Nasywa Florean Dzakiyyah
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Emboli Paru pada COVID-19 Arie Zainul Fatoni; Nasywa Florean Dzakiyyah; Christian Ambrosius Soeiono
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 39 No 3 (2021): Oktober
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1317.659 KB) | DOI: 10.55497/majanestcricar.v39i3.212

Abstract

COVID-19 adalah sebuah penyakit menular yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV- 2) dan telah dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO. Spektrum klinis penyakit ini begitu luas, mulai dari asimtomatik hingga Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Pada penyakit COVID-19, terdapat keadaan gangguan hiperkoagulabulitas dan hiperinflamasi/ cytokine storm, yang dapat menimbulkan komplikasi berupa emboli paru (EP). Gejala yang muncul biasanya berupa sesak, batuk, dan nyeri pleuritic; dengan tanda berupa takipneu, takikardi, dan sianosis pada keadaan yang parah. Penegakkan diagnosis emboli paru dilakukan berdasarkan temuan klinis dan pemeriksaan penunjang. Sampai sekarang belum ada bukti yang cukup terkait penggunaan marker tertentu sebagai acuan diagnosis klinis dari EP. Berbagai ssistem skoring pun dibuat sebagai panduan untuk diagnosis dan juga sebagai upaya dalam melakukan stratifikasi risiko. Manajemen emboli paru pada COVID-19 dibagi menjadi dua, yaitu terapi profilaksis dan terapeutik, baik secara farmakologis maupun non farmakologis. Prognosis EP COVID-19 lebih baik apabila dilakukan diagnosis dini dan tatalaksana dini berhasil dilakukan.