Subari Subari
Program Studi Teknik sipil, Universitas Islam 45 Bekasi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERENCANAAN INTAKE AIR LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN SISTEM PENGOLAHAN BIO TEKNOLOGI PADA PERUMAHAN CITRA GRAN CIBUBUR Eko Sumarno; Subari Subari
Bentang : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 1 No 2 (2013): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil (Juli 2013)
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada awal pengembangan Perumahan Citra Gran mendesain clusternya dengan fitur laguna. Setelah beberapa tahun beroperasi, kondisi air dari laguna tidak tercapai pada level rencana. Salah satu upaya dari estate management, adalah dengan mengisi laguna dengan air sungai yang diangkut dengan mobil tangki. Namun hal ini menimbulkan biaya mahal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dibuat rencana desain intake air limbah rumah tangga dengan sistem pengolahan bio teknologi. Pengolahan bio teknologi yaitu mengumpulkan air limbah dari rumah warga, kemudian dilakukan pemisahan antara air dan lemak/oli. Air limbah kemudian masuk ke dalam tangki pengurai yang sistem kerjanya sama dengan septictank. Dari tangki pengurai air limbah kemudian disaring di dalam tangki filter. Pada tahap akhir, air limbah disalurkan ke dalam saluran aerasi dengan tujuan pemberian oksigen sebelum masuk ke laguna. Adapun dalam perencanaan intake dipergunakan data curah hujan di wilayah Jakarta dengan perhitungan menggunakan rumus rasional. Hasil perhitungan desain intake didapatkan pipa intake (PVC) 2 x ∅ 16 inci, dimensi tangki grease trap adalah panjang 1m, lebar 1m, tinggi 1m sehingga menghasilkan kapasitas sebesar 1m3. Dimensi tangki pengurai adalah panjang 17m, lebar 1,7m, tinggi 1,7m sehingga menghasilkan kapasitas sebesar 49,1m3. Dimensi tangki filter adalah panjang 1m, lebar 1m, tinggi 1m sehingga menghasilkan kapasitas sebesar 1m3. Dimensi saluran aerasi adalah panjang 61m, lebar 1,2m, tinggi 1m sehingga menghasilkan kapasitas sebesar 73.2m3. Kata kunci: intake, laguna, bio teknologi, curah hujan, air limbah.
PENGARUH PENGGUNAAN CACAHAN GELAS PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON Fitroh Fauzi Ridwan; Subari Subari; Elma Yulius
Bentang : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 2 No 1 (2014): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil (Januari 2014)
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plastik merupakan salah satu jenis sampah anorganik yang mana tidak semua dari material jenis ini dapat didaur ulang. Gelas plastik bekas/polypropylene (PP) merupakan salah satu jenis plastik yang tidak dapat didaur ulang dengan mudah. Pemanfaatan limbah gelas plastik bekas/polyropylene (PP) dalam campuran beton salah satunya untuk meningkatkan mutu beton, mengurangi limbah plastik. Serta memelajari potensi akan penggunaan cacahan limbah gelas plastik/polypropylene (PP) sebagai bahan tambah dalam campuran beton terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Islam “45” Bekasi. Pedoman penelitian ini mengacu pada SNI (Standar Nasional Indonesia) dan JIS (Japan Industrial Standard). Mutu beton K-225 dengan persentase penambahan cacahan gelas plastik bekas/polypropylene sebesar 0,00%, 0,50%, 0,75%, 1,00%, dan 1,25% dari berat semen, pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Sedangkan, pengujian kuat tarik dilakukan pada umur 28 hari. Dari hasil pengujian didapat kuat tekan beton pada umur 28 hari terjadi penurunan kuat tekan sebesar 4,982% pada persentase campuran polypropylene 0,50%, 14,765% pada persentase campuran polypropolyne 0,75%, 16,214% pada persentase campuran polypropylene 1,00%, dan 22,826% pada persentase campuran polypropylene 1,25% terhadap beton normal. Sedangkan hasil pengujian kuat tarik umur 28 hari terjadi peningkatan optimum sebesar 21,789% pada persentase campuran polypropylene 0,50% terhadap mutu beton yang dicapai. Kata kunci : Beton, polypropylene, berat semen, kuat tekan, kuat tarik.
