Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tipologi dan Perubahan Pemanfaatan Ruang: Studi Kasus Kabupaten Sinjai Adysahwan Adysahwan; Syafri Syafri; Syahriar Tato
Urban and Regional Studies Journal Vol. 4 No. 2 (2022): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2022
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v4i2.1464

Abstract

Kabupaten Sinjai sebagai Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan dalam hal ini kawasan pengembangan budidaya rumput laut meliputi wilayah perairan pantai dan tambak. sehingga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan di kawasan pesisir dimana masyarakat cenderung melaksanakan aktivitas pembangunan dan industri yang berkaitan dengan pengembangan budidaya rumput laut. Sejalan dengan perkembangan Kabupaten Sinjai, pembangunan fisik berlangsung dengan pesat yang menimbulkan beragam aktivitas dengan adanya penggunaan lahan baru yang menggeser penggunaan lahan sebelumnya. Dari lingkup pelayanan yang ada, pusat perkotaan di Kabupaten Sinjai telah dipenuhi oleh berbagai aktivitas jasa perdagangan yang telah melayani pemenuhan kebutuhan penduduk secara regional serta berakibat pada terjadinya perubahan guna lahan. Kegiatan-kegiatan yang berkembang secara terus menerus ini bersifat kompetitif dalam penggunaan ruang yang ada, sehingga seringkali terjadi konversi guna lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya. Selain itu pada kawasan hutan produksi terbatas juga terdapat selisih antara data peta pola ruang dengan kondisi eksisting yang ada dimana hutan produksi terbatas dalam perda RTRW dengan memiliki luasan sebesar ±7.193 Ha sedangkan luasan hutan produksi berdasarkan kondisi eksisting yang ada. Dari uraian permasalahan tersebut, maka diambil judul tipologi dan perubahan pemanfaatan lahan di Kabupaten Sinjai kaitannya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sinjai Tahun 2021 pada saat ini seperti apa dinamika yang terjadi dilapangan, bila dikaji dari perubahan pemanfaatan ruang terhadap kebijakan pembangunan dalam hal ini adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sinjai. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola perubahan pemanfaatan ruang di Kabupaten Sinjai implikasinya terhadap arahan kebijakan pembangunan di Kabupaten Sinjai Menganalisis perubahan penggunaan ruang di Kabupaten Sinjai dengan mengukur tingkat pengaruh perubahan pemanfaatan ruangnya terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sinjai Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk menggambarkan data yang terkumpul secara sistematis, cermat dan akurat mengenai fenomena tertentu berupa fakta-fakta, keadaan, sifat-sifat suatu individu atau kelompok, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi kondisi eksisting, penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan serta faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan metode analisis superimpose dan overlay data citra penggunaan lahan dengan permodelan Force Field Analysis. Perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Sinjai pada periode 2012-2032  didominasi oleh bertambahnya lahan terbangun, tambak dan sawah. Pertambahan ini diikuti dengan berkurangnya luasan hutan, perkebunan, dan semak belukar dan Adanya Pengaruh yang cukup besar sehingga berdampak pada ketidakselarasan penggunaan lahan dengan ketidakselarasan penggunaan lahan terbesar terjadi di kawasan hutan. Sinjai Regency is a Strategic Area of Economic Growth in the Province of South Sulawesi in term of the development of seaweed cultivation area that covers the coastal waters and farms. As such, this gives a significant influence on the growth of coastal areas where the public tend to carry out development activities and the industry associated with the development of seaweed cultivation. In line with the development of Sinjai Regency, physical development takes place rapidly that cause a diverse range of activities with the use of new land to shift the land use before. From the scope of the existing services, urban centers in Sinjai Regency have been met by the various activities of trade services which have been serving the fulfillment of the needs of the population on a regional basis as well as the result in the occurrence of a change of land use. Activities that develop continuously are competitive in the use of the existing space, so the conversion of land from one use to another use often happens. In addition, in the limited production forest also there is a difference between the data of area pattern map with the conditions existing where the limited production forest in the SPATIAL regulation with an area of ±7193 hectare while the area of production forest is based on the existing conditions. From the description of the problems, this paper is entitled the typology and changes in space utilization in Sinjai Regency in relation to the Spatial Plan (RTRW) in Sinjai Regency in 2021 nowadays such as what are the dynamics that occur in the field if it is examined from the changes of land use to policy development in this case is the spatial plan in Sinjai Regency. To identify the factors that affect the patterns of changes in the utilization of space in the District of Sinjai. Its implications for the direction of policy development in Sinjai Regency. To analyze changes in the use of space in Sinjai Regency by measuring the level of influence of changes in the utilization of space against the spatial plan of Sinjai Regency. This research uses a quantitative descriptive approach with the aim to describe the data collected systematically, carefully, and accurately about certain phenomena in the form of facts, circumstances, the properties of an individual or group, as well as the relationship between the phenomena investigated. The activities carried out is to identify the existing conditions, land use, land-use changes as well as factors that influence it by using the method of analysis superimpose and overlay image data of land use with the model Force Field Analysis. Land use changes in Sinjai Regency in the period 2012-2032 is dominated by the increase of undeveloped land, ponds, and rice fields. This increase is followed by the decrease of the area of the forest, plantation, and shrubs, and there is a big influence so that this affects the disharmony of land use where the disharmony of land use occurred in the forest area.
PENGARUH PEMANFAATAN LAHAN KAWASAN PESISIR SUMPANG MINANGAE KOTA PAREPARE PASCA REHABILITASI MANGROVE Azwan Arman; Rudi Latief; Syahriar Tato
Journal of Aquaculture and Environment Vol. 5 No. 1 (2022): Journal of Aquaculture and Enviroment Desember 2022
Publisher : Postgraduate Bosowa University Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/jae.v5i1.2021

