Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Determination of ZNHD based on GPS Data, Radiosonde, and Numerical Weather Model Susilo, Susilo; D. Wijaya, Dudy; Kuntjoro, Wedyanto; Efendi, Joni
Indonesian Journal of Geospatial Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2728.084 KB)

Abstract

Abstract. Water vapor is a principal element in the thermodynamics of the atmosphere and plays an important role in clouds condensation, which eventually can affect the radiative energy balance. Water vapor cobservation is essential for monitoring global/regional scale of weather and climate changes. However, high variation of water vapor concentrations makes it difficult to observe accurately using the conventional meteorogical observation technique (radiosonde), which is limited in both space and time. Nowadays, accurate observation of water vapor can be accomplished by the Global Positioning System (GPS). In this research, we use 14 continuous GPS stations from Bakosurtanal to observe temporal characteristic of water vapor concentration over West Java region.Keywords: GPS, NCEP, radiosonde, topographic, ZNHD
STUDI KONSTANTA TM (MEAN WEIGHT TEMPERATURE) UNTUK PENENTUAN KANDUNGAN UAP AIR DARI DATA GPS DI INDONESIA Susilo, Susilo; Koentjoro, Wedyanto; Efendi, Joni
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 14, No 2 (2012)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.928 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2012.14-2.142

Abstract

Uap air adalah elemen utama proses termodinamika atmosfer dan mempunyai peranan yang penting dalam proses kondensasi dan pembentukkan awan, yang akhirnya dapat mempengaruhi keseimbangan energi radiasi. Pengamatan uap air sangat penting untuk memantau cuaca dan perubahan iklim dalam skala global/regional. Namun, variasi konsentrasi uap air cukup tinggi sehingga sulit untuk diamati secara akurat dengan menggunakan teknik pengamatan meteorologi konvensional (radiosonde), yang terbatas dalam ruang dan waktu. Saat ini, Global Positioning System (GPS) dapat digunakan untuk pengamatan uap air secara akurat. Penelitian ini, menggunakan data 14 stasiun kontinu GPS Bakosurtanal untuk mengamati karakteristik temporal uap air di atas wilayah Jawa Barat. Delay pengamatan GPS dari setiap stasiun diestimasi dengan interval 1 (satu) jam dalam periode 2008 - 2010. Dengan menggunakan data pengamatan meteorologi di permukaan, delay GPS dikonversi menjadi parameter kandungan uap air (Precipitable Water Vapor/PWV). Konversi dari delay GPS menjadi PWV sangat bergantung dari nilai yang merupakan fungsi dari Tm. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nilai Tm dari radiosonde dan NCEP tidak berpengaruh terhadap nilai , hal ini ditunjukkan dengan nilai rerata bias dari PWV radiosonde dan NCEP terhadap PWV GPS < 1 mm dengan koefisien korelasi > 95%.Kata Kunci: GPS, Kandungan Uap Air, Konstanta Tm ABSTRACTWater vapour is a principal element in thermodynamics of atmosphere and plays an important role in clouds condensation, which eventually can affect the radiation energy balance. Water vapor observation is essential for monitoring global/regional scale of weather and climate changes. However, high variation of water vapor concentrations make it difficult to observe accurately using the conventional meteorological observation technique (radiosonde), which is limited in both space and time. Nowadays, accurate observation of water vapor can be accomplished by using Global Positioning System (GPS). This research, used 14 continuous GPS stations from Bakosurtanal to observe temporal characteristic of water vapor concentrations over West Java region. In this research, site-specific zenith tropospheric delays were hourly estimated during three years of GPS measurement period (2008-2010). By using the surface meteorological measurements, those delays were then converted into Precipitable Water Vapour (PWV) parameters. The results show that the value of P did not affected by the variation of Tmas indicated by the mean of the bias of the PWV radiosonde and NCEP to PWV GPS which was less than 1 mm with coefficient of correlation greater than 95%.Keywords: GPS, Precipitable Water Vapor, Tm constant
Analisis Pergeseran Koseismik Gempa Sianok Tahun 2007 Berdasarkan Data Pengamatan GPS Tahun 1993-2007 dan Efek terhadap SRGI 2013 Efendi, Joni; Prijatna, Kosasih; Meilano, Irwan
REKA GEOMATIKA Vol 2018, No 1
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1455.25 KB) | DOI: 10.26760/jrg.v2018i1.2662

