Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal Of Tropical Fisheries Management)

The Relationship between Seagrass Type Density and CO2 Emissions in Negeri Waai Waters, Salahutu District, Central Maluku Regency: Hubungan Kepadatan Jenis Lamun dengan Emisi CO2 di Perairan Negeri Waai Kec. Salahutu Kab. Maluku Tengah Tupan, Charlotha I.; Rahman, Rahman; Siahaya, More
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal of Tropical Fisheries Management) Vol 7 No 2 (2023): Journal of Tropical Fisheries Management
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jppt.v7i2.50411

Abstract

Masyarakat pesisir menghasilkan limbah domestik anorganik maupun organik. Limbah tersebut sebagian tertahan dan terendapkan pada ekosistem lamun dan terdekomposisi yang menyebabkan pelepasan gas CO2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kepadatan lamun dan emisi gas CO2 yang ada di pesisir Negeri Waai, Kabupaten Maluku Tengah. Metode penelitian menggunakan sungkup silinder dan analisis emisi gas mengacu pada hasil analisa kromatografi gas (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi CO2 terbesar pada stasiun I ditemukan pada spesies C. rotundata yaitu 55.91 mg/m2/jam dan yang terendah pada spesies E. acoroides yaitu 5.51 mg/m2/jam. Sementara pada stasiun II dan III, emisi terbesar ditemukan pada spesies T. hemprichii dengan nilai masing – masing sebesar 66.68 mg/m2/jam dan 33.57 mg/m2/jam. Sementara itu, hubungan kepadatan lamun jenis E. acoroides terhadap emisi CO2 diformulasikan dengan y = 11,318x – 8,3343 dan tingkat korelasi sangat kuat (r = 0,93). Hal yang serupa terlihat pada lamun jenis C. rotundata dan T. hemprichii dengan persamaan regresi linier masing – masing y = 14,284x + 10,751 (r = 0,9629) dan y = 19.085x (r = 0,96). Hal tersebut menunjukkan semakin padat lamun, maka semakin banyak bahan organik yang dapat didekomposisi untuk pembentukan emisi CO2. Selain itu, emisi yang tinggi juga dapat dipengaruhi oleh epifit mikroalga yang melakukan respirasi sehingga memicu peningkatan emisi CO2 di atmosif.