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persebaran lahan mangrove pasca rehabilitasi mangrove di Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare dan untuk mengetahui pengaruh persepsi masyarakat pesisir terhadap kegiatan rehabilitasi lahan mangrove di Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare. Jenis penelitian ini di kategorikan sebagai penilitian deskriptif kuantitatif. Diskriptif Kuantitatif adalah data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian di analisis sesuai dengan metode Statistik yang digunakan kemudian di interprestasikan. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata persepsi, masyarakat sekitar kawasan pengelolaan rehabilitasi hutan mangrove di kecamatan bacukiki barat merespon tindakan pemerintah dengan adanya kegiatan rehabilitasi dalam menjaga dan melestarikan di Hutan Mangrove Kawasan Kecamatan Bacukiki Barat dengan sikap sangat baik, dalam kegiatan rehabilitis lahan hutan mangrove berada pada kategori tinggi, sedangkan peningkatan pendapatan masyarakat peran masyarakat dalam kategori sedang. This study aims to examine the distribution of mangrove land after mangrove rehabilitation in West Bacukiki District, Parepare City, and to determine the effect of coastal community perceptions on mangrove rehabilitation activities in West Bacukiki District, Parepare City. This type of research is categorized as quantitative descriptive research. Quantitative Descriptive is data obtained from a sample of the research population which is analyzed according to the statistical method used and then interpreted. Based on the results and discussions that have been carried out, it can be concluded that the average perception of the community around the mangrove forest rehabilitation management area in the West Bacukiki sub-district responds to government actions with rehabilitation activities in maintaining and preserving the Mangrove Forest in the West Bacukiki District with a very good attitude. , in the rehabilitation activities of mangrove forest land is in the high category, while the increase in community income, the role of the community in the medium type
Hubungan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Limbah Domestik IPAL Losari Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar Dharmawati Ika Tirta; Rudi Latief; Syahriar Tato
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 1 (2022): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2022
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i1.1960

Abstract

Wilayah pemukiman merupakan salah satu penyumbang paling besar terhadap pencemaran air laut adalah wilayah permukiman kota di Indonesia, sumber   pencemaran   terbesar   berasal   dari   limbah   cair   domestik   yang   memberikan kontribusi pencemaran sebesar 87%, kemudian sisanya sebesar 13% berasal dari limbah cair industri. Oleh karena itu, masih  banyak  yang  perlu  ditingkatkan  untuk  sanitasi  di Indonesia. Tercatat bahwa sanitasi layak di Indonesia pada tahun 2018 hanya mencapai 74,58%, dan sanitasi aman hanya mencapai 7,42%. Tujuan penelitian ini antara lain untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik dan mengidentifikasi seberapa besar peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik pada pembangunan IPAL di Losari Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling masyarakat yang berdomisili disekitar IPAL Losari, simple random sampling dan penarikan sampel yang digunakan menggunakan teknik estimasi Maximum Likelihood Estimation (MLE). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa aktor-faktor yang menyebabkan rendahnya peran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik pada pembangunan IPAL di Losari Kecamatan Ujung Pandang yang mulai dari faktor terbesar ke faktor yang terendah, yakni  adalah penghargaan, keamanan di sekitar lokasi, peran pemerintah, interaksi sosial, informasi manfaat IPAL dan peran serta tokoh masyarakat. Kemudian dalam hal peran serta masyarakat yang tertinggi adalah berupa kontribusi dalam pemberian iuran rutin, kemudian dalam hal keterlibatan dan yang terendah adalah kontribusi berupa material dalam pembangunan. Urban residential areas in Indonesia are among the locations that contribute the most to saltwater pollution. Domestic liquid waste accounts for 87 percent of this pollution, with industrial liquid waste accounting for the remaining 13 percent. Therefore, there is still much that needs to be done to enhance Indonesia's sanitation. It stated that safe sanitation only achieved 7.42 percent, and good sanitation reached 74.58 percent in Indonesia in 2018. The purpose of this study, among others, is to identify the factors that cause the low participation of the community in the management of domestic wastewater and identify how much community participation is in the direction of domestic sewage in the construction of IPAL in Losari, Ujung Pandang District, Makassar City. In this investigation, a purposive sample strategy, simple random sampling, and sampling using the Maximum Likelihood Estimate (MLE) estimation technique were all used. Based on the research findings, several factors, ranging from the most significant to the least effective, contribute to the low level of community involvement in the management of domestic wastewater during the construction of IPAL in Losari, Ujung Pandang District. These factors include respect, security at the site, the government's role, social interaction, knowledge of the advantages of WWTPs, and the involvement of community leaders. The highest level of community involvement is shown by contributions made in the form of regular fees, followed by participation and donations made in the form of development materials.