Abstract

ABSTRAKTumbukan miring Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia membentuk zona subduksi di bagian barat Pulau Sumatra dan sejumlah segmen sesar di darat Pulau Sumatra. Zona subduksi dan segmen sesar yang terbentuk aktif bergerak sehingga sering menimbulkan gempa bumi di wilayah tersebut. Semenjak diberlakukannya Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 (SRGI 2013) sebagai referensi tunggal dalam aktivitas pemetaan di Indonesia, maka perubahan posisi kerangka referensi koordinat sebagai fungsi waktu akibat dinamika bumi perlu diperhitungkan. Dengan terjadinya dua gempabumi yang berurutan pada tanggal 6 Maret 2007 di wilayah Danau Singkarak Sumatra Barat, akan menimbulkan deformasi koseismik yang dapat mempengaruhi SRGI2013. Dalam penelitian ini dilakukan analisis untuk menentukan model koseismik gempabumi Sianok yang paling sesuai dan sejauh mana dampaknya pada SRGI 2013. Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai residual hasil validasi dengan koseismik pada 11 titik pengamatan GPS dapat disimpulkan bahwa model koseismik dari gempabumi Sianok adalah model koseismik menggunakan data parameter gempa dari Global CMT dengan residual misfit 47.5 mm. Secara umum, pola kosesimik gempabumi Sianok mendeskripsikan mekanisme gempabumi sesar geser. Nilai kosesimik terbesar terjadi pada titik KACA dan K108, yaitu 135,43 mm dan 84,74 mm. Besarnya koseismik gempabumi Sianok tidak berpengaruh terhadap peta dengan skala 1: 1000, akan tetapi akan mempengaruhi nilai koordinat Jaring Kontrol Geodesi (JKG) yang berada di sekitar daerah gempa, sehingga perlu adanya pemutakhiran koordinat dari JKG.Kata kunci: Gempabumi Sianok, GPS, Deformasi Koseismik, SRGI2013. ABSTRACTThe oblique movement of Eurasian Plate towards Indo-Australian Plate create subduction zone in the western part of Sumatra Island and some faults on the mainland of Sumatra. These subduction zone and faults actively produce some earthquakes. Since we used the Geospatial Reference System of Indonesia 2013 (SRGI 2013) as one reference on mapping activities in Indonesia, coordinate changes as a function of time caused by earthquake cycle need to be calculated. There are two earthquakes that had been occurred on March 6, 2007 in Singkarak Lake area which affected the SRGI 2013. We analyzed the data to estimate the coseismic model of Sianok earthquake and the impact to the SRGI 2013. The residual from the coseismic model by including 11 GPS displacements shows that the coseismic model of Sianok earthquake is a model that used earthquake parameters from Global CMT with the misfit of 47.5 mm. Overall, this coseismic pattern shows the shear mechanism. The largest displacements are on KACA and K108 sites, that are 135.43 mm and 84.74 mm respectively. The coseimic of Sianok earthquake does not affect a map with scale of 1:1000, but affect the Geodetic Control Network in this area. From this analysis, we conclude that we need to update our Geodetic Control Network.Keywords: Sianok Earthquake, GPS, Coseismic Deformation, SRGI2013.
Pengaruh Financial Stability, Nature Of Industry, Dan Rationalization Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Hutagalung, Vita Tiurma Rouli; Wanialisa, Mery; Indriaty, Lely; Efendi, Joni
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 7 No. 3 (2024): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 7 No 3 November 2024
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v7i3.4262

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan dalam melakukan kajian apakah Financial Stability, Natureof Industry, dan Rationalization mempunyai pengaruh terhadap Kecurangan LaporanKeuangan pada perusahaan sektor energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)tahun 2019-2023. Jenis penelitian kuantitatif diterapkan oleh peneliti dengan memakaipurposive sampling sebagai metodenya. Sampel perusahaan yang didapatkan berdasarkankriteria adalah 13 perusahaan dan total 65 data observasi. Analisis dilakukan dengan regresidata panel yang dikaji dengan program perangkat lunak E-Views 12. Penelitian inimemberikan hasil bahwa Financial Stability tidak memiliki pengaruh terhadap KecuranganLaporan Keuangan, Nature of Industry memberikan pengaruh negatif signifikan terhadapKecurangan Laporan Keuangan, dan Rationalization memberikan pengaruh negatifsignifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. Secara bersama-sama FinancialStability, Nature of Industry, dan Rationalization berpengaruh signifikan terhadapKecurangan Laporan Keuangan.Kata Kunci :,,,
STUDI ANALISIS VARIASI TEMPORAL KANDUNGAN UAP AIR MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS Bamahry, Fikri; Khomsin , Khomsin; Susilo , Susilo; Efendi, Joni
GEOID Vol. 9 No. 1 (2013)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengamatan kandungan uap air yang teliti di atmosfer masih menjadi pekerjaan yang belum terselesaikan oleh para peneliti atmosfer. Dikarenakan pergerakan kandungan uap air yang cepat baik temporal maupun spasialnya di atmosfer, pengamatan kandungan uap air yang akurat sangat sulit dilakukan. Global Positioning System atau yang lebih dikenal dengan sebutan GPS telah menawarkan metode baru untuk kandungan uap air yang ada di atmosfer secara akurat. Dengan memanfaatan hitungan estimasi perlambatan dan pembelokan sinyal GPS di lapisan troposfer serta dilengkapi dengan data pengukuran meteorologi permukaan, kita dapat mengetahui berapa kandungan uap air yang ada di atmosfer dengan akurat. Pada penelitian ini digunakan 8 (delapan) stasiun GPS CORS Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk mengestimasi kandungan uap air di sekitar wilayah lokasi penelitian, diantara lain: Tuban, Lamongan, Mojokerto, Surabaya, Nganjuk, Malang, Pasuruan, dan Sampang. Zenith Tropospheric Delay (ZTD) yang diestimasi dari pengamatan GPS ini diekstraksi menjadi kandungan uap air menggunkan data meteorologi permukaan. Data kandungan uap air yang didapatkan dari pengamatan GPS di Surabaya memiliki korelasi yang baik dengan hasil pengamatan meteorologi konvensial, yaitu balon radiosonde. Dengan nilai bias 0,761 mm dan korelasi 98,3%, perbandingan data tersebut dapat dikatakan baik. Dari hasil plotting grafik variasi temporal, didapatkan informasi bahwa rerata kandungan uap air bulanan pada musim kemarau (Mei – Oktober 2012) berada antara 20 – 45 mm, sedangkan pada musim hujan (November-April 2012) berada antara 45 – 65 mm. Baik dari grafik variasi temporal kandungan uap air dan hasil penggambaran variasi spasial didapatkan informasi bahwa bulan terkering pada tahun 2012 adalah bulan Agustus, dan bulan terbasah pada tahun 2012 adalah bulan Januari. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh siklus Monsoon Asia-Australia yang mempengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia.