Sri Yudawati Cahyarini
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pertambahan penduduk, variasi interannual suhu permukaan laut dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan linier karang Porites di Kepulauan Seribu Sri Yudawati Cahyarini
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 2, No 1 (2011)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.459 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v2i1.15

Abstract

SARIKerusakan lingkungan laut di pesisir Jakarta semakin parah. Data historis perubahan lingkungan laut dalam waktu yang panjang diperlukan untuk memahami intensitas dan sumber kerusakan. Pertumbuhan tahunan karang Porites terbukti akurat sebagai arsip perubahan lingkungan, mampu menyediakan data perubahan lingkungan dalam skala waktu yang panjang. Dengan penelitian karang yang dilakukan di perairan wilayah Kepulauan Seribu, yaitu Pulau Jukung, Pulau Air, dan Pulau Bidadari, faktor perubahan lingkungan di perairan tersebut dapat didokumentasikan dari waktu ke waktu dan penyebab kerusakan lingkungan di wilayah itu dapat lebih dipahami. Pertumbuhan linier karang dari wilayah dekat daratan ke laut lepas dikorelasikan dengan perubahan suhu permukaan laut (SPL) dan pertambahan penduduk DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan linier karang di lokasi penelitian, yaitu di Pulau Jukung, Pulau Air, dan Pulau Bidadari berkorelasi dengan kenaikan jumlah penduduk DKI dalam kurun waktu 1971-2005. Variasi SPL dalam skala interannual memiliki korelasi yang tinggi dengan pertumbuhan linier karang Pulau Jukung yang terletak di lepas pantai, dibandingkan dengan karang Pulau Air dan Pulau Bidadari yang terletak lebih dekat dengan daratan (inshore).Kata kunci: karang, pertumbuhan linier, suhu permukaan laut, pertambahan pendudukABSTRACTThe damage of the marine environment around the coastal region of Jakarta is getting worse. Historical data of marine environmental change within a long period of time is required to understand the intensity and the source of the damage. Annual growth of Porites coral proved accurately as an archive of environmental change which is able to provide data to environmental changes within a long period of time. With corals research conducted in Thousand Islands (Kepulauan Seribu) region namely: Pulau Jukung, Pulau Air, and Pulau Bidadari, the factor of environmental change in this region can be documented from time to time, moreover the cause of the damage of the environment can better be understood. Linear growth of corals in offshore region towards the inshore (high seas) region was correlated with the changes of the surface temperature (SST) and the increase of the population of DKI Jakarta. To study the influence  of anthropogenic factor the data of the linear growth of the corals was correlated to the population of DKI Jakarta. The results showed a linear growth of corals in the study areas (in Jukung Island, Air Island and Bidadari Island) correlated with the increase in total population of Jakarta within the period of 1971-2005. The variation of SST in interannual scale has a tight correlation with the linear growth of the corals of the Jukung Island which is located in offshore area compared with the Bidadari and Air Islands corals those are located closer to inshore (near the coast).Keywords: coral, linier extension, sea surface temperature, population growth
VARIASI SUHU MUKA LAUT REGIONAL BERDASARKAN KANDUNGAN 18O KORAL DARI WILAYAH INDONESIA Sri Yudawati Cahyarini
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 16, No 1 (2006)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.408 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2006.v16.176

Abstract

Pada studi ini dilakukan analisi statistik kandungan 18O dalam koral dari contoh koral di wilayah Indonesia (yaitu Bunaken, Bali dan Sumba). Data pengukuran 18O diperoleh dari Charles et al. (2003) dan Cahyarini et al. (2003). Pada hasil penelitian terdahulu disebutkan rendahnya korelasi bulanan antara 18O dalam koral dengan suhu lokal. Untuk itu dalam studi ini dilakukan analisis statistik korelasi spasial antara 18O -suhu untuk skala regional dalam resolusi tahunan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa korelasi tinggi antara 18O dan suhu dijumpai dibeberapa wilayah Indonesia. 18O koral dari wilayah Bunaken mewakili variasi suhu muka laut di wilayah Indonesia timur (utara propinsi Papua), sedangkan 18O koral dari wilayah Bali menunjukkan korelasi tinggi dengan suhu muka laut di wilayah Indonesia tengah-timur (laut Banda dan sebagian laut Jawa).   
SUHU MUKA LAUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN LINIER KORAL KEPULAUAN SERIBU Ida Ayu Purnamasari; Sri Yudawati Cahyarini
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 20, No 2 (2010)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.936 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2010.v20.38

Abstract

ABSTRAK Koral menyimpan informasi perubahan lingkungan. Analisis pertumbuhan tahunan koral telah dipakai sebagai salah satu data untuk mengetahui perubahan lingkungan. Dalam studi ini dilakukan penghitungan pertumbuhan linier koral dari wilayah Kepulauan Seribu. Penghitungan pertumbuhan linier digunakan dengan menganalisis densitometry  yaitu luminance dengan software koral XDS. Hasilnya diperoleh data kecepatan pertumbuhan linier dalam urut-urutan waktu yang kemudian dibandingkan dengan data suhu permukaan laut. Hasil dari studi ini menunjukkan koral di wilayah lepas pantai (offshore) pertumbuhan linier tahunannya dipengaruhi oleh suhu lebih besar dibandingkan dengan koral di wilayah laut dekat dataran Jakarta (inshore).
Annual growth band analysis of Porites corals: case study Seribu Islands corals, Indonesia Sri Yudawati Cahyarini
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 18, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.857 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2008.v18.16

