Kardiomiopati peripartum merupakan disfungsi sistol ventrikel kiri yang terjadi pada bulan terakhir periode kehamilan atau 5 bulan pertama masa nifas. Wanita 18 tahun primigravida 33–34 minggu, gemeli dikonsulkan ke ICU karena sesak napas progresif setelah melahirkan spontan dengan ekstraksi forcep di VK. Pasien tampak sesak berat tekanan darah (TD) 160/110 mmHg, laju nadi (HR) 140x/mnt, laju napas (RR) 40x/mnt, saturasi oksigen (SpO2) 75%, ronki basah kasar di kedua lapang paru, akral dingin, basah serta pasien gelisah. Pasien didiagnosis edema paru akut, kemudian diintubasi dan ventilasi mekanik pressure support (PS) 14, positive end expiratory pressure (PEEP) 8 dengan fraksi oksigen (FiO2) 50%. Pasien diberikan terapi dobutamin 5 mcg/kgBB/mnt, midazolam 3 mg/jam, furosemid 5 mg/jam, ceftazidime 3x2 gr dan morfin 10 mcg/kgBB/jam. Pada perawatan hari ketiga, dilakukan weaning ventilator, ekstubasi, kemudian pasien dirawat 2 hari di ruangan dan diperbolehkan pulang. Peningkatan aliran balik vena setelah kontraksi uterus yang intens dan involusi diduga sebagai penyebab kardiomiopati. Kegagalan jantung terjadi karena peningkatan tekanan diastol dari volume darah yang berlebih dan kegagalan ventrikel kiri untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Edema paru interstitial menyebabkan hipoksemia persisten. Cairan yang berlebihan dari dilatasi ventrikel kiri menyebabkan pertukaran gas di kapiler alveolus terganggu sehingga dibutuhkan intubasi dan ventilasi mekanik. Pemberian inotropik dan loop diuretik memperbaiki preload dan kontraktilitas jantung. Penatalaksanaan kardiomiopati peripartum yang tepat akan memberikan prognosis yang baik.