Liliya Dewi Susanawati
Jurusan Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains dan Teknologi Pangan

PENGARUH TEKANAN DAN PENGOPERASIAN DI SEPANJANG PIPA LATERAL PADA SISTEM IRIGASI TETES (TRICKLE IRRIGATION) Suharto, Bambang; Susanawati, Liliya Dewi
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL FKPT-TPI 2017
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.875 KB)

Abstract

Sistem irigasi tetes terdiri dari pipa utama, lateral dan distributor. Desain pipa lateral sangat penting untuk menjaga kehilangan tinggi tekan, sehingga perbedaan pada debit antar distributor yang dioperasikan secara serempak tidak akan lebih dari 10 %, sedangkan jika aliran turbulent maka variasi tekanan pada lateral berkisar 20 %. Penambahan tekanan menyebabkan aliran dalam pipa menjadi semakin turbulen, yang akhirnya berpengaruh terhadap kehilangan tinggi tekanan dan debit emiter sepanjang pipa lateral. Metode penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok yang disusun secara faktorial, faktor tersebut yaitu pada taraf pengoperasian I (L1), pengoperasian II (L2), pengoperasian III (L3) dan tekanan operasi pada taraf 5624.8 kg/m2(P1), 10546.5 kg/m2 (P2), 15468.2 kg/m2 (P3). Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak jumlah pipa lateral yang dioperasikan dari sumber air akan meningkatkan variasi debit sepanjang lateral. Peningkatan tekanan operasi akan mengurangi nilai variasi debit keluaran emiter dan koefisien variasi pembuatan sepanjang lateral, Kenaikan tekanan operasi akan meningkatkan nilai koefisien keragaman pada desain emiter 2 liter/jam, Kehilangan tinggi tekan rata-rata pada saat tekanan operasi rendah yaitu 5624.8 kg/m2 dan pengoperasian (L3) 1.85263 dan yang terendah pada (L1) yaitu sebesar 1.055 meter. Semakin banyak jumlah pipa lateral dioperasikan dari sumber air akan meningkatkan kehilangan tekanan, Pengoperasian tekanan ideal (1054.2 kg/m2) dengan pengoperasaian menghasilkan klasifikasi koefisien keragaman christiansen termasuk kriteria sedang, variasi debit emiter (qvar) menghasilkan nilai sebesar 0.40 sampai 0.44, nilai koefisien variasi pembuatan (CV) berkisar dari 0.01 sampai 0.15 termasuk kriteria kurang baik, dan koefisien keragaman (EU) termasuk kriteria kurang baik. Kata kunci: Irigasi tetes, tekanan, lateral, debit emiter 
UJI KINERJA DESAIN IRIGASI CURAH MENGGUNAKAN KOMBINASI TEKANAN POMPA DAN TINGGI PIPA RISER TERHADAP KESERAGAMAN AIR Susanawati, Liliya Dewi; Suharto, Bambang
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL FKPT-TPI 2017
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.875 KB)

Abstract

Kebutuhan air terus meningkat seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, salah satunya adalah kebutuhan air irigasi terutama saat musim kemarau. Permasalahan kekeringan di Indonesia membutuhkan alternatif yang mampu meningkatkan efisiensi pemakaian air sehingga penggunaan air untuk irigasi bisa dihemat yaitu berupa irigasi curah (sprinkler irrigation). Irigasi curah mempunyai efisiensi pemakaian air cukup tinggi sehingga perlu diuji dengan standarkoefisien keseragaman ≥85% untuk dapat diaplikasikan di lahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif. Penelitian menggunakan kombinasi tinggi pipa riser dan tekanan pompa. Tinggi pipa riser (T) yang digunakan dalam penelitian yaitu 50, 100 dan 150 cm. Tekanan pompa (P) yang digunakan yaitu 1, 2 dan 3 bar. Pengambilan data dilakukan untuk mengetahui nilai CU (coefficient uniformity), DU (distribution uniformity) dan perhitungan Eap (Efisiensi penggunaan air). Hasil pengujian jarak pancar terendah didapat pada perlakuan P1T1 yaitu sebesar 166cm dan tertinggi didapat pada perlakuan P3T3 yaitu sebesar 471.67cm. Nilai CU dan Eap terendah terdapat pada perlakuan P1T1 yaitu sebesar 92.46% dan tertinggi pada perlakuan P2T3 yaitu sebesar 97.23%. Nilai DU terendah terdapat pada perlakuan P1T1 yaitu sebesar 88.01% dan tertinggi pada perlakuan P2T3 yaitu sebesar 95.59%. Seluruh kombinasi perlakuan layak untuk diaplikasikan ke lahan karena nilai CU melebihi 85%. Nilai DU dipengaruhi oleh nilai CU, makin besar nilai CU maka nilai DU juga semakin besar. Nilai DU yang tinggi menggambarkan bahwa distribusi penyebaran air makin bagus dan makin merata di tiap wadah penampung. Kata kunci: coefficient uniformity, distribution uniformity, kebutuhan air