Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA AUTOCAD UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH ILMU BAHAN 1 JURUSAN TEKNIK MESIN UNESA Novi Sukma Drastiawati
Journal of Vocational and Technical Education (JVTE) Vol. 1 No. 1 (2019): March
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.898 KB) | DOI: 10.26740/jvte.v1n1.p38-44

Abstract

ABSTRAKMata kuliah Ilmu Bahan I merupakan mata kuliah wajib untuk mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UNESA. Pemahaman mahasiswa mengenai mata kuliah tersebut dinilai masih kurang maksimal meskipun mampu menyelesaikan soal. Hal tersebut ditunjukkan dengan minimnya tingkat keaktifan mahasiswa di kelas ketika pengajar memberikan umpan balik berupa pertanyaan. Pengetahuan mahasiswa masih bersifat abstrak, terutam pada sub materi struktur kristal. Peningkatan pemahaman mahasiswa pada mata kuliah Ilmu Bahan I dapat dilakukan dengan merubah strategi pembelajaran. Hal yang dilakukan sebelum perubahan tersebut adalah mencari data yang terangkum dalam suatu tindakan yang disebut Tindakan Penelitian Kelas (PTK).  Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan agar potensi masing-masing peserta ajar dapat digali secara optimal. Dari identifikasi tersebut dipilih model pembelajaran discovery learning melalui media autocad dan pembuatan bentuk struktur kristal secara fisik. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi S1 2014 Teknik Mesin  FT UNESA yang pada saat penelitian ini dilakukan sedang memprogram mata kuliah Ilmu Bahan I dengan berjumlah 26 orang Metode pengukuran tingkat keberhasilan dilakukan dalam tiga siklus. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes kinerja, pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif, dan teknik analisis data keterlaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan didapatkan bahwa aktivitas dosen yang paling dominan dalam memberikan materi perkuliahan menggunakan media autocad dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa sebesar 0,47 poin dari siklus 1 ke siklus 2 sedangkatan peningkatan dari siklus 2 ke siklus 3 sebesar 0,04 poin. Aktivitas dalam memberikan penjelasan terhadap pertanyaan mahasiswa menggunakan media autocad dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa sebesar 0,25 poin dari siklus 1 ke siklus 2 dan peningkatan pemahaman mahasiswa sebesar 0,27 poin. Ketuntasan hasil belajar koginitif mahasiswa secara mengalami kenaikan dari siklus 1 sampai 3, dengan persentase ketuntasan  siklus 1 sebesar  19,23 % dan siklus 2 sebesar 34,62 %, dan pada siklus 3 menjadi 50%. Nilai tugas mandiri mahasiswa menunjukkan bahwa metode belajar discovery learning dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang struktur kristal yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata tugas mandiri mahasiswa adalah 91,35 dengan ketuntasan sebesar 100%.                                                                                                                                                           Kata Kunci:Autocad, Discovery Learning, Ilmu Bahan I,Penelitian Tindakan Kelas, Struktur Kristal.     ABSTRACTMaterial Science I subject is a compulsory subject for students of the Department of Mechanical Engineering at UNESA. Students' understanding of the subject is still considered to be less than optimal despite being able to solve the problem. This was indicated by the lack of student activity in the classroom when the teacher gave feedback in the form of questions. Student knowledge is still abstract, especially in the substructure of crystal structures. Increasing student understanding in Material Science I can be done by changing learning strategies. The change was to find data summarized in an action called Penelitian Tindakan Kelas (PTK). This research was also conducted to find out the solutions and the potential of each participant can be explored optimally. From the identification, the discovery learning model was chosen through autocad media and the physical form of crystal structure. The subjects of this study were undergraduate mechanical engineering students at UNESA with a total of 26 students. The method of measuring in three cycles. Data collection methods are observation, performance tests, quantitative and qualitative data collection, and data analysis techniques for learning implementation. Based on the results of data analysis and discussion it was found that the most dominant lecturer activity in providing lecture materials using autocad media can improve student understanding by 0.47 points from cycle 1 to cycle 2, increasing from cycle 2 to cycle 3 by 0.04 points. Activities in providing explanations of student questions using autocad media can improve student understanding by 0.25 points from cycle 1 to cycle 2 and increase student understanding by 0.27 points. Completeness of students' cognitive learning outcomes has increased from cycle 1 to 3, with completeness percentage of cycle 1 is 19.23% and cycle 2 is 34.62%, and in cycle 3 it is 50%. The value of independent student assignments shows that discovery learning learning methods can improve students' understanding of the crystal structure as indicated by the average score of independent student assignments is 91.35 with 100% completeness.                                                                        Keywords: Autocad, Discovery Learning, Material Science I, Penelitian Tindakan Kelas, Crystal Structure.
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR POST WELD HEAT TREATMENT FULL ANNEALING PADA MATERIAL SA 516 G 70 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN Fauzy Widya Syaiful Ashari; Akhmad Hafizh Ainul Rasyid; Mochamad Arif Irfa’I; Novi Sukma Drastiawati
Jurnal Inovasi Teknologi Manufaktur, Energi dan Otomotif Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Inovasi Teknologi Manufaktur, Energi, dan Otomotif
Publisher : Politeknik Negeri Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57203/jinggo.v3i1.2024.1-16

