Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian al-Ahwal al-Syakhsiyyah dengan Pendekatan Maqasid al-Syari'ah Bani Syarif Maula
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 8 No 2 (2014)
Publisher : Sharia Faculty of State Islamic University of Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.832 KB) | DOI: 10.24090/mnh.v8i2.410

Abstract

Selama ini kajian al-Ahwal asy-Syakhsiyah seringkali hanya didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang diambil dari kitab-kitab fiqih saja sehingga ia dikaji dengan tanpa melihat makna filosofis di dalamnya. Makalah ini melakukan kajian terhadap al-Ahwal asy-Syakhsiyah, yang merupakan studi di bidang hukum keluarga. Kajian ini perlu dilakukan agar aspek legal reasoning (proses ijtihad) dalam istinbat hukum bidang ini bisa dilihat secara cermat. Karena itulah pendekatan tujuan hukum (maqasid asy-syari’ah) penting digunakan agar penerapan hukum Islam dapat diarahkan untuk membentuk suatu tatanan masyarakat yang didasarkan pada kebaikan dan keadilan serta bersih dari kerusakan dan ketimpangan sosial. Urgensi aspek filosofis dan sosiologis dalam kajian ini terlihat pada penggunaan analisis dampak hukum (an-nazar fi al-ma’alat) dalam upaya penggalian maqasid asy-syari’ah. Penerapan metode ini bisa dilihat dalam kasus penentuan hukum pernikahan dengan ahli kitab, persaksian dalam talak, dan wasiat wajib.
Religious Freedom in Indonesia and Malaysia in the Constitutional Comparative Perspective (The Cases of Judicial Review in Blasphemous Offences) Bani Syarif Maula
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 6 No 1 (2012)
Publisher : Sharia Faculty of State Islamic University of Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3389.319 KB) | DOI: 10.24090/mnh.v6i1.588

Abstract

Makalah ini membahas jaminan kebebasan beragama dalam konstitusi dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia, dan apakah judicial review bisa menjadi mekanisme terbaik untuk melindungi hak konstitusional warganegara dari kedua negara tersebut. Makalah ini berkesimpulan bahwa Indonesia dan Malaysia memiliki karakteristik konstitusi yang berbeda dalam hal ketentuan-ketentuan perlindungan kebebasan beragama. Namun demikian, judicial review di kedua negara tersebut bisa menjadi perlindungan bagi hak-hak agama minoritas, meskipun dalam prakteknya tidak selalu demikian, seperti dalam kasus judicial review undang-undang anti penodaan agama di Indonesia. Memang idealnya, judicial review merupakan cara yang paling efektif dalam menguji undang-undang yang merugikan kaum minoritas, dan juga judicial review seharusnya diletakkan sebagai faktor penting untuk melindungi hak asasi manusia.
KENISCAYAN PEMBACAAN ULANG TAFSIR AGAMA UNTUK MENEGASKAN KESETARAAN GENDER DALAM KEHIDUPAN KELUARGA DAN MASYARAKAT ISLAM Bani Syarif Maula
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 9 No 1 (2014)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.768 KB)

Abstract

Abstrak: Berbagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan yang selama ini terjadi telah menghambat persamaan hak antara perempuan dan laki-laki dalam masyarakat Islam. Salah satu akar masalahnya adalah adanya tafsir agama yang bias gender, karena pada dasarnya pemahaman umat Islam terhadap posisi perempuan baik di dalam kehidupan domestik (rumah tangga) maupun di wilayah publik (sosial) pada umumnya sangat diwarnai oleh ajaran agama. Karena itulah, pembacaan ulang tafsir-tafsir ajaran Islam untuk memahami kesetaraan gender dirasa perlu dilakukan sebagai upaya untuk menjawab problematika umat Islam dalam menghadapi arus deras demokratisasi di mana wacana hak asasi manusia dan kesetaraan menjadi isu utamanya. Untuk melakukan itu, maka metodologi penafsiran ajaran Islam harus direkonstruksi dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan analisis yang bisa membuka adanya kemungkinan-kemungkinan baru dalam pembacaan al-Qur’an dan hadis sebagai seumber utama ajaran Islam. Abstract: Various forms of discrimination against women that have happened until present days hinder equality between women and men in Muslim society. One of the roots of that problem is the existence of gender-biased religious interpretations, because basically Muslim understanding of women's position both in domestic life (household) and in public areas (social) is generally highly influenced by religious teachings. Therefore, rereading interpretations of Islamic teachings to understand gender equality should be considered as an attempt to answer the problems of Muslims in facing strong currents of democratization, in which the discourse of human rights and equality become its major issue. In doing so, the interpretation of Islamic teaching methodology should be reconstructed using analytical approaches that could open up any new possibilities in the reading of the Qur'an and Hadith as the primary source of Islamic teachings. Kata Kunci: Reinterpretasi, Analaisis Gender, dan Kesetaraan Gender.