

Abstract

  ABSTRAK   Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu buah yang cukup terkenal (popular) di Indonsesia. Buah Manggis mempunyai potensi ekspor yang cukup tinggi ke beberapa negara pengimport. Salah satu faktor tidak terpenuhinya standar mutu ekspor manggis Indonesia adalah perubahan dari hijau menjadi coklat dan kering pada kelopak buah (sepal) manggis. Banyak cara penanganan pasca panen dilakukan untuk mengatasi masalah ini seperti Modifikasi Atmosfir (Modified Atmosphere), Kontrol Atmosfir (Controlled Atmosphere), pelilinan, pengepakan dan penyimpanan pada suhu rendah. Pada percobaan ini dilakukan beberapa perlakukan meliputi pemberian kombinasi Kalium Permanganat (KMnO4) dan asam askorbat, sebagai penyerap serta penyimpanan pada suhu rendah (suhu penyimpanan 13○C) dengan pelilinan 6 % diharapkan dapat mempertahankan kesegaran kelopak buah manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mempertahankan warna hijau kelopak buah manggis selama penyimpanan dengan pemberian penyerap etilen dan oksigen. Hasil Penelitian ini diharapkan mendapatkan konsentrasi adsorban terbaik diatara ketiga konsentrasi KMnO4 yang digunakan (0 ppm, 50 ppm, 100 ppm) dan asam askorbat (0 ppm, 400 ppm, 600 ppm) serta suhu optimum penyimpanan. Parameter utama yang dianalisa yaitu warna kelopak buah manggis. Suhu penyimpanan yang rendah (13○C) dapat mencegah terjadi pencoklatan (browning) warna kelopak buah manggis selama 20 hari tetapi pada penyimpanan suhu ruang (28-30○C) hanya dapat bertahan selama 12 hari. Hasil analisa statistik pada penyimpanan suhu rendah (13○C) hampir kurang efektif untuk semua perlakukan kecuali untuk warna buah dan nilai a* (L*a*b*) warna kelopak tetapi interaksi antara kombinasi perlakuan adsorban dengan suhu penyimpanan tidak signifikan. Hasil uji Tukey menunjukkan kombinasi terbaik yang dapat mencegah berkurangnya warna hijau kelopak buah manggis yaitu KMnO4 100 ppm and asam askorbat (ascorbic acid) 400 ppm,yang berbeda nyata terhadap kombinasi perlakuan yang lain pada hari 16 dengan suhu penyimpanan 13○C.   Kata kunci  : kelopak, manggis,  KMnO4, asam askorbat  ABSTRACT   Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is one of the most popular fruit in Indonesia, which have a good potential export to many imported countries. One of the major problems that rejected mangosteen from Indonesia is browning calyx and drying. Many techniques of post harvest handling to do, for example are modified atmosphere (MA), controlled atmosphere (CA), waxing, packaging and low temperature storage. This treatment are combined adsorbent KMnO4 (ethylene scavenger), ascorbic acid (oxygen scavenger) and two temperature storage (13○C, room storage) with waxing 6% condition of all sample. The research was aimed to prevent degreening (browning) calyx colour and maintain the quality of fresh mangosteen fruit during storage. The experiment was to determine best concentrate adsorbent of KMnO4 (0 ppm, 50 ppm, 100 ppm) and ascorbic acid (0 ppm, 400 ppm, 600 ppm) and the optimum temperature storage. Some parameters being analyzed include calyx colour. Low temperature storage (13○C) was prevented degreening (browning) calyx colour for 20 days but room temperature storage (28-30○C) just maintained during 12 days. The lowest weight loss of 2,47% with combines of treatment were KMnO4 100 ppm and ascorbic acid 600 ppm at 13○C temperature storage. The statistics test resulted low storage temperature (13○C) almost effectiveness for all treatment   except fruit colour and a* value (L*a*b*) calyx colour but interaction between treatment of combines adsorbent with temperature storage not significant. Tukey’s multiple range test showed   that the best treatment combines to prevent degreening calyx colour were KMnO4 100 ppm and ascorbic acid 400 ppm, difference from another treatment combines on 16 days in temperature storage13○C.   Key words: calyx, mangosteen, KMnO4, ascorbic acid, prevent degreening
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUNGA CEGUK (Combretum indicum L.) DALAM BENTUK SEDIAAN GEL ANTISEPTIK TANGAN DENGAN METODE REPLIKA Zuraida Sagala
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.896 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v2i1.826

