Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KADIE LAPANDEWA SEBAGAI MATANA SORUMBA KESULTANAN BUTON PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN DAYANU IKHSANUDDIN: 1610-1631 Halimuna Halimuna; La Ode Ali Basri; Hayari Hayari
Journal Idea of History Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1, Januari - Juni 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i1.1300

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab Kadie Lapandewa dijadikan sebagai Matana Sorumba Kesultanan Buton, untuk mengetahui kedudukan Kadie Lapandewa dalam struktur pemerintahan Kesultanan Buton, dan untuk mengetahui fungsi Kadie Lapandewa sebagai Matana Sorumba Kesultanan Buton bagian Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo yang terdiri dari lima tahap yaitu: (1) Pemilihan topik; (2) Heuristik sumber; (3) Verifikasi sumber; (4) Interpretasi sumber; serta (5) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kadie Lapandewa dijadikan sebagai Matana Sorumba Kesultanan Buton karena Lapandewa sebelumnya merupakan bagian dari pertahanan dan keamanan Kerajaan Tobe-Tobe sehingga sebagai Matana Sorumba yang salah satu tugas utamanya adalah untuk menjaga keamanan wilayah tertentu, dalam hal ini keamanan wilayah Lapandewa, diharapkan dapat terlaksana dengan baik; (2) Kesultanan Buton dalam strukturnya terdiri atas dua bagian besar yaitu Wilayah Barat (Sukanaeo) yang dipimpin oleh Bontona Peropa dan Wilayah Timur (Matanaeo) yang dipimpin oleh Bontona Baluwu. Lapandewa termasuk dalam wilayah Matanaeo. Kadie Lapandewa dalam struktur pemerintahan Kesultanan Buton termasuk dalam pembinaan Bontona Baluwu yang merupakan salah satu anggota Siolimbona; (3) Fungsi Kadie Lapandewa sebagai Matana Sorumba Kesultanan Buton bagian Selatan dapat terlihat dalam fungsi politik, fungsi ekonomi, fungsi sosial, dan fungsi pertahanan.