Bella Stevanny
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruktif Kronis dengan Metode CaptureTM: Potensi Skrining Rutin di Layanan Kesehatan Primer Tungki Pratama Umar; Bella Stevanny; Arindi Maretzka; Andy Andrean
JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia Vol 6 No 2 (2018): JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia Volume 6.2 Edisi Oktober - D
Publisher : BAPIN-ISMKI (Badan Analisis Pengembangan Ilmiah Nasional - Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah salah satu dari sepuluh besar penyebab utama kematian di Indonesia. Prevalensi dan angka kematian akibat PPOK yang tinggi menunjukkan pentingnya deteksi dan tatalaksana dini PPOK. Gold standard diagnosis PPOK adalah spirometri. Namun, penggunaan spirometri untuk tes skrining rutin tidak dianjurkan dan sulit dilakukan di layanan kesehatan primer. Maka dari itu, diperlukan metode skrining yang lebih efektif dan sederhana. Pembahasan: Metode CAPTURETM menggunakan lima pertanyaan sederhana untuk menilai adanya paparan, gangguan napas, rasa mudah lelah, dan penyakit pernapasan akut selama 12 bulan terakhir. Berdasarkan skor kuesioner tersebut, dapat ditentukan apakah perlu pemeriksaan lanjutan yang diperlukan berupa peak flow meter dan/atau spirometri. Dengan demikian, deteksi dini pasien PPOK simtomatik dan/atau berisiko eksaserbasi akut dapat dilakukan dengan lebih efektif. Kesimpulan: Metode CAPTURETM memiliki potensi untuk digunakan sebagai tes skrining rutin PPOK yang efektif di layanan kesehatan primer. Kata Kunci: layanan kesehatan primer, metode CAPTURE, PPOK, tes skrining rutin.
Potensi Biji Pepaya (Carica papaya) Berbasis Pendekatan Terhadap BITC dan Karpain sebagai Alternatif Obat Anthelmintik pada Anak di Indonesia Arindi Maretzka; Bella Stevanny
JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia Vol 6 No 2 (2018): JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia Volume 6.2 Edisi Oktober - D
Publisher : BAPIN-ISMKI (Badan Analisis Pengembangan Ilmiah Nasional - Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Lebih dari 1,5 miliar penduduk dunia terinfeksi cacing yang ditularkan melalui kontak dengan tanah di tahun 2012. Infeksi cacing banyak ditemukan di daerah tropis, subtropis, dan di daerah dengan ekonomi rendah. Infeksi cacing yang berat dapat menyebabkan malnutrisi, gagal tumbuh kembang, dan anemia pada anak-anak. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi infeksi cacing adalah dengan program pemberian obat cacing, namun ditemukan bahwa efektivitas obat cacing telah menurun dan mengarah pada resistansi. Alternatif yang digunakan sebagai obat cacing adalah biji pepaya karena dipercaya dalam pengobatan tradisional sebagai antihelmintik. Tujuan: Dengan adanya studi tinjauan pustaka ini, diharapkan dapat membantu proses penelitian berdasarkan teori yang ada. Metode: Artikel ini dibuat dengan metode telaah pustaka sistematis dari jurnal yang diakses dengan ScienceDirect dan PubMed dan buku lalu analisis dan sintesis dibuat dari studi ilmiah yang terpilih. Hasil Pembahasan: Biji pepaya memiliki efek yang dipercaya dapat mengobati infeksi Askariasis. Masyarakat mengomsumsi air seduhan serbuk biji pepaya ditambah 2-3 sendok madu sebagai obat. Kandungan bioaktif dalam biji pepaya yang dipercaya sebagai antihelmintic adalah karpain dan BITC. Pengobatan berbasis alam ini berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia karena pepaya sangat mudah ditemukan di Indonesia, dapat dibeli dengan harga yang terjangkau, dan mengonsumsinya lebih mudah mengingat kelompok terbanyak yang terkena infeksi cacing adalah anak-anak. Kesimpulan: Biji pepaya mengandung banyak senyawa kimia yang bermanfaat untuk kesehatan, salah satunya adalah senyawa karpain dan BITC yang berpotensi sebagai antihelmintik. Biji pepaya dapat digunakan sebagai bahan alternatif obat cacing yang efektif, murah, dan aman. Kata Kunci: alternatif, antihelmintik, biji pepaya, BITC, karpain