Abstract

ABSTRAK Pertumbuhan koral bergantung pada beberapa faktor lingkungan, diantaranya yaitu suhu muka laut, salinitas, sedimentasi dan cahaya. Pada tulisan ini dibahas mengenai analisa parameter pertumbuhan tahunan koral (yaitu kecepatan kalsifikasi, densitas dan pertumbuhan linear) dari koral-koral yang diambil di wilayah Kepulauan Seribu. Hasil analisa beberapa parameter dari beberapa lokasi pengambilan koral di Kepulauan Seribu (yaitu Bidadari, Air dan Jukung) tersebut kemudian dibandingkan untuk lebih mengetahui pengaruh perubahan lingkungan di wilayah daratan terhadap koral di perairan terumbu koral Kepulauan Seribu. Metode Coral XDS digunakan untuk analisa parameter pertumbuhan tahunan koral. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa koral dari Jukung (offshore) memperlihatkan kenaikan kecepatan kalsifikasi, sedangkan koral dari Air dan Bidadari menunjukkan penurunan kecepatan kalsifikasi selama periode 1985-2005. Walau begitu, penyebab penurunan atau kenaikan kecepatan kalsifikasi tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut, terutama diperlukan kalibrasi antara parameter pertumbuhan tahunan koral dengan kondisi lingkungan (suhu, salinitas, sedimentasi dll) dimana koral tersebut diambil. Hal tersebut memerlukan monitoring dalam waktu yang lama.
KARAKTERISTIK SEDIMEN PALUNG LAUT SULAWESI (CORE STA12) BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN MEGASKOPIS DAN SIFAT FISIKA DARI PENGUKURAN MULTI-SENSOR CORE LOGGER (MSCL) Marfasran Hendrizan; Rina Zuraida; Sri Yudawati Cahyarini
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 26, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1162.674 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2016.v26.273

Abstract

Karakteristik sedimen yang dikaji pada Core STA12 (120o06.555’ BT, 02o00.911’ LU, kedalaman air laut 4820 m) di palung Laut Sulawesi dianalisis menggunakan pengamatan megaskopis dan pengukuran sifat fisika seperti sifat kemagnetan, perubahan warna, cepat rambat gelombang, dan unsur kimia menggunakan Multi-Sensor Core Logger (MSCL). sedimen yang berwarna lebih gelap terletak pada kedalaman 70-100 cm dan 135-195 yang diselingi oleh sedimen berwarna lebih cerah diantara sedimen yang lebih gelap tersebut. Sedimen yang berwarna gelap ini memiliki sifat fisik nilai L* yang rendah, sifat kemagnetan yang cenderung tinggi, rasio normalisasi (K/Ca) yang rendah, dan kecepatan transmisi gelombang P yang tinggi. Keberadaan elemen terrestrial seperti Ti, Fe, K, dan Mn yang cenderung rendah pada sedimen yang berwarna lebih gelap. Namun sedimen yang lebih cerah memiliki karakter sedimen sebaliknya dengan nilai L* yang tinggi, sifat kemagnetan yang cenderung rendah, rasio normalisasi (K/Ca) yang tinggi, dan kecepatan transmisi gelombang yang rendah. Karakteristik sedimen pada core STA12 ini diduga terkait jumlah pasokan input terrestrial dari wilayah Kalimantan atau Filipina. Selain itu, intensitas airlindo yang melewati core STA12 juga kemungkinan mempengaruhi karakteristik sedimen di wilayah ini. Sediment characteristic was examined in Sulawesi Sea trench, core STA12 (120o06.555’ E, 02o00.911’ N, water depth 4820 m). This core was analyzed using megascopic observation and physical properties measurement i.e. magnetic susceptibility, color change, P-Wave velocity, and chemical elements using Multi-Sensor Core Logger (MSCL). The darker sediments located at the depth of 70-100 cm and 135-195 cm was alternated by the brighter sediment in between their darker sediments. The darker sediments posses the physical properties i.e. low L* value, high magnetic susceptibility, low normalized ratio of (K/Ca), and high P-wave velocity. The occurrence of terrestrial elements (Ti, Fe, K, and Mn) indicates low characteristic in the darker sediments. In contrast, the brighter sediments show the physical properties i.e. high L* value, low magnetic susceptibility, high normalized ratio of (K/Ca), and low P-wave velocity as well as higher characteristic of terrestrial elements. The sediment characteristic at core STA12 is supposed due to the amount of terrestrial input from Kalimantan and Philippine. Besides, the Indonesian throughflow (ITF) passed the location core STA12 may influence the sediment characteristic in this area.
AKURASI REKONSTRUKSI SUHU PERMUKAAN LAUT DAN 18O AIR LAUT (SALINITAS) UNTUK INTERPRETASI IKLIM MASA LAMPAU DARI KARANG MATI (FOSIL) Sri Yudawati Cahyarini
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 23, No 2 (2013)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.351 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2013.v23.72

Abstract

Abstrak Kandungan unsur geokimia dalam karang merupakan proksi yang menjanjikan untuk rekonstruksi iklim. Pasangan unsur Sr/Ca dan d18O digunakan untuk merekonstruksi kandungan d18O air laut yang selanjutnya dapat digunakan untuk merekonstruksi salinitas di masa lampau. Dalam studi ini akan dikaji mengenai akurasi rekonstruksi kedua parameter tersebut dari contoh karang modern, hasil dari studi ini akan dapat berguna nantinya untuk interpretasi iklim purba dari contoh karang mati (fosil). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rekonstruksi salinitas (d18O air laut) dapat dilakukan jika besaran variasi bulanannya lebih besar dari pada error analisis proksi geokimia karang. Dengan mengkalikan regresi slope dari d18O air laut-salinitas dengan faktor ~2, salinitas dari wilayah Tahiti dapat direkonstruksi berdasarkan pasangan kandungan proksi Sr/Ca dan d18O dari karang Tahiti.