Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

APLIKASI TEKNOLOGI HURDLE MENGGUNAKAN IRADIASI GAMMA DAN PENYIMPANAN BEKU UNTUK MEREDUKSI BAKTERI PATOGEN PADA BAHAN PANGAN : KAJIAN PUSTAKA [IN PRESS JANUARI 2014] Cahyani, Annisa Fadlilah Koos; Wiguna, Lauren Chrisya; Putri, Risqia Adinda; Masduki, Vicha Vitalaya; Wardani, Agustin Krisna; Harsojo, Harsojo
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.615 KB)

Abstract

Iradiasi gamma merupakan teknologi pengawetan pangan yang berpotensi untuk digunakan karena tidak menimbulkan perubahan sensoris seperti halnya pada pengawetan pangan konvensional (penggunaan panas). Teknologi ini mampu mereduksi bakteri patogen pada bahan pangan, seperti Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella sp., Vibrio sp., dan Clostridium perfringens dengan cara merusak DNA dari bakteri-bakteri tersebut. Efektivitas iradiasi gamma dalam mereduksi bakteri patogen dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis bakteri, dosis iradiasi, serta kondisi selama iradiasi dan pasca iradiasi. Selain itu, penggunaan teknologi iradiasi gamma masih perlu dikombinasikan dengan pengawetan lainnya seperti penyimpanan beku sebagai teknologi hurdle yang akan memberikan hasil yang lebih maksimal. Hal ini dikarenakan penyimpanan beku dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan mencegah bakteri memperbaiki DNA pasca iradiasi. Dengan aplikasi teknologi hurdle (iradiasi gamma dan penyimpanan beku) diharapkan keamanan pangan dapat ditingkatkan tanpa mempengaruhi kualitas sensoris bahan pangan tersebut.   Kata kunci : Bakteri Patogen, Iradiasi Gamma, Keamanan Pangan, Penyimpanan Beku
KONTAMINASI AWAL DAN DEKONTAMINASI BAKTERI PATOGEN PADA JEROAN SAPI DENGAN IRADIASI GAMMA Harsojo Harsojo; Irawati Irawati
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Volume 14 Nomor 2 Juli 2011
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.716 KB) | DOI: 10.17146/gnd.2011.14.2.36

Abstract

KONTAMINASI AWAL DAN DEKONTAMINASI BAKTERI PATOGEN PADA JEROAN SAPI DENGAN IRADIASIGAMMA. Telah dilakukan penelitian mengenai kontaminasi awal serta dekontaminasi bakteri patogen dengan iradiasigamma pada jeroan sapi seperti hati, babat dan paru. Bakteri patogen yang digunakan adalah Salmonella typhimurium,Escherichia coli 0157, Escherichia coli polyvalen dan Vibrio cholerae yang diinokulasikan ke dalam jeroansapi. Parameter yang diukur adalah jumlah total bakteri aerob, total bakteri koli, E. coli, Staphylococcus spp danisolasi Salmonella. Pada perlakuan dekontaminasi bakteri patogen, parameter yang diukur adalah jumlah kolonibakteri yang masih hidup setelah diiradiasi pada dosis 0; 0,1; 0,2; 0,3 dan 0,4 kGy di IRPASENA dengan laju dosis1,149 kGy/jam. Hasil penelitian menunjukkan kontaminasi awal total bakteri aerob pada jeroan sapi berkisar antara8,85 x 105 dan 1,08 x 108 cfu/g, sedangkan bakteri koli berkisar antara 2,70 x 106 dan 3,23 x 107 cfu/g. Total bakteriE. coli berkisar antara 8,55 x 105 dan 2,60 x 107 cfu/g. Sedangkan total Staphylococcus spp berkisar antara 1,6 x 105dan 4,10 x 107 cfu/g. Tidak ditemukan Salmonella pada semua contoh yang diteliti, akan tetapi E. coli ditemukanpada semua contoh yang diteliti. Pada jeroan sapi, bakteri E. coli 0157 merupakan bakteri yang paling peka terhadapiradiasi, sedangkan V. cholerae merupakan bakteri yang paling tahan terhadap iradiasi.Kata kunci: Iradiasi, jeroan sapi, bakteri patogen, kontaminasi awal.
Fabrikasi Fiber PVA Yang Memuat Partikel TiO2 Anatase Dengan Metode Elektrospining Dan Karakteristiknya Susiani Susiani; Harsojo Harsojo
Jurnal Ilmu Fisika Vol 9 No 1 (2017): March 2017
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jif.9.1.33-42.2017

