AbstractThis article discusses the dramatization of the basalisiah event in the Tabuik Pariaman ritual trilogy. Basalisiah as a form of cultural performance has presented a dramatic identity of the character of the Tabuik Pariaman ritual. This dramatic trilogy is contained in a separate Tabuik ritual trilogy, namely manabang batang pisang, maarak jari-jari, and maarak saroban. The performance of the show is situational, tends to change, is unpredictable, and without directing, but has clear and intact rules. The role of the basalisiah pawang, Anak Tabuik, and basalisiah audience really determines the dramatization of basalisiah. Sosoh and cime'eh become speech styles in the dramatization of the show. With the concept of theatricality, performativity and liminality become the basis for the analysis of the structure of basalisiah dramatization from the point of view of the character of the Tabuik performance, Prosest basalisiah in the Tabuik Pariaman ritual trilogy influenced by histrionic behavior so as to form a behavior that dramatizes situations from basalisiah to bacakak (fighting). Basalisiah recorded the history and dramatization style of theatricality in Tabuik cultural performances that can be relevant in the renewal of the world of performances. AbstrakArtikel ini membahas tentang dramatisasi peristiwa basalisiah dalam trilogi ritual Tabuik Pariaman. Basalisiahsebagai bentuk pertunjukan budaya telah mempresentasikan sebuah identitas ‘dramatik’ karakter ritual Tabuik Pariaman. Dramatik ini terdapat dalam trilogi ritual Tabuik yang terpisah, yaitu manabang batang pisang, maarak jari-jari, danmaarak sorban. Performatif pertunjukannya bersifat situasional, cenderung berubah-ubah, tidak bisa diprediksi, dan tanpa ‘directing’, namun memiliki aturan yang jelas dan utuh. Peran pawang basalisiah, Anak Tabuik, dan penonton basalisiah sangat menentukan dramatisasi basalisiah. Sosoh dan cime’eh menjadi gaya tutur dalam dramatisasi pertunjukan. Dengan konsep teatrikalitas, performativitas dan liminal menjadi dasar analisis struktur dramatisasi basalisiah dalam sudut pandang karakter pertunjukan Tabuik. Prosesi basalisiah dalam trilogi ritual Tabuik Pariaman dipengaruhi oleh perilaku histrionik, sehingga membentuk suatu perilaku yang mendramatisir situasi dari basalisiah sampai bacakak (berkelahi). Basalisiah mencatatkan sejarah dan gaya dramatisasi teatrikalitas dalam pertunjukan budaya Tabuik yang bisa relevan dalam pembaruan dunia pertunjukan.