Abstract

Material SA 516 G70 adalah material khusus yang tergolong baja karbon rendah, yang digunakan sebagai bahan baku pressure vessel. Untuk menyambungkan bagian dari pressure vessel, pada umumnya menggunakan pengelasan SMAW. Namun terdapat permasalahan pada proses pengelasan yaitu, berubahnya struktur logam dan munculnya tegangan sisa, sehingga dapat mengurangi kekuatan sambungan. Untuk memperbaiki masalah tersebut, dilakukan Post weld Heat Treatment Full Annealing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur Post weld Heat Treatment Full Annealing terhadap kekuatan tarik, ketangguhan, dan struktur mikro. Pada penelitian ini dilakukan pengelasan SMAW pada material SA 516 G70, kemudian diberikan PWHT Full Annealing, ditahan selama 1 jam dan didinginkan dengan lambat. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan variasi temperatur 800ºC, 825ºC, dan 850ºC. Kemudian diuji menggunakan pengujian tarik, pengujian impak, dan pengamatan struktur mikro. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PWHT Full Annealing berpengaruh terhadap hasil pengujian tarik, pengujian impak, dan struktur mikro. Tegangan tarik tertinggi terdapat pada spesimen tanpa PWHT Full Annealing, sebesar 544,190 MPa. Tegangan tarik paling rendah terdapat pada spesimen PWHT Full Annealing 850º C, sebesar 449,985 MPa. Hasil pengujian impak tertinggi terdapat pada spesimen PWHT Full Annealing 850º C dengan harga impak sebesar 3,174 J/mm2. Sedangkan harga impak paling rendah terdapat pada spesimen tanpa PWHT Full Annealing dengan harga impak sebesar 2,061 J/mm2. Pada spesimen tanpa PWHT Full Annealing memiliki struktur mikro butir pearlite dan butir ferrite yang paling halus. Sedangkan pada spesimen dengan PWHT Full Annealing 850º C, memiliki struktur mikro butir pearlite dan butir ferrite yang paling kasar. SA 516 G70 material is a special material classified as low carbon steel, which is used as raw material for pressure vessels. To connect parts of the pressure vessel, generally use SMAW welding. However, there are problems in the welding process, such as changes in the metal structure and the appearance of residual stresses, which can reduce the strength of the connection. To fix the problem, Post weld Heat Treatment Full Annealing is applied. This study aims to determine the effect of Post weld Heat Treatment Full Annealing temperature on tensile strength, toughness, and microstructure. In this study, SMAW welding was carried out on SA 516 G70 material, then given PWHT Full Annealing, held for 1 hour and cooled slowly. The type of research used is a quantitative method with temperature variations of 800ºC, 825ºC, and 850ºC. Then tested using tensile testing, impact testing, and microstructure observation. The results of this study indicate that PWHT Full Annealing affects the results of tensile testing, impact testing, and microstructure. The highest tensile stress is found in specimens without PWHT Full Annealing, amounting to 544.190 MPa. The lowest tensile stress is found in the 850º C PWHT Full Annealing specimen, amounting to 449.985 MPa. The highest impact test results were found in the PWHT Full Annealing 850º C specimen with an impact price of 3.174 J/mm2. While the lowest impact price is found in specimens without PWHT Full Annealing with an impact price of 2.061 J/mm2. Specimens without PWHT Full Annealing have the finest microstructure of pearlite grains and ferrite grains. While the specimen with PWHT Full Annealing 850ºC, has the coarsest microstructure of pearlite grains and ferrite grains