Uap air adalah elemen utama proses termodinamika atmosfer dan mempunyai peranan yang penting dalam proses kondensasi dan pembentukkan awan, yang akhirnya dapat mempengaruhi keseimbangan energi radiasi. Pengamatan uap air sangat penting untuk memantau cuaca dan perubahan iklim dalam skala global/regional. Namun, variasi konsentrasi uap air cukup tinggi sehingga sulit untuk diamati secara akurat dengan menggunakan teknik pengamatan meteorologi konvensional (radiosonde), yang terbatas dalam ruang dan waktu. Saat ini, Global Positioning System (GPS) dapat digunakan untuk pengamatan uap air secara akurat. Penelitian ini, menggunakan data 14 stasiun kontinu GPS Bakosurtanal untuk mengamati karakteristik temporal uap air di atas wilayah Jawa Barat. Delay pengamatan GPS dari setiap stasiun diestimasi dengan interval 1 (satu) jam dalam periode 2008 - 2010. Dengan menggunakan data pengamatan meteorologi di permukaan, delay GPS dikonversi menjadi parameter kandungan uap air (Precipitable Water Vapor/PWV). Konversi dari delay GPS menjadi PWV sangat bergantung dari nilai yang merupakan fungsi dari Tm. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nilai Tm dari radiosonde dan NCEP tidak berpengaruh terhadap nilai , hal ini ditunjukkan dengan nilai rerata bias dari PWV radiosonde dan NCEP terhadap PWV GPS < 1 mm dengan koefisien korelasi > 95%.Kata Kunci: GPS, Kandungan Uap Air, Konstanta Tm ABSTRACTWater vapour is a principal element in thermodynamics of atmosphere and plays an important role in clouds condensation, which eventually can affect the radiation energy balance. Water vapor observation is essential for monitoring global/regional scale of weather and climate changes. However, high variation of water vapor concentrations make it difficult to observe accurately using the conventional meteorological observation technique (radiosonde), which is limited in both space and time. Nowadays, accurate observation of water vapor can be accomplished by using Global Positioning System (GPS). This research, used 14 continuous GPS stations from Bakosurtanal to observe temporal characteristic of water vapor concentrations over West Java region. In this research, site-specific zenith tropospheric delays were hourly estimated during three years of GPS measurement period (2008-2010). By using the surface meteorological measurements, those delays were then converted into Precipitable Water Vapour (PWV) parameters. The results show that the value of P did not affected by the variation of Tmas indicated by the mean of the bias of the PWV radiosonde and NCEP to PWV GPS which was less than 1 mm with coefficient of correlation greater than 95%.Keywords: GPS, Precipitable Water Vapor, Tm constant