Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEPSI DAN TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH Irma Audiah Fachrista; Mamik Sarwendah
Agriekonomika Vol 3, No 1: April 2014
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v3i1.435

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi, tingkat adopsi dan kecenderungan adopsi PTT padi sawah di tingkat petani. Penelitian dilaksanakan pada Agustus 2010 sampai Januari 2011 di Desa Labu, Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan panduan pertanyaan terstruktur (kuesioner). Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani memiliki persepsi positif terhadap inovasi teknologi PTT padi sawah. Petani menganggap bahwa PTT padi sawah menguntungkan, tidak rumit, mudah dicoba, mudah dilihat hasilnya, tidak bertentangkan dengan nilai-nilai tradisi setempat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tingkat adopsi inovasi teknologi PTT padi sawah mencapai 48%. Adapun komponen  PTT padi sawah yang telah diadopsi oleh petani; antara lain benih bermutu, pemberian pupuk organik, panen tepat waktu, tanam benih muda, tanam 1-3 bibit per lubang. Kecenderung adopsi menunjukkan bahwa beberapa komponen akan diadopsi pada musim tanam mendatang.  ABSTRACTThe purposes of this study are to determine the perceptions of rice farmers, adoption level and adoption tendency towards integrated crops management (ICM). This research was conducted at Labu, Bangka Regency on August 2010 until January 2011. Data was collected by questionnaires. Data were analyzed descriptively. The results showed that farmers have positive perceptions towards ICM. Farmers believe that ICM is profitable, easily tested, and easy to see the suitable with their needs, low complexity. The adoption level of ICM is 48%. Some components of ICM have been adopted by farmers, such as quality seeds, organic fertilizer, harvest time, planting young seedlings, planting 1- 3 seeds per hole. Adoption tendency indicate that there are posibility an increasing of adoption of  ICM in upcoming planting season.
Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Harga Perdagangan Besar Tanaman Pangan Utama Di Beberapa Propinsi Indonesia Nuhfil Hanani; Irma Audiah Fachrista
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 10, No 3 (2010)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.955 KB)

Abstract

Padi, jagung dan kedelai merupakan tiga komoditas pangan utama yang berfungsi sebagai bahan pangan dan sebagai bahan baku Industri. Penerapan sistem nilai tukar rupiah mengambang bebas, menyebabkan nilai rupiah berdasarkan permintaan dan penawaran terhadap USD. Perubahan nilai tukar akan mempengaruhi harga domestik. Hal ini terkait dengan input pertanian seperti pupuk anorganik, pestisida kimiawi dan saprodi yang bahan bakunya masih tergantung dari impor. Berfluktuasinya nilai tukar ini menyebabkan berfluktuasinya harga produk pertanian termasuk harga di tingkat perdagangan besar (wholesale price) atau yang biasa disebut dengan harga perdagangan besar (HPB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah nilai tukar berpengaruh terhadap HPB padi, jagung dan kedelai di beberapa propinsi di Indonesia Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang “Analisis Pengaruh Nilai Tukar terhadap HPB Tanaman Pangan Utama di Beberapa Propinsi Indonesia” maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1). Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap harga perdagangan besar padi di Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Jogjakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selata tetapi tidak berpengaruh terhadap harga perdagangan besar padi di Jawa Barat dan Jawa Timur. (2). Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap harga perdagangan besar jagung di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan tetapi tidak berpengaruh terhadap harga perdagangan besar jagung di Sulawesi Tenggara. (3). Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap harga perdagangan besar kedelai di Nangroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan tetapi tidak berpengaruh terhadap harga perdagangan besar kedelai di Sumatera Utara dan di Jawa Timur.   Kata Kunci: nilai tukar, pedagang besar, tanaman pangan utama