Abstract

Fiber PVA yang memuat partikel nano TiO2 anatase telah berhasil dibuat dengan metode elektrospining. Fiber tersebut dibuat dari larutan yang merupakan campuran serbuk nano TiO2 anatase  dalam 10%  larutan PVA dengan rasio TiO2/PVA terbesar mencapai 60%. Proses elektrospining dilakukan pada tegangan 15 kV dengan jarak ujung anoda ke kolektor (TCD) sejauh 15 cm. Hasil analisis SEM diameter fiber dari tiap-tiap variasi rasio massa menunjukan perubahan rasio TiO2/PVA berpengaruh terhadap diameter fiber. Perlakuan pemanasan pada suhu 300pada fiber tidak mengubah fase kristalin TiO2 dan juga tidak memperlihatkan pengaruh yang signifikan terhadap diameter fiber. Namun demikian perlakuan panas tersebut dapat mereduksi ukuran partikel TiO2. Fiber yang dihasilkan mempunyai rentang diameter dari 100 -700 nm dan partikel TiO2 yang termuat pada fiber PVA memiliki rentang ukuran partikel 50 -180 nm. Hasil analisis serapan sinar UV menunjukan terjadinya serapan sinar UV pada daerah UVB, dengan demikian fiber hasil elektrospining potensial untuk digunakan sebagai fotokatalis.Kata kunci : Fiber, Polivinil Alkohol, Titanium Oksida, Elektrospining                               
KANDUNGAN MIKROBA PATOGEN, RESIDU INSEKTISIDA ORGANOFOSFAT DAN LOGAM BERAT DALAM SAYURAN Harsojo Harsojo; Sofnie M Chairul
Jurnal Ecolab Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Ecolab
Publisher : Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jklh.2011.5.2.89-95

Abstract

Tujuan penelitan ini ialah untuk mengetahui kandungan mikroba, residu pestisida dan logam berat yang terkandung dalam sayuran lalab. Sayuran yang diteliti terdiri dari kacang panjang (Vigna sinensis), kUBIS (Brassica oleraceae), ketimun (Cucumis sativa) dan kemangi (Ocimum basilicum L.). Sayuran yang dibeli dari pasar tradisional maupun swalayan ditanam pada media yang sesuai dengan parameter yang diamati. Parameter mikroba yang diamati ialah jumlah mikroba, koliform dan bakteri Staphylococcus serta kemungkinan adanya Salmonella. Disamping itu juga diamati residu pestisida dan kandungan logam berat seperti Pb, Hg dan Cd. Hasil penelitian menunjukkan kandungan bakteri aerob berkisar antara 3,50 x 104 dan 3,70 x 107 cfu/g, untuk bakteri koli berkisar antara 0 hingga 1,49 x 107 cfu/g sedang untuk Staphylococcus berkisar antara 0 hingga 1,29 x 105 cfu/g. Pada semua sayuran yang diteliti tidak ditemukan adanya Salmonella. Sayur kacang panjang pada lokasi III mengandung residu insektisida diazinon yang telah melebihi ambang batas. Logam berat yang diteliti pada semua sayuran masih dibawah ambang batas yang diizinkan
STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT DAN MIKROBA PADA AIR MINUM ISI ULANG harsojo harsojo; Darsono Darsono
Jurnal Ecolab Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Ecolab
Publisher : Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.317 KB) | DOI: 10.20886/jklh.2014.8.2.%p

