Tingginya kasus COVID-19 di Indonesia dipengaruhi oleh kegagalan isolasi mandiri pada masyarakat tanpa gejala, ringan, dan sedang pasca rawat inap. Masalahnya adalah bagaimana mengontrol dan memastikan orang-orang diisolasi sampai waktu yang ditentukan. Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah dan Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyediakan 18 tempat isolasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan program isolasi pemerintah di Provinsi Riau pada bulan Juni 2021 (sebelum peraturan jemput dan antar) dan Juli 2021 (setelah peraturan antar jemput) dengan jumlah kasus baru terkonfirmasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan telaah data sekunder. Program isolasi mandiri di fasilitas pemerintah belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengurangi kasus baru yang dikonfirmasi. Ketaatan dan kesadaran publik adalah masalah kurangnya isolasi di fasilitas pemerintah. Rekomendasi adalah optimalisasi program pendidikan di area publik, meningkatkan kontrol dari petugas kesehatan lokal di layanan kesehatan primer, paket obat dan suplemen pendukung, dan sistem rujukan ke rumah sakit untuk gejala sedang dan berat. Hasil yang diharapkan adalah pengendalian transmisi sistemik COVID-19 oleh Hospital Without Wall.