Abstract

ABSTRAK Bunga Ceguk (Combretum indicum L.) merupakan tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri.Berdasarkan senyawa flavonoid yang dimiliki, bunga ceguk (Combretum indicum L.) dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik tangan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula sediaan gel antiseptik dari ekstrak bunga ceguk, untuk mengetahui efektivitas gel antiseptik serta mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak dan sediaan gel ekstrak etanol bunga ceguk (Combretum indicum L.) terhadap Staphylococcus aureus. Formula sediaan gel ekstrak etanol bunga ceguk (Combretum indicum L.) dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu 5%, 7,5% dan 10% dengan Carbopol 940 sebagai basis gel. Untuk kontrol negatif digunakan gel tanpa ekstrak (basis gel) dan kontrol positif digunakan  Hand Sanitizer Dettol®. Pengujian fisik meliputi organoleptik, homogenitas, daya sebar, viskositas dan uji pH.Pengujian efektivitas antiseptik gel dengan menggunakan metode replika.Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak dan gel bunga ceguk (Combretum indicum L.) menggunakan metode difusi silinder. Data pengujian efektivitas anseptik dan aktivitas antibakteri gel dianalisa menggunakan satu arah anava dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan adanya efektivitas antiseptik gel ekstrak etanol bunga ceguk (Combretum indicum L.) yang mampu menurunkan jumlah koloni bakteri pada konsentrasi ekstrak 5% serta memiliki efek sebagai antibakteri yang mampu menghambat bakteri Staphylococcus aureus paling besar pada konsentrasi 10% yaitu 10,06mm. Kata Kunci: Gel, Ekstrak, Bunga ceguk (Combretum indicum L.), Carbopol 940 ABSTRACT Ceguk flowers (Combretum indicum L.) is a plant that has an antibacterial activity. Based on flavonoid compound owned, ceguk flowers (Combretum indicum L.) can be used as a hand antiseptic. The aims of this experiment are to create the antiseptic gel  formula of  extract  ethanol  ceguk  flowers,  to  know the effectiveness of antiseptic gel and to know antibacterial activity of extract and gel ceguk flowers (Combretum indicum L.) of Staphylococcus aureus. Ceguk flowers (Combretum indicum L.) gel formulation has made with various concentration of extracts there are 5%, 7,5%, and 10% with Carbophol 940 as base of gel. Used a gel without extract (a gel base) as the negative control and for positive control  used Dettol® Hand Sanitizer. For physical gel result include organoleptic, homogenity, spreadibility, viscosity and potential of hydrogen test. Antiseptic effectiveness testing was used replica method. Ceguk flowers extracts and gel antibacterial activity testing were used cylinder diffusion method.. Testing data of antiseptic gel effectiveness and antibacterial gel activity were analyzed by One Way Anova with 95% as interval parametre. These results of experiments showed that antiseptic effectiveness of ceguk flowers gel what existence of that able to reduce colony bacteria number in 0,5% extract concentration, and have an activity as antibacterial that could inhibit Staphylococcus aureus the biggest toward the growth of bacteria Staphylococcus aureus is10,06mm. Keywords: Gel, Extract, Ceguk flowers (Combretum indicum L.), Carbophol 940,
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Dan Pseudomonas aeruginosa Zuraida Sagala
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 2, No 2 (2017): Indonesia Natural research Pharmaceutical Journal
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.812 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v2i2.1924

Abstract

Daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) secara empiris digunakan oleh masyarakat India sebagai obat alergi pada kulit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah sediaan gel dari ekstrak etanol 70% daun bangun-bangun memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Ekstrak etanol 70% daun bangun-bangun diformulasikan dalam bentuk sediaan gel dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu 2,0%, 2,5% dan 3,0% menggunakan HPMC sebagai basisnya. Metode Aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar dengan cara cakram disk. Evaluasi stabilitas sediaan gel meliputi organoleptik, homogenitas, daya sebar, pH, dan viskositas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sediaan gel ekstrak etanol 70% daun bangun-bangun dengan konsentrasi 3,0% memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambat yaitu 20,67 mm yang lebih besar dari Pseudomonas aeruginosa yaitu 18,66 mm. Dari hasil pemeriksaan stabilitas, sediaan gel yang dibuat tidak mengalami perubahan apapun selama empat minggu penyimpanan dengan tiga suhu berbeda (40C, 250C, 400C) Kata kunci: Gel, Ekstrak, Plectranthus amboinicus, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III Zuraida Sagala; Said Syahruddin F Asshegaf
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/inrpj.v7i2.5432

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan vektor nyamuk Aedes aegypti. Terdapat empat serotipe virus yang disebut DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, ke empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu cara untuk menekan populasi Aedes aegypti yaitu dengan memutus siklus hidupnya pada stadium larva. Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai larvasida alami ialah kulit Bawang Putih (Allium sativum L.) yang mengandung berbagai senyawa aktif diantaranya ialah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, Steroid dan Triterpenoid. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak etanol 70% kulit Bawang Putih (Allium sativum L.) memiliki aktivitas larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental, dalam penelitian ini digunakan 25 ekor larva Aedes aegypti pada setiap kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok ekstrak etanol 70% kulit Bawang Putih dengan konsentrasi 4520 ppm, 5520 ppm, 6520 ppm, dan 7520 ppm dengan 4 kali pengulangan. Pengamatan dilakukan dengan dengan cara menghitung jumlah larva nyamuk Aedes aegypti yang mati tiap 2 jam selama 24 jam. Data analisa dengan one way ANOVA dan tabel probit untuk menentukan LC50 menggunanakan IBM SPSS 20. Hasil uji Normalitas dan uji Homogenitas dengan nilai sig>0,05 yang berarti bahwa data terdistribusi normal. Uji one way ANOVA dengan nilai (sig<0,05) sehingga terbukti adanya perbedaan kematian larva pada tiap konsentrasi tersebut. Kemudian uji LSD dengan taraf kepercayaan 95% dengan nilai sig<0,05 maka dinyatakan adanya perbedaan secara signifikan antara tiap perlakuan. Uji probit dengan nilai LC50 yang dibutuhkan untuk mematikan larva nyamuk (Aedes aegypti) ialah 6458 ppm dengan batas bawah 5711 ppm dan batas atas 7205 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kulit Bawang Putih (Allium sativum L.) memiliki aktivitas sebagai larvasida alami.