Katharina Kojaing
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MUSIK SAKO SENG DAN AKULTURASI: FENOMENA KEBUDAYAAN DITINJAU DARI SEGI DAMPAKNYA PADA MASYARAKAT WATUBLAPI FLORES NTT Katharina Kojaing
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 19, No 1 (2017): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1895.585 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v19i1.127

Abstract

Sako Seng adalah kegiatan mencangkul ladang pertanian secara gotong-royong dengan sistim Gilis (bergilir), yang dilakukan dengan cara mengangkat cangkul dan memaculkan ke tanah secara serentak dalam satu irama, diirngi musik tradisional Korak (Tempurung Kelapa) dan Reng (Giring-giring). Instrumen musik tersebut berfungsi sebagai pengiring sekaligus memotivasi semangat dalam aktivitas mencangkul. Budaya Sako Seng terdapat di kampung Watublapi Kabupaten Sikka pulau Flores Propinsi NTT, dan merupakan rutinitas tahunan yang berlangsung dari bulan Juli hingga akhir November (musim kemarau hingga musim hujan), yang melibatkan para orang tua dan muda-mudi kampung. Untuk mengetahui dampak munculnya akulturasi terhadap atraksi musik Sako Seng dan perkembangannya hingga saat ini, maka penelitian ini dikaji dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif-antropologi dan etnomusikologi dengan mengacu pada teori Perubahan Budaya, dengan metode etnografi.
MAKNA PSIKOLOGIS MUSIK GONG WANING DALAM RITUAL ADAT KEMATIAN MASYARKAT HEWOKLOANG KABUPATEN SIKKA Katharina Kojaing; Melkior Kian; Agustinus R.A. Elu
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 23, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v23i1.5083

Abstract

Gong Waning is a traditional musical instrument (gong and drum) originating from Sikka Regency, East Nusa Tenggara. This instrument functions as a dance accompaniment in various rituals, both customary (sacred) and entertainment (profane). The aim of this study was to gain knowledge about the meaning of Gong Waning's psychological music in the funeral rituals of the Hewokloang people. The theory used in this research is the theory of music psychology. In addition to the psychological theory of music, researchers also combine it with a supporting theory, namely the concept of music mythology. In his study using descriptive qualitative research using ethnographic methods where the author lives and directly experiences the ritual events of the death feast. Data collection techniques were carried out by (1) literature study, (2) observation, (3) interviews, and (4) documentation. Meanwhile, in analyzing the data, it is used in several stages, namely (1) data reduction, (2) data presentation, (3) data analysis, and (4) drawing conclusions. Furthermore, data calibration was carried out using triangulation techniques. The results showed that the presence of Gong Waning's psychological music in the death rituals of the Hewokloang community in Sikka district had a meaning of joy. Expressions of joy were expressed by the people, both the mourners and the drummers, through the strains of Gong and Waning (drum) music which presented various types of rhythmic patterns and were played by fast rhythms.