PEMETAAN JARINGAN IRIGASI DAERAH JAWA BARAT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Oktavianti Oktavianti; Subari Subari; Elma Yulius
Bentang : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 2 No 1 (2014): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil (Januari 2014)
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jawa Barat dikenal sebagai daerah yang berperan penting dalam produksi pertanian di Indonesia, hampir 23% dari 29,3 ribu km persegi tanah di Jawa Barat merupakan persawahan. Pengembangan dan pemeliharaan padi sawah di Jawa Barat tergantung dari ketersediaan air di irigasi dan kondisi jaringan sehingga dibutuhkan data tentang kondisi jaringan irigasi dan informasi terkait yang diperlukan. Maka dari itu dibuat pemetaan Jaringan Irigasi berbasis SIG untuk mendukung kebutuhan data. Pengumpulan data, yaitu: data tersier (penelusuran dengan tracking GPS serta wawancara) dan data sekunder, pengolahan data analisa berdasarkan parameter pembobotan. Pengolahan data spasial, data spasial ditampilkan dengan konsep layer dan atribut. Daerah irigasi yang berada di Provinsi Jawa Barat dari total 27 kabupaten/kota sebanyak 16 kabupaten/kota yang berhasil diamati, dari sebanyak 855 daerah irigasi yang menyebar di kabupaten/kota di Jawa Barat sebanyak sebanyak 151 daerah irigasi (18%) dalam kondisi sangat baik, 157 daerah irigasi (18%) kondisi baik, 256 daerah irigasi (30%) kondisi kurang dan sisanya 291 daerah irigasi (34%) dalam kondisi sangat kurang. Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, Kondisi Irigasi, Saluran Irigasi tersier, GPS.
PENGGUNAAN BETON MATRAS SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF UNTUK PENANGGULANGAN BOCORAN PADA TANGGUL SALURAN IRIGASI Tugiran Tugiran; Subari Subari; Isman Suhadi
Bentang : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 4 No 1 (2016): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil (Januari 2016)
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanggul saluran irigasi sebagian besar berasal dari bahan tanah karena pemakaian bahan tanah untuk konstruksi tanggul saluran mempunyai nilai atau pertimbangan ekonomi dimana bahan tanah mudah didapat. Tanggul saluran yang mengunakan bahan timbunan tanah pada umumnya mempunyai kelemahan, diantaranya terhadap kekuatan geser dan tigkat rembesannya tinggi. Hal ini perlu mendapat perhatian karena stabilitas tanggul tersebut akan menjadi kritis apabila terjadi rembesan yang cukup tinggi. Salah satu tanggul yang mengalami kebocoran adalah tanggul pada saluran sekunder Irigasi BTT 27 (Bangunan Tarum Timur 27) yang berlokasi di desa Jatisari Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kebocoran telah mencapai angka 11% dari debit di hulu dan hilir saluran atau setara dengan 0,027 m3/ dt sehingga juga menimbulkan potensi kelongsoran. Untuk mengatasi masalah tersebut maka digunakan beton matras yang berupa bahan geotextile yang diisi dengan mortar beton dan diinstalasi pada bidang kebocoran. Kelebihan penggunaan beton matras ini adalah pelaksanaannya mudah dan tidak perlu menunggu air di saluran kering. Hasil dari pemasangan beton matras pada bidang bocor dapat mengurangi angka kebocoran dari 11 % menjadi 2,7 %, kestabilan tanggul ditingkatkan dengan mendesain ulang lebar mercu yang pada awalnya mempunyai lebar 1,5 m sehingga menghasilkan nilai Safety Factor (SF) 0,889 atau lebih kecil dari nilai SF yang disyaratkan 1,2 setelah direncanakan dengan lebar 2 m maka nilai SF meningkat menjadi 1,22 sehingga mempunyai batas aman dari nilai SF 1,2. Kata kunci : rembesan, debit air, longsoran, beton matras.