Maria Sthefanny Putri Dewanty
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Ketidakadilan gender dalam budaya Jawa dan Papua yang tercermin lewat novel Gadis Pantai dan novel Tanah Tabu: Kajian sastra bandingan Maria Sthefanny Putri Dewanty
Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 22, No 2 (2021): Mei - Oktober
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.336 KB)

Abstract

Artikel ini berbicara tentang kelas sosial perempuan atau yang biasa disebut dengan feminisme yang terjadi di tanah Jawa dan juga tanah Papua. Masalah yang dituju dalam artikel ini adalah membandingkan bagaimana ketidakadilan gender yang dialami oleh para perempuan di tanah Jawa dan juga di tanah Papua. Dimana letak geografis setiap daerah berpengaruh besar terhadap nilai feminisme. Faktor lingkungan sosial tempat mereka tinggal sangat mempengaruhi kehidupan yang dijalani oleh perempuan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Bagaimana penulis menjelaskan secara rinci bahwa para perempuan ini digambarkan oleh masing-masing novel. Bagaimana perempuan pada zaman tersebut sangat patuh akan ketidaksetaraan gender tersebut. Terlihat sebagaimana kodrat mereka sangat rendah dibandingkan oleh laki-laki. Perbedaan ini sangat kentara karena memang perempuan hanya dijadikan alat untuk memuaskan hawa nafsu saja. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan membaca dan menyimak melalui novel. Dengan teknik pengumpulan data tersebut maka akan didapatkan kesimpulan dari kedua isi novel. Dalam kedua novel ini diceritakan begitu rinci mengenai perjuangan mereka untuk mendapatkan haknya sebagai seorang perempuan. Perempuan yang selalu dianggap rendah dan lemah. Perjuangan mereka untuk menjadi liyan, yang bertujuan untuk mengukuhkan diri supaya lebih memperkenalkan dan percaya diri terhadap diri seorang “perempuan”. Penulis berusaha menggambarkan perbedaan dari perjuangan seorang perempuan dalam kedua novel tersebut.