Abstract

Air minum merupakan kebutuhan setiap makluk hidup untuk mempertahankan kesehatannya. Kegunaan air untuk tubuh antara lain dalam proses pencernaan, metabolisme, untuk mengatur kesetimbangan suhu supaya tubuh tidak sampai kering. Tujuan penelitian ini mempelajari kandungan logam berat dan mikroba yang terdapat dalam air minum isi ulang yang dijual di beberapa tempat. Logam berat dianalisa dengan metode Nyala Udara Asitelen pada Serapan Atom Absorpsi sedang untuk analisa kandungan mikroba digunakan metode Angka Lempeng Total.Hasil penelitian menunjukkan kandungan logam timah hitam (Pb) didapatkan di depo Jakarta Utara dan Timur masing-masing sebesar 0,002 dan 0,001 ppm, sedang logam kadmium (Cd) tidak ditemukan di semua sampel yang diteliti. Kandungan logam berat tersebut masih dibawah ambang batas PERMENKES dan SNI. Jumlah bakteri aerob berkisar antara 3,00 x 102 dan 8,45 x 103 cfu/ml dan masih dibawah ambang batas SNI, sedang jumlah bakteri koli berkisar antara 0 dan 6,50 x 103 cfu/ml. Jumlah bakteri koli berada diatas ambang batas PERMENKES dan SNI. Salmonella tidak ditemukan pada semua sampel yang diteliti
APLIKASI TEKNOLOGI HURDLE MENGGUNAKAN IRADIASI GAMMA DAN PENYIMPANAN BEKU UNTUK MEREDUKSI BAKTERI PATOGEN PADA BAHAN PANGAN : KAJIAN PUSTAKA [IN PRESS JANUARI 2014] Annisa Fadlilah Koos Cahyani; Lauren Chrisya Wiguna; Risqia Adinda Putri; Vicha Vitalaya Masduki; Agustin Krisna Wardani; Harsojo Harsojo
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Iradiasi gamma merupakan teknologi pengawetan pangan yang berpotensi untuk digunakan karena tidak menimbulkan perubahan sensoris seperti halnya pada pengawetan pangan konvensional (penggunaan panas). Teknologi ini mampu mereduksi bakteri patogen pada bahan pangan, seperti Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella sp., Vibrio sp., dan Clostridium perfringens dengan cara merusak DNA dari bakteri-bakteri tersebut. Efektivitas iradiasi gamma dalam mereduksi bakteri patogen dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis bakteri, dosis iradiasi, serta kondisi selama iradiasi dan pasca iradiasi. Selain itu, penggunaan teknologi iradiasi gamma masih perlu dikombinasikan dengan pengawetan lainnya seperti penyimpanan beku sebagai teknologi hurdle yang akan memberikan hasil yang lebih maksimal. Hal ini dikarenakan penyimpanan beku dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan mencegah bakteri memperbaiki DNA pasca iradiasi. Dengan aplikasi teknologi hurdle (iradiasi gamma dan penyimpanan beku) diharapkan keamanan pangan dapat ditingkatkan tanpa mempengaruhi kualitas sensoris bahan pangan tersebut.   Kata kunci : Bakteri Patogen, Iradiasi Gamma, Keamanan Pangan, Penyimpanan Beku
APLIKASI TEKNOLOGI IRADIASI GAMMA DAN PENYIMPANAN BEKU SEBAGAI UPAYA PENURUNAN BAKTERI PATOGEN PADA SEAFOOD : KAJIAN PUSTAKA [IN PRESS APRIL 2015] Fabryana Noor Anggita Putri; Agustin Krisna Wardani; Harsojo Harsojo
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seafood merupakan salah satu produk pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena memiliki kandungan protein yang tinggi, namun seafood juga memiliki umur simpan yang relatif singkat karena rentan terhadap cemaran mikroba patogen. Bakteri patogen yang umumnya terdapat dalam seafood diantaranya Salmonella sp., Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Vibrio sp. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kombinasi iradiasi gamma dan penyimpanan beku. Iradiasi gamma merupakan salah satu teknologi pengolahan pangan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah mikroba patogen  dengan merusak DNA pada bakteri tersebut dan tanpa menyebabkan perubahan sensoris dalam produk tersebut. Untuk memaksimalkan proses iradiasi gamma dilakukan pula dengan kombinasi penyimpanan beku yang dapat menghambat kegiatan enzim dan reaksi kimia dalam sel bakteri sehingga dapat mencegah bakteri memperbaiki DNA pasca iradiasi. Dengan penggunaan aplikasi teknologi iradiasi gamma dan penyimpanan beku diharapkan dapat meningkatkan keamanan pangan pada seafood tanpa mempengaruhi kualitas sensorisnya.   Kata kunci : Bakteri Patogen, Iradiasi Gamma, Penyimpanan Beku, Seafood
PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP KADAR PROTEIN DAN MIKROBIOLOGIS DAGING AYAM BROILER PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN JAKARTA SELATAN [IN PRESS JANUARI 2016] Vindy Irmanita; Agustin Krisna Wardani; Harsojo Harsojo
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Iradiasi merupakan teknologi non termal yang dapat mereduksi bakteri pembusuk dan pathogen pada bahan pangan seperti Eschericia coli, Salmonella, Staphylococcus aureus, Coliform dan Camphylobacter  jejuni pada daging ayam. Efektifitas iradiasi gamma dalam mereduksi bakteri dipengaruhi beberapa factor yaitu jenis bakteri, dosis iradiasi serta kondisi sebelum dan setelah iradiasi. Selain efektifitasnya dalam membunuh bakteri pathogen dan pembusuk teknologi iradiasi gamma dapat menjaga nutrisi, tekstur dan warna yang biasa ditimbulkan oleh pengawetan pangan konvensional (menggunakan panas).   Kata kunci: Bakteri Patogen, Daging Ayam, Iradiasi, Pasar Modern, Pasar Tradisional